Mohon tunggu...
Rin arini
Rin arini Mohon Tunggu... -

menulis lah agar dikenal dunia, membacalah agar mengenal dunia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Generasi Milenial vs Generasi Micin

10 Desember 2017   08:08 Diperbarui: 10 Desember 2017   08:11 1872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata milenial memang sudah begitu akrab kita dengar di masa sekarang, sebelumnya generasi milenial ini memang sudah di teliti oleh berbagai peneliti terdahulu milenial juga dikenal sebagai Generasi Y adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran. Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua.

Karakaterisitik yang mencerminkan gen ini adalah gen yang senang berkomunikasi, menggunakan media, dan juga menggunakan teknolgi digital. Namun generasi ini tergantung proporsi wilayahnya sendiri termasuk indonesia yang generasi ini kian menyeluruh disebabkan kemunculan era globalisasi. Sekarang memang sudah begitu gampang melakukan segalah hal termasuk anak muda yang begitu malas dengan keadaan yang memudahkannya sehingga segalanya hanya mengandalkan kecepatan express.

Kapabilitas teknologi yang mengalahkan argumentasi hati nurani membuat kita semakin terus berbudaya dengan hal yang moderen. Perekonomian yang dahulu tercipta model penjualan manual sekarang dikalahkan oleh sistem jual beli online, baiknya yang menguntungkan menjadi sebuah acuan positif bagi generasi milenial ini. Inovasi yang semakin hari semkain tergambarkan bagi generasi milenial bahkan untuk makanan sudah serba instan tapi bahaya yang terkandung dalam makanan instan sangat tinggi jika di dalamnya terdapat bumbu-bumbu yang tidak baik bagi kesehatan.

Belakangan ini milenial dan micin terus menjadi perbincangan, tampaknya memang saling berkaitan. Generasi milenial ini juga kerap memakan makanan yang mengandung MSG atau micin maka dari itu banyak generasi milenial ini menyebutkan bahwa "anak jaman muda sekarang kebanyakan micin" dahulu pun tidak ada bumbu penyebab yang begitu kuat, banyak bumbu tradisional yang sehat dan baik untuk di konsumsi. Walaupun sudah di katakan micin tidak baik untuk di konsumsi, tapi ya apa boleh buat ini zamannya serba instan olahannya penuh micin. Hanya beberapa tempat saja yang tidak menggunakan penyedap rasa dan itu sudah jarang di temukan.

Ternyata salah satu yang membuat generasi ini malas bahkan sering mengantuk, karna banyak sekali menggunakan penyedap rasa (MSG) ini sangat berbahaya bagi kecerdasan anak maupun orang dewasa. Karna konsep harga micin yang begitu murah sehingga masyarakat lebih senang menggunakan proses yang mudah dengan yang murah. Akhirnya semuanya tertipu dengan konsep murah namun tidak menjamin kesalamatan.

Micin layaknya bahan baku yang tidak bisa di lepas dalam perdangan makanan masa kini, sejanta ampun yang memantapkan rasa lidah para penikmat makanan. Inovasi micin ini memang menjadi sebuah hal yang produktif namun sayangnya micin mengganggu keselamatan generasi milenial ini. Sebagai pemuda pemaju bangsa kita turut hadir untuk mencipatakan bumbu yang lebih baik lagi sehat untuk di perjual belikan.

Ada baiknya kita terus mencicipi bumbu-bumbu tradisional yang nyata nya adalag resep terlezat pada masanya yang baik untuk di konsumsi, zaman ini memang zamannya manipulasi terutama terhdap makanan dan media sosial. Semoga generasi milenial ini menjadi acuan inovasi untuk bangsa yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun