Mohon tunggu...
Arini Hikmatal M
Arini Hikmatal M Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Senang menulis dan bertukar pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak yang Dicontohkan Nabi Muhammad dan Penerapannya di Era Modernisasi

7 Desember 2023   16:19 Diperbarui: 7 Desember 2023   16:24 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhlak Yang Dicontohkan Nabi Muhammad Dan Penerapannya Di era Modernisasi

Akhlak berasal dari kata khuluqun yang bermakna tingkah laku atau sikap. Akhlak secara istilah adalah moral ataupun tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang bisa melahirkan suatu tindakan-tindakan yang berasal dari pola pikir orang tersebut. Akhlak juga berarti sikap ataupun kepribadian yang selalu diiringi oleh keinginan untuk berbuat sesuatu. Dalam pandangan islam akhlak yang baik adalah sesuatu yang penting dan harus dimiliki oleh setiap individu. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi yang berarti: "Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak". (HR. Baihaqi).

Dari hadits diatas kita bisa mengetahui bahwa salah satu tugas Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Dengan membekali contoh-contoh akhlak terpuji nabi dam cara membentengi diri dari segala bentuk keburukan yang ada, yang mampu mempengaruhi akhlak kita.

Seperti yang kita tau, banyak kasus kejahatan yang sudah menjadi hal biasa di era sekarang. Selain karna pengaruh ekonomi, hal ini juga bisa terjadi karena kurangnya kesadaran manusia akan pentingnya akhlak dan toleransi. Penggunaan sosial media yang salah juga dapat memicu terjadinya kejahatan-kejahatan di lingkungan masyarakat. Tak jarang para pengguna sosial media memanfaatkan jejaring sosial untuk menipu ataupun menyebarkan hal buruk kepada khalayak ramai. Untuk itu perlu adanya penekanan dan pendalaman akhlak yang baik seperti yang dicontohkan nabi kepada kita supaya tetap patuh dan berpegang teguh kepada syariat agama dan aturan Allah, serta senantiasa memanusiakan manusia dengan selayaknya.

Jika membahas mengenai akhlak, tentu banyak sekali penjabaran dan penjelasan yang telah dijelaskan oleh para ulama' mengenai bagaimana Rosulullah SAW berakhlak dan berperilaku sehari-harinya. Bagaimana beliau mampu bersikap baik dihadapan Allah, manusia, hewan, dan makhluk lainnya. Rosulullah juga mampu mengondisikan diri ketika berhadapan dengan orang yang menyukainya dan membencinya. Oleh karena itu, akhlak Nabi Muhmmad SAW merupakan hal penting yang perlu kita bahas dan kita kupas.

Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang mendapat julukan uswatun hasanah yang berarti suri tauladan yang baik, Beliau mendapat julukan tersebut karna rasa cinta Allah SWT kepada beliau serta akhlak mulia yang beliau miliki. Kita harus mencontoh bagaimana cara nabi bersikap, berpikir dan bertutur kata. Bagaimana beliau mampu menghadapi kejahiliyahan kaum terdahulu dengan tetap taat kepada Allah SWT. Beliau tetap teguh menyebarkan agama islam dengan bersikap baik dimanapun dan kapanpun.

Di era sekarang, banyak sekali permasalahan moral yang harus dihadapi oleh umat manusia dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Pengaruh dari media sosial dapat membawa dampak yang cukup besar dalam kehidupan. Banyak anak-anak yang bersikap atau bergaya seperti orang dewasa (melebihi batas wajar usia), banyak remaja yang berniat dan bertekad mengakhiri sekolahnya karna ingin hidup bebas, banyak orang dewasa yang ingin mengakhiri hidupnya seperti yang tengah hangat akhir-akhir ini karna merasa tidak kuat dalam menjalani hidup, dan tak jarang pula orang tua yang sudah malas berinteraksi secara langsung karena faktor kecanggihan teknologi yang membuat mereka lebih nyaman berkomunikasi lewat jejaring sosial.

