Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan budaya yang beragam dari Sabang hingga Merauke. Setiap pulau dan daerah memiliki tradisi, adat istiadat, bahasa, seni, dan budaya yang unik. Keragaman budaya ini membedakan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang istimewa. Meskipun keindahan alam sering menjadi fokus utama promosi pariwisata, keberagaman suku dan etnis juga memberikan kontribusi yang signifikan. Pertumbuhan pariwisata di Indonesia memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata, kebudayaan, seni, dan dinamika sosial masyarakat, serta memberikan manfaat bagi Indonesia dan masyarakatnya secara keseluruhan.
Dari perspektif budaya, industri pariwisata secara tidak langsung berkontribusi pada pertumbuhan budaya Indonesia karena objek wisata memungkinkan keragaman budaya suatu negara seperti kesenian tradisional, upacara agama, atau adat yang menarik perhatian wisatawan asing dan wisatawan Indonesia. Menurut Richards (2013) atraksi, peristiwa, dan budaya tempat wisata adalah alasan utama mengapa orang pergi ke sana. Industri pariwisata yang berkembang pesat meningkatkan pemahaman dan pengertian antar budaya melalui hubungan antara turis dan masyarakat lokal di tempat wisata.
Secara umum, pariwisata Indonesia berkembang selama tiga periode penting yakni masa penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, dan setelah Indonesia Merdeka. Sejarah ini menunjukkan betapa tradisi perjalanan Nusantara membantu pertumbuhan industri pariwisata Indonesia saat ini. Di era globalisasi yang serba cepat, identitas budaya harus dipertahankan dan diperkuat. Di sinilah sinergi budaya sangat penting dalam sektor atau industri pariwisata. Sinergi budaya membantu melestarikan warisan budaya dan mempromosikan identitas budaya Nusantara di seluruh dunia.
Menurut Badan Pusat Statistik (2024), jumlah kunjungan wisatawan asing (wisman) ke Indonesia pada Desember 2023 mencapai 1,14 juta, naik 22,91% dari bulan sebelumnya. Wisata budaya, seperti yang dijelaskan oleh Rusdiananingtyas et al. (2015), melibatkan peninjauan dan pemahaman terhadap keunikan, kebiasaan, adat istiadat, budaya, dan seni suatu tempat. Ini menunjukkan daya tarik industri pariwisata Indonesia yang kaya budaya, yang menyebabkan peningkatan jumlah wisatawan asing.
Pada era globalisasi, budaya Nusantara menghadapi tantangan dalam pelestariannya karena pengaruh global membuatnya kurang relevan atau menarik bagi masyarakat. Namun, dengan rasa cinta terhadap budaya Nusantara, generasi muda dapat aktif dalam melestarikan dan memperkuatnya. Salah satu cara efektif adalah melalui pengembangan industri pariwisata berbasis kebudayaan. Teori kebudayaan Geertz dalam Saiffudin (2005) memberikan landasan yang kuat untuk memahami integrasi budaya lokal dalam industri pariwisata. Pengembangan pariwisata di Indonesia dapat difokuskan pada narasi dan simbolisme budaya lokal.
Seperti dinyatakan oleh Gidden dalam Sutarso (2012), globalisasi telah memunculkan kembali identitas budaya lokal di seluruh dunia. Industri pariwisata dapat menciptakan makna dan simbol budaya yang signifikan melalui pendekatan interactionism symbolic. George Herbert Mead dan Herbert Blumer mendorong interaksi simbolik yang berfokus pada cara orang berinteraksi menggunakan simbol-simbol seperti bahasa, ritual, pakaian, seni, dan tradisi. Pariwisata budaya menunjukkan budaya lokal kepada pengunjung melalui simbol-simbol ini, menghasilkan pemahaman bersama dan pengalaman nyata. Sinergi budaya dalam industri pariwisata Indonesia berperan penting dalam memperkuat identitas budaya Nusantara.
Integrasi Budaya dalam Pengembangan Pariwisata
Dalam pengembangan pariwisata, integrasi budaya berarti tidak hanya menampilkan budaya sebagai daya tarik, tetapi juga menciptakan ruang interaksi di mana wisatawan dapat berbagi dan memahami maknanya. Dari sudut pandang interactionism symbolic, setiap interaksi yang terjadi antara wisatawan dan unsur-unsur budaya lokal memberikan kesempatan untuk memperkuat identitas budaya Nusantara. Wisatawan terlibat secara aktif dalam perjalanan budaya ini selain hanya menjadi penonton pasif. Mereka membawa pulang kenangan dan pemahaman yang lebih baik tentang kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Oleh karena itu, sektor pariwisata memainkan peran penting dalam mempertahankan dan memperkuat identitas budaya melalui proses interaksi yang kaya makna dan simbolisme.
Pengembangan Pariwisata Budaya yang Berkelanjutan
Salah satu industri yang memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia adalah pariwisata budaya. Pariwisata di Indonesia memiliki potensi besar karena keanekaragaman budaya, tradisi, dan sejarah di berbagai daerah. Perspektif interactionism symbolic membantu menjelaskan bagaimana interaksi sosial antara masyarakat lokal dan wisatawan membentuk dan mempertahankan makna budaya. Misalnya, upacara adat Ngaben di Bali bukan hanya menjadi atraksi wisata, tetapi juga memperlihatkan nilai-nilai moral dan sosial yang dipahami oleh wisatawan melalui interaksi dengan masyarakat setempat. Sektor pariwisata dapat mendukung pembentukan destinasi wisata yang mengangkat budaya Indonesia, seperti Museum Nasional Indonesia dan Taman Mini Indonesia Indah. Tempat-tempat ini memungkinkan pengunjung untuk memahami sejarah dan budaya Indonesia lebih mendalam, serta membangun makna budaya yang terkait dengan destinasi tersebut.
Merajut Identitas Regional Melalui Interaksi Bermakna
Interaksi sosial yang kaya makna dapat meningkatkan kesadaran identitas regional. Dalam perspektif interactionism symbolic, setiap interaksi berpotensi mengubah dan memperdalam makna budaya. Wisatawan dan penduduk lokal yang berpartisipasi dalam aktivitas budaya dapat memperluas pengetahuan mereka dan memperkuat identitas regional. Indonesia dapat menjaga dan memperkuat identitas regionalnya dengan mempromosikan interaksi yang bermakna antara individu dan budaya lokal, yang tidak hanya mempertahankan warisan budaya tetapi juga menumbuhkan kebanggaan dan kohesi sosial di antara penduduk lokal. Dengan cara ini, identitas regional dapat terus hidup dan berkembang, memberikan kontribusi positif bagi kekayaan budaya bangsa.
Industri Pariwisata Mengembangkan Kolaborasi dan Kerja sama
Industri pariwisata dapat berperan dalam mengembangkan kerja sama dengan masyarakat yang menampilkan budaya Indonesia. Sinergi budaya dalam pariwisata juga melibatkan partisipasi aktif dari komunitas lokal. Melalui interaksi dengan wisatawan, komunitas lokal dapat merasa diberdayakan untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya mereka. Ini terlihat dalam proyek seperti desa wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat, di mana penduduk setempat bekerja sebagai pemandu wisata, pengrajin, dan pengelola akomodasi, meningkatkan rasa memiliki dan kebanggaan budaya mereka.
Dengan menggunakan kerangka interactionism symbolic, kita dapat melihat bahwa sinergi budaya dalam industri pariwisata Indonesia memainkan peran penting dalam memperkuat identitas budaya Nusantara. Interaksi antara masyarakat lokal dan wisatawan tidak hanya membantu melestarikan dan mempromosikan budaya lokal, tetapi juga mendorong adaptasi dan inovasi budaya yang relevan dengan perkembangan zaman. Sinergi budaya dapat dicapai melalui kolaborasi antara pemerintah, industri pariwisata, komunitas lokal, dan berbagai pihak terkait lainnya. Untuk mendukung dan memperkuat identitas budaya Nusantara melalui industri pariwisata, perlu adanya berbagai upaya yang dilakukan. Oleh karena itu, strategi pengembangan pariwisata yang mempertimbangkan dinamika interaksi simbolik dapat membantu memperkuat identitas budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Daftar PustakaÂ
Badan Pusat Statistik. 2024. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Pada Desember 2023. Diakses Online pada 08 Juni 2024 di: https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2024/02/01/2347/kunjungan-wisatawan-mancanegara-pada-desember-2023-mencapai-1-14-juta-kunjungan--naik-20-17-persen--year-on-year--.html
Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books 1992. Tafsir Kebudayaan .Terjemahan Francisco Budi Hardiman.Yogyakarta: Kanisius
Richards, G. (2013). Cultural tourism. In Routledge handbook of leisure studies (pp. 505--514). Routledge
Rusdiananingtyas, E., Ribawanto, H., & Prasetyo, W. Y. (2015). Implementasi Strategi Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Pariwisata Berbasis Budaya Terkemuka. Jurnal Administrasi Publik (JAP), 3(11), 1898--1904.
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta: Prenada Media.
Sutarso, J. (2012). Menggagas pariwisata berbasis budaya dan kearifan lokal. Prosiding Seminar Nasional "Menggagas Pencitraan Berbasis Kearifan Lokal" Dalam Rangka Dies Natalies Jurusan Ilmu Komunikasi Univ. Jend. Soedirman Ke-14, 505--515.
Suwena, I. K., Widyatmaja, I. G. N., & Atmaja, M. J. (2010). Pengetahuan dasar ilmu pariwisata. Udayana University Press.
Varanida, D. (2020). KEBERAGAMAN PARIWISATA DAN BUDAYA SEBAGAI IDENTITAS MASYARAKAT (Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga di Kota Singkawang). Ekspresi Dan Persepsi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(1), 22-26.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI