Masalah yang dimiliki anak itu tidak sama dengan masalah yang dimiliki oleh orang dewasa, Kemampuan pemecahan masalah pada anak usia dini merupakan salah satu kemampuan yang harus dikembangkan sejak dini karena kemampuan ini berkaitan dengan meningkatkan kognitif pada anak, untuk itu orang tua dan guru dapat mengasah kemampuan pemecahan masalah ini kepada anak dengan menciptakan situasi belajar yang sesuai dengan usia perkembangan anak dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Kemampuan problem solving menurut usia anak
Kemampuan pemecahan masalah pada anak akan terlihat berbeda bagi anak pada setiap tahap perkembangan dan tahapan usianya. seperti pada usia setahun, pada usia setahun ini anak bisa membuat pilihan secara sederhana seperti memilih makanan yang mereka inginkan dan juga bisa meniru orang dewasa yang ada sekitarnya untuk memecahkan masalah sederhana.
- Pada usia 1-3 tahun
Menurut Frakenburg & Thornton, 1989 dalam buku “Denver Developmental Activities” menjelaskan bahwa anak pada umur 1-3 tahun bisa diajak untuk bermain permainan yang sederhana seperti bermain petak umpet, membantu anak dalam menyusun permainan Puzzle dan menyediakan permainan anak yang bervariasi untuk membantu dalam memecahkan masalah. Berkembangnya kematangan pada pemahaman anak terhadap keberadaan benda dan sebab akibat yang sederhana, pada usia 1-3 tahun anak mulai bermain dengan tujuan dan rasa ingin tahu akibat dari tindakannya, jika sebuah kegiatan yang telah dilakukan oleh anak itu menyenangkan maka anak akan mengulangi nya berkali-kali. di umur 2 tahun, anak dapat menggunakan memori nya untuk memecahkan masalah yang berhasil dilalui pada masa sebelumnya. kemampuan dalam memecahkan masalah bersamaan dengan perkembangan kognitif seorang anak karena memecahkan masalah merupakan kemampuan untuk memahami dan memikirkan dunianya termasuk mengingat, mengambil keputusan dan mencari pemecahan masalah.
- Pada usia 3-4 tahun
Menurut Wilson & Wilson, 2019 dalam bukunya “Approaches to Learning” berisikan tentang anak mempelajari keterampilan memecahkan masalah anak mungkin mengenal fase frustasi, kesal karena tidak dapat mencari solusi dari masalahnya, seketika itu anak akan meninggalkan atau membuang mainanya dan kemungkinan permainan itu tidak akan digunakan lagi, kejadian seperti ini sebagai orang tua atau pendidik dapat membantu anak dalam menyelesaikan permasalahan anak, menannyakan sebab akibat, lalu mengajak anak dalam memikirkan tentang jalan keluarnya, jika anak sudah menangis dan membuang permainnanya, maka orang tua dapat menujukan kepada anak bagaimana cara menyelesaikan masalalah dan memberi contoh, dan langkah terakhir memuji usaha anak untukmenyelesaikan masalahnya.
- Pada usia 5-6 tahun
pada usia 5-6 tahun ini aspek dasar dalam kemampuan problem solving dan perkembangan kognitif yang terpenting adalah kemampuan anak dalam bekreasi, memori, mengarahkan informasi yang didapatnya baik maka kemampuan problem solving-nya juga baik dan jangkauan memorinya. pada usia ini anak sudah mulai berkreasi saat bermain. seperti mengelompokan suatu permainanya , menyelesaikan puzzle dengan baik dan benar, dan memotong kertas dibuat untuk permainan.
- Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam mengejarkan Problem solving ini :
- memberikan pandangan terhadap anak dalam menyelesaikan permasalahannya.
- membantu anak dalam menemukan solusi dan jawaban tentang permasalahan.
- Mengajarkan anak dalam hal tidak tergesa-gesa dalam mengambil sebuah keputusan.
- mengajarkan anak untuk berpikir, menilai, dan merencanakan kembali sebelum bertindak.
- memberikan pujian kepada anak.
- Kegiatan anak yang dapat mendorong kemampuan problem solving ini.
- Bermain Puzzle
menyususun dan menyelesaikan permainan puzzle ini baik untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan masalah.
- bermain permainan lego atau balok.
Biarkan anak berkreasi dalam membuat sendiri pola dan bentuk dalam bermain lego dan balok ini. dengan hal ini dapat menstimulasi kemampuan problem solving.
- permainan monopoli dan ular tangga.
permainan monopoli dan ular tangga ini juga bisa mengembangkan kemampuan problem solving ini karena pada permainan ular tangga mengasah keterampilan aturan logis sedangan pada permainan monopoli mengajarkan tentang perencanaan.
- menceritakan kembali apa yang dia dengar.
kegiatan ini dapat mengasah konsentrasi dalam pemecahan masalah untuk anak.
pada keterampilan pemecahan masalah ini adalah bekal anak sampai dewasa, anak bisa mengatasi kesulitan atau hal-hal yang sedang ia hadapi, ketika melakukan aktivitas sehari-hari baik di lingkungan sekitar maupun disekolah, dengan hal ini anak dapat menjadi mandiri dan tidak bergantung pada orang tua dalam menyelesaikan masalah dan anak terlatih kreatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H