Namun hal tersebut bisa kita hindari dan kita antisipasi dengan mencontoh akhlak nabi dan berpegang teguh dengan aturan Allah. Nabi Muhammad sangat menjaga hubungannya dengan Allah dan hubungannya dengan sesama manusia. Beliau juga mengajarkan kepada kita bahwa hablumminallah dan hablumminannas harus sama-sama seimbang baiknya.

  • Menjalin Hubungan Baik Dengan Allah SWT (hablumminallah)
  • Sebagai hamba yang taat kita harus senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan Sang Pencipta, Hal itu bisa kita wujudkan dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan melakukan hal-hal sederhana yang sebenarnya bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun. ada beberapa akhlak terpuji yang dicontohkan Rosulullah kepada kita untuk senantiasa berakhlak baik untuk menjaga hubungan kita dengan Allah SWT diantaranya:
  • Senantiasa beristighfar dan bertaubat
  • Salah satu penyebab renggangnya hubungan seorang makhluk dengan Sang Khalik adalah banyaknya dosa yang dimiliki. Hubungan seseorang bisa jauh dari Allah karena terlena dengan kenikmatan yang berbau dosa dan kemaksiatan. Namun Allah adalah Dzat yang bersifat Al-Ghofur (Maha Pengampun) atas segalah dosa dan kesalahan hambanya. Oleh karena itu untuk melebur dosa-dosa dan kekhilafan yang kita lakukan kita harus segera bertaubat dan beristighfar kepada Allah SWT. Karena itu adalah perintah Allah SWT yang tertulis dalam surat Hud ayat 3, yang berbunyi : "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya". Sebab dengan bertaubat dan beristighfar Allah akan menghapus dosa-dosa kita dan memberikan ketenangan hati, serta memudahkan urusan kita, asalkan kita ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam bertaubat.
  • Setiap segala sesuatu yang kita lakukan pasti ada pertanggung jawabannya, kita harus menyadari bahwa manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Rosulullah saja, seorang makhluk yang paling dicintai Allah dan dijamin masuk surga, tetap senantiasa beristigfar dan memohon ampun pada AllahSWT. Seperti kata Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menukil sebuah riwayat dalam Shahih Muslim yang menyebut bahwa Rasulullah SAW beristighfar 100 kali dalam sehari.
  • Bersyukur atas segala nikmat Allah SWT. Salah satu akhlak yang terpuji yang dimiliki seorang hamba adalah senantiasa bersyukur. Allah sangat mencintai hambanya yang kerap bersyukur dalam situasi apapun. Hamba yang ikhlas menjalani kehidupan dan takdir Allah serta menerima pemberian Allah entah itu berupa hal baik maupun cobaan adalah bentuk perbuatan syukur yang luar biasa. Keutamaan sikap syukur adalah Allah akan memberikan kenikmatan yang bertambah kepada kita, rasa tenang dalam menghadapi apapun, merasa dekat dengan Allah dan jauh dari rasa iri dengki. Oleh karena itu Allah SWT berfirman dalam Al-qur'an yang berbunyi: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku," (QS Al-Baqarah: 152).. Kita harus bisa mencontoh bagaimana cara nabi bersyukur kepada Allah SWT, beliau tidak hanya mengungkapkan syukur secara lisan, namun juga perbuatan. Dengan senantiasa beribadah, bershodaqoh, berpuasa, dan amalan baik lainnya, nabi telah mencontohkan kepada kita penerapan syukur dalam hidup.
  •  Bersabar. Setiap hamba pasti memiliki garis hidup dan cobaan yang berbeda-beda, namun semua itu pasti sudah sesuai dengan kadar kekuatan dan kesanggupan seorang hamba, karna Allah lah yang paling mengerti apa yang terbaik untuk kita. Tapi terkadang tidak semua orang mampu menerima dengan baik takdir Allah. Mereka cenderung akan bersikap iri dengki dan membandingkan kehidupannya dengan orang lain. Terlebih lagi karena adanya media sosial yang memungkinkan seseorang memamerkan kekayaannya yang dapat memicu kecemburuan seseorang yang melihatnya. Hal ini tidak akan terjadi pada seorang hamba yang memiliki kesabaran dan ketabahan dalam berproses. Seseorang yang telah leluasa memahami arti hidup akan dengan tabah menjalani hidup yang mungkin sebenarnya itu terasa berat. Orang yang bersabar tidak akan mudah emosi dan tersulut amarah, karna ia tau itu adalah perbuatan setan dan bersabar adalah perintah Allah yang tertulis jelas dalam Al-qur'an yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153).
  • Sebagai umat nabi, kita harus mencontoh kesabaran nabi dalam berdakwah dan menyebarkan agama islam. Beliau tetap tegar walaupun cobaan dan fitnah datang silih berganti, mengiringi perjuangan beliau dalam bersyi'ar. Beliau tetap berbuat baik kepada siapun itu, meskipun orang tersebut telah mendholimi nabi. Di era sekarang kita juga harus mampu menerapkan sikap sabar terhadap apapun yang kita lalui. Bagaimana kita bisa bersikap qona'ah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
  • Istiqomah.  Istiqomah adalah sikap continue, yang dilakukan secara berulang-ulang dalam beribadah. Allah lebih suka amalan kecil yang dilakukan secara rutin dari pada tidak melakukan hal baik apapun. Namun untuk melakukan hal itu tentu tidak mudah, kita harus memiliki tekad dan niat yang kuat. Nabi Muhammad SAW telah menganjurkan kita untuk bersikap istiqomah dalam berbuat baik. Sebagaimana sabda beliau: "Laksanakan amalan semampu kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian (sendiri) yang bosan. Sesunguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang kontinue (berkesinambungan) walaupun sedikit". (HR. Abu Daud)

  • Menjalin Hubungan Baik Kepada Sesama Manusia (hablumminannas)
  • Selain menjaga hubungan kita dengan Sang Khalik kita juga harus menjaga hubungan dengan sesama makhluk. Dalam menjalani hidup, lisan dan perbuatan Rosulullah sangat terjaga. Beliau sangat berhati-hati dalam bersikap agar tidak menyakiti dan merugikan siapapun. Beliau selalu berusaha memperbaiki hubungan sesama mahkluk dan menjalin silaturrahim yang baik. Adapun contoh akhlak baik nabi kepada sesama diantaranya:
  • Mengucapkan salam dan bertutur kata yang baik. Saling mengucap salam adalah amalan ringan yang sudah mulai memudar di era sekarang. Kita sebagai umat islam harus kembali menumbuhkan jiwa sosial dan kasih sayang dengan cara saling mendoakan sesama muslim lewat salam. Salam adalah hal yang dicontohkan dan sangat dianjurkan oleh nabi, mengingat keutamaannya yang sangat besar yakni dicatat 20 kebaikan bagi siapa saja yang mengucapkan "Assakamu'alaikum Warahmatullah" dan dicatat 30 kebaikan bagi siapa saja yang mengucapkan "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh". Dengan mengucap salam juga dapat memicu keinginan untuk bertutur kata yang baik,karna sesuatu yang baik akan membawa dampak baik untuk hal setelahnya. Nabi Muhammad telah mengajarkan kita untuk selalu bertutur kata yang baik kepada siapapun dan dalam kondisi apapun. Karna ucapan seseorang itu mencerminkan akhlak dan kepribadian sesesorang. Kita juga akan mendapat pahala jika kita mampu menyenangkan hati seseorang lewat perkataan. Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan kita untuk bertutur kata yang baik seperti yang termaktub dalam Al-qur'an yang berbunyi: "Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat...." (Al-baqoroh:83). Ada juga Hadits yang menekankan petingnya berkata yang baik, diantaranya dari Abu Darda ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan amal seorang hamba pada hari kiamat nanti melebihi dari akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang jahat dan kotor perkataannya." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi)
  • Memenuhi undangan saudaranya.  Ketika saudara maupun keluarga kita sedang memiliki hajatan dan kita diminta untuk hadir, maka kita harus berusaha untuk menghadirinya. Karna itu adalah salah satu hak  sesama muslim. Apalagi dengan adanya kemajuan transportasi di era sekarang, membuat kita lebih mudah dalam mengaksesnya dan memanfaatkannya untuk hal baik. Nabi Muhamad SAW telah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada saudara dan keluarga. Dari Abu Hurairah ra,, bahwa Rasulullah telah bersabda, "Orang-orang mukmin yang sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya." HR. Abu Daud dan At Tirmidzi.
  • Saling Menasehati dan toleransi
  • Sebagai mukmin yang baik kita seharusnya mengingatkan dan menasehati saudara kita ketika sedang melakukan kesalahan. Kita harus memiliki sikap peduli terhadap sesama, dengan menasehati saudara kita tentunya dengan perkataan yang baik supaya tidak menyinggung. Kita harus kembali mengingatkan saudara kita yang mungkin melakukan kekhilafan.
  • Disamping itu kita juga harus memiliki rasa toleransi terhadap perbedaan yang mungkin hadir ditengah kekeluargaan. Dengan menghargai perbedaan entah itu dari segi pendapat, pilihan, maupun hal lain, kita harus tetap menghargainya selagi hal tersebut tidak melenceng dari syariat islam.
  • Menjenguk saudara yang sedang sakit.  Sudah sepantasnya ketika ada saudara kita yang sedang sakit, kita turut membantu dan menjenguknya, sebagai wujud jiwa sosial kita kepada sesama makhluk. Pernah suatu hari Rosulullah SAW pernah menjenguk  seorang yahudi yang jatuh sakit, orang tersebut adalah orang yang selalu meludahi nabi. Namun karena akhlak mulia dan kerendahan hati nabi, beliau tetap menjenguk orang tersebut dan menyuapkan makanan kepadanya. Hal tersebut bisa menjadi acuan kita untuk selalu berakhlak seperti yang telah dicontohkan oleh Rosulullah.
  • Mengurus kematian jenazah sesama muslim.  Akhlak terpuji terakhir yang dicontohkan Rosulullah SAW adalah mengurus kematian jenazah sesama muslim. Dengan memandikan, mengkafani, dan menguburkan serta mendoakan jenzah tersebut kita telah mampu berbuat baik bahkan kepada seseorang yang telah meninggal sekalipun. Itu adalah salah satu bentuk kepedulian kita kepada sesama muslim.

              Pemaparan diatas adalah bentuk contoh-contoh akhlak baik nabi yang bisa kita contoh dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berusaha bersikap baik kita akan mendapat banyak hikmah dan kebaikan dari hal baik tersebut. Kita akan menjadi pribadi yang lebih taat, bermoral, dan memiliki akhlak yang baik asalakan semuanya kita lakukan hanya karna Allah SWT.

Oleh karena itu banyak wasiat-wasiat nabi kepada kita untuk senantiasa memperbaiki akhlak. Salah satunya adalah hadits dari Jabir ra., bahwa Rasulullah bersabda, "Bahwa orang yang kusukai di antara kamu dan paling dekat tempatnya denganku pada hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kamu. Orang yang paling kubenci di antara kamu dan paling jauh tempatnya denganku pada hari Kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bicara dimana tidak teliti dalam berbicara dan mutafaihikun." Para sahabat bertanya: Siapakah itu? Jawab Rasulullah saw., "Yaitu orang-orang yang takabur (tinggi diri)." (HR. At Tirmidzi). Semoga kita senantiasa dijauhkan dari sikap-sikap tercela.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun