Mohon tunggu...
Arini Safitri
Arini Safitri Mohon Tunggu... Administrasi - Wanderlust

Perempuan yang punya banyak ambisi dan menyukai dunia fotografi. Gemar melakukan sesuatu yang menantang dalam hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pernah Mati

3 Januari 2019   03:34 Diperbarui: 3 Januari 2019   13:23 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pernah terhenti di satu waktu. Ketika kaki rasanya tak mampu lagi untuk melangkah. Duniaku seakan telah berhenti, hingga segala nasihat pun tak ku gubris lagi. Lalu bersikap seolah akulah orang yang paling sakit dan menderita ketika itu. Bahkan sampai menyalahkan takdir dan Sang Maha Pengatur.

Bodoh ? Iya, sungguh bodoh.

Tapi rasanya banyak yang bertindak serupa, ketika berada di posisi itu. Ketika hidup pun seolah tak berguna lagi. Bahkan sudah mati rasanya jiwa, tak memiliki rasa.

Ini bukan cerita tentang ditinggalkan oleh orang yang kerap dipanggil "bangsat". Bahkan ia seseorang yang jauh sekali dari sebutan itu.

Selasa, 22 Mei 2012, ada beberapa hati yang patah, bahkan beberapa jiwa terguncang. Dia pergi, bukan karena ingin melarikan diri dan mencari pengganti. Tapi, memenuhi janjinya pada Ilahi.

Kini, kucoba melangkah. Memberanikan diri untuk melangkah lebih tepatnya. Seperti nasihat dan ucapan yang setiap hari kudengar dari sahabatku, "kau harus berani memulai dan membuka hati lagi, Rin". Masih ada jemari yang siap untuk menggenggam tanganmu, dan hati yang siap untuk kau huni tanpa menyakiti.

Mulailah kehidupan yang baru. Tanpa harus melupakan masa lalumu, karena sesekali kau harus menoleh ke belakang untuk melihat segala hal sebagai pembelajaran.

Alfatihah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun