Mohon tunggu...
Arini Ninini
Arini Ninini Mohon Tunggu... -

mencoba aktif di dunia kompasiana.tapi saya belum bisa nulis..saya hanya suka mengeluh, dan bercerita....hehehe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kata Bang Putut: Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

19 Juli 2011   08:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:33 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pernah sangat mengagumi seseorang. Doni.

Sebenarnya ada beberapa hal lain. Bahwa ada seseorang laen yang dekat denganku. Sangat dekat. Bahkan aku sudah menganggapnnya bukan orang lain lagi. Nino.

Selama ini hubungan kami adalah teman-sahabat-kakak-adek. Dia seorang sahabat yang setia, teman yang asik, kakak yang baik. Setelah beberapa waktu hubungan kami berjalan, dia menyatakan suka padaku. Oh my,.. Aku bingung gimana menjelaskannya. Aku memang sayang padanya, tapi tak ada sedikitpun rasa like FIREWORKS, BUTTERFLY, SPARKS, ato apalah itu namanya,.. Aku sudah terlanjur "suka" sama Doni. Tapi aku juga tak ingin menyakitinya.

Kuharap dia bisa mengerti keadaanku. Dan ya, dia sangat mengerti. Dia malah meminta maaf padaku karena tak bisa mengontrol rasanya. Aku bilang tak apa, itu sangat manusiawi. Dan aku sangat menghargainya.

Yeah...kadang memang begitu....
Sometimes we're dying for someone who doesnt care, while somebody was already dead trying to please us...
Itu yang dikatakan temenku mengenai hubunganku dengan Doni dan Nino.

Waktu berjalan...
Aku lupa dengan semua rasa yang pernah ada untuk Doni. Berganti dengan mulai munculnya titik-titik kecil rasa untuk Nino. Aku tak percaya...tapi sepertinya benar, kalau aku suka padanya....
table.MsoNormalTable { line-height: 115%; font-size: 11pt; font-family: "Calibri","sans-serif"; }

Aku pengen memaki diriku sendiri, lalu menertawakannya. Begitu bodoh.

Memang benar, kita baru sadar kalau kita sayang sama seseorang setelah kita kehilangannya. Aku mengalaminya. Setelah berbulan-bulan yang lalu aku tak pernah sama sekali menghiraukan perasaannya, kini aku baru sadar kalau ternyata aku suka sama dia. Stupid! Dan itu sama sekali terlambat, tidak tepat. Benar sekali kalau ada yang mengatakan bahwa cinta itu tak pernah tepat waktu.

Aku baru sadar setelah ia pergi dengan wanita lain dan saya begitu cemburu. Apa yang selanjutnya aku lakukan dan alami adalah hasil dari kebingungan dan kekacauan hatiku. Berhari-hari menahan tangis dan sedih, menahan marah dan jengkel, menahan rasa cemburu di dalam dada.

Selama beberapa hari itu aku terus-menerus menghibur diri, meminta pada Tuhan agar diberikan kekuatan hati. Berangsur-angsur aku bisa menguasai diri. Berusaha menatap semua hal ini dengan lapang dan senyum terkembang.

Ada semacam perasaan senang terselip di dada, ketika dia bercerita bahwa tak sepenuhnya ia menjalani hubungan barunya. Sebenarnya, ia belum benar-benar menerima wanita baru itu ke dalam hidupnya, katanya. Ia hanya sekedar menjaga perasaan wanita itu, yang telah memberanikan diri menyatakan cinta padanya, dan terpaksa opname hanya karena Nino memberikan jawaban yang mengambang.

Jujur, aku merasa masih mempunyai sedikit harapan, apalagi ketika ia bilang bahwa ia tak bisa menerima wanita itu karena sudah terlanjur sayang dengan seseorang.Tetapi setelah itu aku sadar, lalu menguatkan diri. Seseorang itu bukan aku. Dan aku yakin itu. Seseorang itu ada sebelum aku. Dan aku selalu tahu itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun