Mohon tunggu...
Arinta Setia Sari
Arinta Setia Sari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger dan Beauty Reviewer

Lifestyle blogger dan beauty reviewer. Pemenang Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) Kemenpar 2019 kategori blogger. Blognya di arintastory.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memapah Mimpi Mandiri Energi Kampung Tangsi Jaya

6 Februari 2024   23:42 Diperbarui: 6 Februari 2024   23:53 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Power House Rimba Lestari. Dokumentasi pribadi

Energi fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara memiliki sumbangsih yang sangat besar bagi kemajuan peradaban. Tak dapat dielakkan Indonesia belum lepas dari ketergantungan energi fosil. Listrik yang dihasilkan dari pembakaran energi fosil menghidupkan lampu-lampu di pedalaman. Berliter solar yang dibeli nelayan menghantarkannya pada jala yang meraup ikan-ikan. Di pedesaan... di perkotaan, energi fosil menggerakkan roda perekonomian. 

Tapi sayangnya energi fosil makin lama makin menipis akibat konsumsi yang kian masif. Namun demikian, kita harus melangkah dan tak menjadi pasif. Terus bergerak memikirkan gagasan yang solutif. 

Demi eksistensi generasi yang akan datang, manusia masa kini kudu proaktif mencari sumber-sumber energi alternatif yang berkelanjutan lagi ramah lingkungan. Pertanyaannya, mampukah kita memapah mimpi berswasembada energi?  

 ***

Awan pekat menggelantung di langit, pertanda sebentar lagi akan turun hujan. Rintiknya senyap-senyap terdengar, beradu dengan deru minibus. Embun mulai membias kaca. Minibus yang saya tumpangi berjalan bak roller coaster di jalanan berbatu berkerikil. Ah, aspalnya sudah aus dimakan usia. Tiga kali sang sopir berhenti, hanya untuk membuang batu yang tetiba mengganjal roda bus dan menghambat perjalanan. 

Melewati Tol Purbaleunyi, perjalanan menuju PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) Rimba Lestari ditempuh kurang lebih 3 jam. Saya tidaklah sendirian ke sana. Saya bersama tim JELAJAH ENERGI JAWA BARAT (23-26 Januari 2024) yang digawangi IESR (Institut for Essential Service Reform) dan Generasi Energi Bersih. 

Agenda utamanya yakni mengulik dan melakukan observasi sejauh mana potensi EBT (Energi Baru Terbarukan) yang ada di Jawa Barat dengan mengunjungi sejumlah site berbasis energi surya, air, geothermal, biogas, termasuk mikro hidro. 

Jelajah Energi Jawa Barat. Dok: Riyan
Jelajah Energi Jawa Barat. Dok: Riyan

Mengapa memilih Jawa Barat sebagai destinasi jelajah di awal tahun? Menurut Kepala Dinas ESDM Jabar Ai Saadiyah Dwidaningsih, Jawa Barat memiliki potensi energi terbarukan sebesar 192 GW di tahun 2023, tapi tidak banyak yang tahu. Di samping itu, bauran energi terbarukan di Jawa Barat tahun 2023 sudah mencapai 25,81%, melampaui target Rencana Umum Energi Daerah (RUED) sebesar 20% pada tahun 2025. Sebuah pencapaian! Utilisasi pembangkit EBT dan inovasi teknologi ramah lingkungan di Jawa Barat sejalan dengan langkah Indonesia dalam melakukan dekarbonisasi menuju target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060.   

Ai Saadiyah menambahkan bahwasanya masyarakat masih awam dengan istilah seperti "transisi energi" dan juga "konservasi energi." Padahal peralihan atau transisi dari energi fosil menuju energi bersih yang lebih ramah lingkungan adalah sebuah keniscayaan. Konservasi energi sendiri menekankan pada pemanfaatan, optimalisasi, dan efisiensi sumber-sumber penghasil energi dari hulu hingga hilir, tetapi tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan (sesuai Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi). 

Bahkan sebagai pengguna, kita bisa melakukan aksi kecil memupuk kesadaran konservasi (penghematan) energi, misalnya dengan memadamkan listrik jika tidak diperlukan, menggunakan transportasi umum, membeli peralatan elektronik dengan label hemat energi, mengaktifkan mode power saving pada gawai dan dark theme saat menjalankan aplikasi, dan masih banyak lagi. 

Degggh, kepala saya terantuk kaca minibus yang otomatis membuat saya terbangun dari tidur. Saya sudah tiba di lokasi, tepatnya di unit Koperasi Rimba Lestari untuk makan siang dan sharing session. Adapun jarak antara power house (rumah pembangkit) PLTMH Rimba Lestari dan koperasi adalah sejauh 600 meter dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 5-10 menit.   

