Mohon tunggu...
Arini MaulidiaLia
Arini MaulidiaLia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan Agama Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berani berubah berani sukses

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Materialisme dan 2 Tokoh Filsafat Pendidikan

17 April 2020   08:43 Diperbarui: 24 April 2020   14:40 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya kembali lagi dalam pembahasan yang berkaitan dengan filsafat pendidikan.

Disini saya akan sedikit membahas tentang Materialisme filsafat pendidikan.

Materialisme merupakan  paham yang bersandar pada alam materi. Paham ini tidak meyakini alam ghaib sebagai pengatur kehidupan manusia, namun yang mengatur adalah materi.

Menurutnya, pendidikan yg berkualitas yaitu pendidikan yang memiliki fasilitas yang mewah, semakin bagus fasilitasnya maka semakin bagus pendidikannya. Trend atau gaya hidup yang seperti inilah yang selalu ada dalam otak orang-orang eropa dan kebanyakkan orang indonesia mengikutinya.

Secara ontologis, materialisme berpandangan bahwa materi dulu baru ide, maksudnya yaitu sesuatu yang terlihat itu ada, sedangkan yang tidak terlihat itu tidak ada.

Tokoh-Tokoh dalam Filsafat Materialisme:

1. Ludwig Andreas Feurbach

Dia adalah tokoh filsafat sayap kiri yang belajar metode dialektik pada Hegel, namun dia menolak ajaran dari Hegel tersebut.
Ajaran pokok Ludwig merupakan materialisme yang benar-benar menggantungkan pada materi yang ada pada manusia.

2. Democritus

Merupakan filsuf dari madzhab antonisme. Ia merupakan pelopor filsafat materialisme yang menyampaikan faktor-faktor yang ada dalam kehidupan manusia. Tetapi dia bukan hanya sebagai seorang filsuf namun juga sebagai seorang penulis yang sudah banyak karyanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun