Isi lagi amunisi mu, siapkan pistol baru yang bersedia memuntahkan pelurumu
Pistolmu berkarat?
Pakai mulut saja kendati demikian tak akan kalah dengan pistol
Edan!
Barisan bolos sekolah merengek meminta ampun untuk tidak digulingkan kedoknya
Mulutmu tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya?
Kalau begitu jaga barisan belakang untuk berdoa
Barisan tengah maju kedepan!
Siapkan amunisi baru, hari ini kita lelah ditipu
Peluru sudah tumpul?
Pakai amunisi kobaran jiwa nasionalis, atau hal serupa
Jangan pakai dengki, tidak akan tembus ke jantungnya
Tidak ada disini yang berbicara selain saya?
Tumpul sudah, kisah cinta reotmu tak akan mampu membuat jiwa mereka ketar-ketir
Sekelompok serdadu yang tersisa mereka terus melawan, dulunya tempat dimana mereka berpijak adalah biasa dipanggil ibu. Sekarang sang ibu sedang tersandera oleh kepentingan suatu kelompok egois monopoli.
Compo tidak senang mendengar laporan dari mata-mata yang ia kirim malam tadi. Siasatnya bukan main, kecerdasan Compo bukan hanya bualan. Ia begitu cerdik, telah menyiapkan berbagai rencana untuk keadaan terburuk sekalipun.
Kini orang yang dikirim Compo telah beraksi dalam kerumunan "Pembangkang" tidak lagi menggunakan taktik kuno. Cara menyerang yang sangat efisien tidak boros anggaran yaitu hancurkan dari dalam, pecuti dengan  menghancurkan kepercayaan antar pejuang. Kata Compo itu halal, tidak ada yang haram selama berperang. Darimana dia belajar kata Halal-haram sedangkan ia tak pernah mengaji, sudahlah.
Hari masih tenang, akan selalu tenang. Paha Compo mengangkang lebar.
Peluru yang tadinya disiapkan untuk segera diluluh lantahkan tepat di jantung Compo tidak bisa terlaksana.
Peluru itu pecah sebelum keluar dari rongga mulut, setiap ujung timah yang tajam menancap diantara lidah dan langit-langit mulut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H