Mohon tunggu...
Arini Bidayati
Arini Bidayati Mohon Tunggu... -

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan Karakteristik Anak ditinjau dari Pola Pengasuhan Orang Tua

26 Mei 2015   00:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang diciptakan dengan bentuk yang sebaik-sebaiknya dan paling sempurna diantara makhluk-mahluk Tuhan lainnya. Sejak awal keujudan manusia, dapat diperhatikan hubungan berpasangan ini telah wujud. Di mana lelaki pasanganya wanita. Seperti yang telah dijelaskan pada firman Allah dalam (Q.S An Nahl:72),

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (72)

Yang artinya: Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan curu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah. (16: 72).

Membahas penciptaan manusia, secara berpasang-pasangan pada umumnya akan menikah dan dianugerahkan kasih sayang melalui anak dan cucu. Disini dinamakan terbentuklah sebuah keluarga yang merupakan komunitas sosial terkecil di tengah masyarakat, namun keluarga lah yang menjadi pondasi masyarakat. Karena tatanan sosial berlandaskan pada kontrak manusia, maka harus terbentuk tatanan keluarga yang baik dan utuh, sistem keluarga yang terarah sehingga dapat melahirkan generasi-generasi yang berguna bagi keluarga, masyarakat, negara dan agama. Hubungan anak dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya dapat dianggap sebagai suatu sistem yang saling berinteraksi. Sistem-sistem tersebut berpengaruh pada anak baik secara langsung  maupun tidak, melalui sikap dan cara pengasuhan anak oleh orangtua. Setiap orangtua selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka.  Perasaan ini kemudian mendorong orangtua untuk memiliki perilaku tertentu dalam mengasuh anak-anak mereka.

Perlu diperhatikan dalam hal pengasuhan anak, ada empat macam pola-pola pengasuhan anak yang telah berkembang menurut Baumrind (dalam Syamsu Yusuf, 2005) terdapat empat macam pola asuh orang tua yaitu:

a.       Pola asuh demokratis

Adalah pola asuh yang memperioritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban hak orang tua dan anak, bersikap rasional dan selalu mendasari tindakannya pada rasio pemikiran. Ciri-ciri orang tua demokratis yaitu:

1)      Orang tua bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak.

2)     Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatutindakan.

3)      Bersikap responsif terhadap kemampuan anak.

4)      Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan.

5)      Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan baik dan buruk.

6)      Menghargai setiap keberhasilan yang diperoleh anak.

b.      Pola asuh otoriter

Adalah pola asuh yang merupakan kebalikan dari pola asuh demokratis yaitu cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya disertai dengan ancaman-ancaman. Bentuk pola asuh ini menekan pada pengawasan orang tua atau kontrol yang ditunjukkan pada anak untuk mendapatkan kepatuhan dan ketaatan. Jadi orang tua yang otoriter sangat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaan tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada perintah-perintahnya. Secara umum pola asuh otoriter mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1)      Orang tua suka menghukum secara fisik.

2) Orang tua cenderung bersikap mengomando (mengharuskan atau memerintah anakuntuk melakukan sesuatu tanpa kompromi).

3) Bersikap kaku.

4) Orang tua cenderung emosional dan bersikap menolak.

c.       Pola asuh permisif atau pemanja

Merupakan suatu bentuk pengasuhan dimana orang tua memberikan kebebasan sebanyak mungkin kepada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak kontrol oleh orang tua. Secara umum ciri-ciri pola asuh orang tua yang bersifat pemanja yaitu:

1)      Orang tua tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka.

2)      Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya.

3)      Orang tua tidak pernah menegur atau tidak berani menegur perilaku anak, meskipun perilaku tersebut sudah keterlaluan atau diluar batas kewajaran.

d.      Pola asuh tipe penelantar

Pola asuh ini biasanya memiliki interaksi waktu yang sedikit dengan anak-anaknya. Secara umum ciri-ciri pola asuh penelantar yaitu:

1)      Orang tua lebih mementingkan kepentingan sendiri misalnya terlalu sibuk, tidak peduli bahkan tidak tahu anaknya dimana atau sedang dengan siapa, dan lain sebagainya.

2)      Anak-anak dibiarkan berkembang sendiri baik fisik maupun psikis.

Dari hasil penelitian di Firlandia, ternyata anak dengan pola asuh orang tua penelantar berperilaku lebih agresif, impulsif, pemurung dan kurang konsentrasi pada suatu kegiatan penyimpangan kepribadian dan perilaku anti sosial lebih tampak pada pola asuh ditelantarkan. Pengasuhan penelantaran merupakan pengasuhan yang beresiko paling tinggi (Prasetyo, 2003).

Gejala-gejala perilaku negatif tersebut semakin tampak pada anak usia 8-12 tahun. Bahkan pada anak dengan pola asuh penelantar kecenderungan perilaku negatif sering kali mengarah pada perilaku negatif orang dewasa seperti merokok, minum-minuman beralkohol, seks bebas atau melacur dan tidak jarang terlibat tindakan kriminal (Prasetyo, 2003).

3.      Karakteristik anak dalam kaitannya dengan pola asuh orang tua

Karakterisik anak sesuai dengan masing-masing pola asuh orang tua menurut Baumrind (dalam Petranto, 2006) adalah sebagai berikut:

a.       Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan kooperatif terhadap orang lain.

b.      Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri.

c.       Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang madiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang sosial.

d.      Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak moody, impulsif, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, harga diri rendah, sering bolos dan bermasalah dengan teman.

Dari pemaparan beberapa macam pola asuh diatas, kita dapat mengetahui pola asuh mana yang selama ini telah kita terapkan pada pengasuhan anak kita. Secara tidak langsung kita sadar apakah pola asuh yang kita gunakan sudah baik dan sesuai sehingga dapat melahirkan anak-anak yang cerdas dan berkualitas hidupnya atau pola asuh yang kita gunakan belum sesuai untuk dapat melahirkan anak-anak cendekiawan? Coba kita lihat dan kita perbaiki pola pengasuhan kita kepada anak-anak kita. Berikan pengasuhan yang terbaik dan pendidikan yang layak. Terimakasih. . .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun