Kapan hari saat lalu lintas ngopi saya terganggu oleh aktivitas harian pandemi yang tidak konsisten membuat saya menjadi orang yang sedikit ling-lung. Ling-lung yang benar-benar ling lung. Ternyata jawaban atas ke Ling Lungan saya adalah jadwal ngopi saya yang tidak bisa terlaksana sebagaimana biasanya.Â
Pertama tentang metafora yang menyelinap seenaknya. Kedua tentang domba yang tidak muncul sebelum jam tidur sudah tepat di depan mata. Pemuda seperti saya saja gampang bingung, apalagi Pak Dhe Jokowi.
Padahal saya hanyalah seorang pemuda biasa yang baru menjalani bangku perkuliahan baru genap satu tahun. Semester depan adalah semester ketiga di dunia perkampusan. Sebelum masuk pada artikel, saya akan memberikan sedikit intermezzo. Misalnya seberapa penting Jokowi untuk mereshuffle para kabinetnya.Â
Baca :Â Tina Toon Memang Jauh Lebih Menarik Dibahas
Karena menurut orang yang awam seperti saya hal ini tampak tidak masuk akal bahkan menjadi hal yang lucu seperti headline-headline yang muncul di beranda media komunikasi saya. Bagi saya Pak Dhe Jokowi adalah orang yang terlalu jujur. Sangat tidak tepat untuk melanjutkan jabatannya. Dalam kendali emosi beliau sudah gagal. Kewibawaan yang melekat pada Pak Dhe mulai luntur satu-persatu.
Perihal kompetensi beliau mungkin saja masih layak. Karena tidak sedikit orang-orang hebat yang berada disampingnya. Jika Pak Dhe melakukan reshuffle kiranya kandidat siapa saja yang akan mendampinginya. Bukankah hal ini adalah agenda politik semata?Â
Kalau dilihat dari sisi urgensi dan efek positif dalam jangka panjang, tindakan yang dilakukan oleh Pak Dhe malah terkesan membuang-buang waktu dan anggaran saja. Semisal reshuffle benar terjadi dalam waktu dekat. Sebagai masyarakat awam yang terbayang dalam pikiran saya untuk orang-orang yang akan menggantikan posisi para kabinet sebelumnya adalah orang-orang yang sedikit buta realitas atau benar-benar buta.Â
Karena situasi yang terjadi saat ini dalam sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak pernah terjadi. Kalaupun ada pada masa orde baru adalah krisis pangan, bukan krisis wabah dan ekonom.
Otonomi daerah antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat tidak memiliki energi yang dapat dikatakan bersinergi. Tapi jika pemerintah daerah dengan pemerintah pusat telah langgeng dan rabi sehingga memiliki sinergitas yang saya sebutkan sebelumnya mungkin saja kita dapat melalui situasi ini lebih cepat dan lebih baik. Karena warga negara suka dengan tantangan mungkin saja pemerintah memberikan tantangan tersebut.
Ngopi dulu.
Artikel lainnya : Skill Ultimate Jokowi, Reshuffle
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H