Power House Rimba Lestari. Dokumentasi pribadi
Power House Rimba Lestari. Dokumentasi pribadi

Pembangkit EBT mikro hidro sangat cocok diaplikasikan di kawasan pedesaan dengan memanfaatkan aliran sungai yang deras dan beda ketinggian untuk menghasilkan energi listrik antara 10 KW hingga 100 KW. Komponen utamanya air, turbin, generator.   

Di Dalam Power House. Dokumentasi pribadi
Di Dalam Power House. Dokumentasi pribadi

PLTMH Rimba Lestari yang terletak di Kampung Tangsi Jaya, Desa Gunung Halu, Kecamatan Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat ini memanfaatkan aliran deras Sungai Ciputri untuk memperoleh energi listrik sebesar 18 KW yang menjangkau 80 rumah. Energi listrik dihasilkan melalui air yang mengalir di ketinggian 8 meter dengan debit 400 liter/detik.   

Toto Sutanto (bertopi).Dokumentasi pribadi
Toto Sutanto (bertopi).Dokumentasi pribadi

"Dulu sebelum adanya PLTMH, warga Kampung Tangsi Jaya memanfaatkan kincir angin selama kurang lebih 10 tahun untuk penerangan jalan. Kemudian tahun 2007 PLTMH masuk dan dapat bantuan dana dari dinas ESDM Jawa Barat," tutur Toto Sutanto selaku pengelola Koperasi Rimba Lestari kepada saya. "Setelah PLTMH masuk, warga bisa nonton tv di rumah juga menyalakan mejikom," tambahnya. 

Tiap rumah mendapat alokasi listrik dari PLTMH sebesar 450 watt dan kewajiban membayar iuran yang sangat terjangkau yakni Rp25.000 saja. Ini tentunya sangat ringan bagi warga kampung Tangsi Jaya yang rerata bekerja sebagai petani. Selain rumah, fasilitas umum seperti masjid dan sekolah tidak dikenakan biaya. Pun lansia dapat menikmati fasilitas listrik ini secara gratis.

Kabel PLTMH menjangkau rumah warga. Dokumentasi pribadi
Kabel PLTMH menjangkau rumah warga. Dokumentasi pribadi

"Rencananya tahun ini PLTMH akan menambah unit baru berkapasitas 30 KW karena daya 18 KW sudah over capacity," tandas Toto.   

Dinamakan Rimba Lestari, sebab PLTMH ini mengupayakan ketersediaan air secara berkelanjutan sekaligus menjaga kawasan hutan agar tetap lestari. Mengambil ranting-ranting yang jatuh untuk kayu bakar diijinkan, tapi warga area PLTMH Rimba Lestari dilarang menebang pohon sembarangan demi mencegah deforestasi dan kerusakan hutan.   

Swasembada Energi, Alam Tetap Lestari. Dokumentasi pribadi
Swasembada Energi, Alam Tetap Lestari. Dokumentasi pribadi

Selain pemanfaatan energi berkelanjutan, Koperasi Rimba Lestari memiliki unit pengolahan kopi robusta dan arabika dengan berbagai teknik pemrosesan (natural, wine, honey, blend, full wash). Tangsi Wangi dipilih sebagai merk kopi khas Kampung Tangsi Jaya. Selain kopi, ada juga olahan jahe merah, kunyit, gula semut. 

Kopi Tangsi Wangi. Dokumentasi pribadi
Kopi Tangsi Wangi. Dokumentasi pribadi

Jujur ini kali pertama saya mencoba kopi berbasis energi bersih. Perhatikan kemasan depan Tangsi Wangi ini, terdapat tulisan "Tangsi Wangi Gunung Halu berbasis Energi Terbarukan PLTMH." Additional value dan green branding menarik untuk usaha skala mikro! Sebab di Indonesia tidak banyak koperasi yang memiliki unit usaha berkelanjutan seperti ini. Menuju era berkesadaran lingkungan yang memiliki vibrasi positif, strategi marketing mengedepankan green branding sangat patut diapresiasi. 

Seduh Tangsi Wangi. Dokumentasi pribadi
Seduh Tangsi Wangi. Dokumentasi pribadi

Kopi arabika dengan honey process yang saya coba ini memiliki derajat keasaman sedikit lebih pekat dibandingkan kopi-kopi lain yang pernah saya minum. Aromanya itu lho, semerbak memikat. Ditambah krimer plus gula semut jadi lebih nikmat.   

Tempat pengolahan kopi ini untuk operasionalnya membutuhkan energi listrik sebesar 12 KW, makanya penambahan satu unit rumah pembangkit baru (PLTMH II) dengan kapasitas lebih besar sangat diperlukan. "Dulu sebelum ada tempat ini, biji kopi mentah yang dijual ke tengkulak harganya murah. Setelah ada koperasi biji kopi diproses dan harganya jadi lebih tinggi, ungkap Toto. 

Proses pengolahan dari biji, penanganan pasca panen, hingga menghasilkan bubuk kopi berkualitas yang siap dikirim ke berbagai daerah membutuhkan serangkaian proses. Dikerjakan dengan mesin-mesin yang membutuhkan energi listrik yang besar. Dengan adanya penambahan kapasitas energi listrik, tempat pengolahan kopi yang dikembangkan secara swadaya ini diharapkan mampu bekerja lebih optimal. 

Kopi berbasis EBT. Dokpri
Kopi berbasis EBT. Dokpri

Koperasi dan PLTMH Rimba Lestari di Kampung Tangsi Jaya menjadi sebuah cerita nyata bagaimana kemandirian energi dan gerak ekonomi hijau justru berangkat dari pelosok pedesaan. Pengelola koperasi dan warga juga bahu-membahu belajar pemanfaatan energi berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.   

Bercermin dari warga Kampung Tangsi Jaya, saya pun mendukung agar lingkungan tetap sustainable. Tiga green action yang sudah saya terapkan, 

1.  Membeli produk lokal yang menerapkan praktik-praktik berkelanjutan. Kopi Tangsi Wangi dan aneka produk olahan hasil tani Koperasi Rimba Lestari misalnya. Apalagi usaha ini masih skala mikro, membeli berarti menyokong roda ekonomi Kampung Tangsi Jaya agar terus berputar. 

2. Sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dan mendorong langkah dekarbonisasi, pada tahun 2023 dan 2024 saya berperan aktif dalam kegiatan tanam mangrove di hutan mangrove Jakarta (bersama komunitas blogger lingkungan) dan juga Cirebon (bersama IESR dan Generasi Energi Bersih). Berkat tanam mangrove di Cirebon dan aksi melestarikan lingkungan, saya mendapatkan sertifikat offset karbon dari IESR dan Generasi Energi Bersih karena membantu mengurangi emisi sebesar 270 Kg C02eq. 

Aksi Tanam Mangrove. Dokpri
Aksi Tanam Mangrove. Dokpri

Saya sangat mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya konservasi lingkungan. Elnusa Petrofin misalnya. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang logistik, distribusi sektor energi, energy storage management, dan lainnya; Elnusa Petrofin turut berkontribusi pada upaya mengurangi jejak emisi karbon dan mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Green action yang dilakukan Elnusa Petrofin yaitu dengan melakukan sulam mangrove dan aksi tanam pohon sepanjang 2022 hingga 2023. Hal ini sejalan dengan "Pilar Petrofin Resik" yakni menjaga kelestarian lingkungan.

Tanam Mangrove Elnusa Petrofin. Dok: Elnusa Petrofin
Tanam Mangrove Elnusa Petrofin. Dok: Elnusa Petrofin

3. Menggunakan dan mempromosikan produk kecantikan yang mendukung sustainability dan free animal cruelty. Belum banyak brand kecantikan lokal yang menampilkan informasi keberlanjutan pada kemasan box (misal jenis material dan persentase recyclability/daur ulang). Saya baru nemu satu. 

Sustainable Facts. Dokpri
Sustainable Facts. Dokpri

Alih-alih memakai plastic wrap yang sifatnya tidak dapat diperbarui, brand lokal satu ini malah menggunakan honeycomb paper wrap untuk menjaga barang tetap aman selama pengiriman. 

Penggunaan Honeycom Paper Wrap. Dokpri
Penggunaan Honeycom Paper Wrap. Dokpri

Azan terdengar sayup-sayup. Dari kejauhan saya menyaksikan bagaimana masjid kokoh bercat kuning itu memanggil orang untuk segera salat. Penerangan masjid itu tersambung dengan kabel yang mengalir ke PLTMH. Fasilitas listrik ini tak dipungut biaya. Tak hanya tempat ibadah, SDN Tangsi Jaya pun kecipratan berkahnya. Sekolah yang berada di tepi hutan dengan nuansa asri ini mendapat fasilitas listrik gratis berkat pemanfaatan energi berkelanjutan. 

Masjid Tangsi Jaya. Dokpri
Masjid Tangsi Jaya. Dokpri

Saya berdesak kagum dengan kesadaran kolektif warga Kampung Tangsi Jaya. Mengupayakan swasembada energi, membuka keran ekonomi, sekaligus melestarikan lingkungan bukan lagi sekadar imaji. 

Secuil kisah Kampung Tangsi Jaya memapah mimpi menghadirkan listrik untuk negeri wajib kita wartakan kepada dunia. Agar gaungnya semakin bergema. Menjalar, merekahkan harapan-harapan untuk kebaikan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun