REMAJA DIERA DIGITAL
Remaja Indonesia adalah pengguna media sosial yang paling aktif. Remaja yang dimaksud adalah remaja berusia 9-19 tahun yang sebanyak 65,34 persen telah menggunakan media sosial, sedangkan usia 20-29 tahun mencapai 75,95 persen.
Strategi pembelajaranSaat Pandemi
Strategi pembelajaran adalah penyusunan pola kemungkinan variasi dalam arti dan macam urutan umum mengajar, maka secara prinsip akan berbada antara yang satu dengan yang lain,termasuk dampak COVID ini maka strategi pembalajaran ini secara pelaksanaan akan berbeda dengan strategi pembelajaran pada umumnya. Dengan demikian,strategi pembelajaran saat pandemi COVID adalah cara, langkah, pola yang digunakan dalam menerapkan pembelajaran pada saat pandemi agar tujuan dan aspek pemebalajaran tetap dapat tercapai dengan baik dan efektif. Dalam situasi pandemi ini menjadi tugas seorang pendidik untuk dapat menyiapkan formula strategi pembelajaran agar materi dapat tersampaikan dengan baik. Berdasarkan situasi pandemi COVID, maka pemerintah mengintrusikan untuk melaksanakan sistem pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran di rumah. Pemerintah berupaya mengutamakan keselamatan semua pihak dalam proses pendidikan dalam menanggulangi dan mencegahCOVID-19. Oeh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang dapat mengakomodir hal tersebut sehingga proses pembelajaran dapat tetap berjalan dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Guru mengajar dari rumah, peserta didik belajar di rumah, baik secara daring atau luring. Proses belajar mengajar harus beradaptasi dan dilakukan secara jarak jauh (distance learning) dengan mengandalkan teknologi dan jaringan internet dengan orientasi pembelajaran berdasarkan pada kebutuhan siswa. Disamping peran seorang guru, bantuan dan interaksi orang tua sangat dibutuhkan agar anak memiliki regulasi emosi bagi dirinya sendiri dan memberikan penguatan internal agar anak dapat belajar secara mandiri. Belajar di Rumah Pemerintah telah menghimbau rakyatnya untuk melakukan sosial distancing dengan menerapkan sistem school from home (sekolah dari rumah) hal ini diharapkan akan memutus rantai penyebaran COVID yang telah menjadi pandemi dunia. Tentunya hal tersebut akan membatasi ruang gerak manusia untuk bersosial dan beraktivitas di luar rumah. Dan pemerintah juga menghimbau para siswa untuk belajar di rumah dan sebagai gantiya orang tua pun yang mendidik dan mengajari materi yang disampaikan guru melalui HP/internet. Dengan begitu pengertian belajar dari rumah adalah belajar apa saja yang berada di rumah untuk pembelajarannya bersama orang tua sebagai pengganti guru kelas. Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan pendidikan serupa. Konsep ini dinamakan Siswa Belajar di Rumah (BDR) dari sebelumnya Siswa Belajar di Sekolah (BDS). Cara ini diharapkan turut dapat mencegah penyebaran COVID. Proses belajar mengajar siswa dilaksanakan tanpa proses berkumpul atau kerumunan. Hal ini juga dipercaya akan memperkecil peluang penyebaran COVID untuk menyerang anak-anak, yang masuk kategori rentan. Belajar di rumah bisa dilakukan dengan panduan orang tua. Walaupun di rumah anak didik harus diberikan edukasi yang positif dan produktif. Dengan adanya kemajuan digital yang sangat canggih, belajar di rumah bisa dilakukan dengan cara online tanpa bertatap muka dengan guru dan teman. Dan dengan adanya kondisi wabah COVID-19 kemajuan teknologi dapat memudahkan kehidupan secara efektif dan flexible. Untuk itu, dalam mengoptimalkan sistem belajar di rumah bisa berjalan dengan baik, diperlukan sarana dan prasarana pendukung yang baik pula seperti fasilitas internet dalam bentuk kuota belajar, fasilitas belajar seperti komputer atau HP, dan sebagainya. Hal tersebut dapat diperuntukan agar kegiatan belajar at the home dapat berjalan lebih efektif dan lebih efisien dalam pencegahan COVID-19 yang sangat berbahaya ini. Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan tatanan kehidupan dunia khususnya tatanan masyarakat di negara Indonesia. Salah satu perubahan yang sangat nyata adalah pelaksanaan pendidikan menjadi “Belajar dari Rumah” (Kemendikbud, 2020).Rumah umumnya dipandang sebagai tempat belajar informal. Pembelajaran informal tidak terstruktur dan peserta didik bertanggung jawab atas pembelajaran mereka. “Belajar dari Rumah” dimana anak berada di rumah mengikuti pembelajaran dengan guru dari tempat berbeda, dikenal sebagai pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran dalam Jaringan (Daring)/ Online Belajar dari rumah dalam masa pandemi ini dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan 2 pendekatan. Pertama, dalam jaringan/ online (daring) menggunakan media HP atau laptop melalui beberapa sosial media, web, dan aplikasi pembelajaran daring. Ghirardini mengatakan bahwa daring akan memberi metode pembelajaran yang efektif, seperti beberapa latihan umpan balik yang saling terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar secara mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan atas kebutuhan anak dan menggunakan simulasi atau permainan. Seluruh anak akan mendapatkan dampak kualitas yang sama. Dengan adanya situasi pandemi yang belum berakhir maka strategi pembelajaran daring menjadi bagian dari alternatif metode yang ditawarkan kepada siswa sebagai bagian dari penerapan strategi pembelajaran pada masa COVID-19. Proses pembelajaran secara daring ini diharapkan dapat menjadi solusi agar anak didik terhindar dari paparan virus COVID-19.Pembelajaran Luar Jaringan (Luring)/Offline Pembelajaran luar jaringan/offline (luring) menggunakan metode kunjungan kerumah atau home visit dan dengan media modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak, alat peraga dan media yang berada di sekitar lingkungan rumah. Dengan melakukan pembelajaran kunjungan ke rumah siswa dan tetap mengindahkan protokol kesehatan, maka pendidik tetap dapat menyampaikan materi pembelajaran. Demi mendukung kelancaran program akan kiranya perlu diterapkannya strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran saat pandemi COVID. Baik daring dan luring telah diterapkan oleh Dinas Pendidikan. Wabah COVID-19 membuat banyak kegiatan sekolah beralih ke rumah,hal ini membuat orang tua siswa harus siap mengawal proses pembelajaran anak dirumah. Program kunjungan ke rumah/Home Visit adalah program yang mengedepankan keterpaduan berbagai pelayanan kepada siswa dan masyarakat. Dalam pelaksanaan home visit, orang tua memberikan stimulasi dan bermacam aktifitas bermain untuk siswa, pendidikan,dan dukungan orang tua serta untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Pembelajaran dengan menggunakan sistem daring ataupun sistem online ini masih mengalami banyak problematika dalam penerapannya, karena anak tidak dapat belajar sendiri tanpa pendampingan dari orang dewasa yang paham cara mengoperasionalkan HP berbasis android. Ketersedian paket data juga menjadi hal yang perlu diperhitungkan dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi WA karena tanpa paket data maka pembelajaran yang menggunakan aplikasi WA ini tidak akan terlaksana. Letak geografis suatu daerah juga mempengaruhi kelancaran dari pembelajaran dengan menggunakan aplikasi WA karena apabila daerah siswa berada di daerah yang tidak terjangkau sinyal maka akan membuat komunikasi pembelajaran menjadi terputus-putus. Keberadaan sarana sangat penting untuk dimiliki dalam rangka melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi WhatsApp yang terdapat dalam HP android. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang belum mengenal dan memahami HP berbasis android. Strategi yang dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran adalah dengan menggunakan metode daring dan luring
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H