Mohon tunggu...
ARINI RAHMAWATILESTARI
ARINI RAHMAWATILESTARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Futsal and swimming is my hobby

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam dan Nasionalisme Perspektif Abdul Kahar Muzakkir

30 Desember 2024   22:19 Diperbarui: 30 Desember 2024   22:19 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan secara sederhana dapat mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamus Besar Bahasa Indonesia mengemukakan bahwa pendidikan menyangkut transformasi pola pikir seseorang. Pendidikan pembangunan manusia berfokus pada peningkatan kualitas dan kemampuan pribadi antar individu melalui metode belajar mengajar yang terstruktur. Pendidikan adalah kekuatan yang kuat, membentuk jalan individu dan masyarakat. Untuk landasan itu, pengembangan inovasi berkelanjutan dalam pemikiran pendidikan diperlukan untuk memastikan fungsionalitas yang tepat dan terciptanya talenta manusia unggul, memenuhi keinginan keluarga, komunitas, dan negara.

Abdul Kahar Muzakkir adalah seorang tokoh Muslim Indonesia yang memainkan peran penting dalam dunia pendidikan, politik, dan perjuangan kemerdekaan. Abdul Kahar Muzakkir sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan tokoh yang memperjuangkan integrasi nilai-nilai Islam dalam dasar negara, pemikirannya tentang pendidikan dan nasionalisme.

Kahar Mudzakkir telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk pemikiran pendidikan Islam kontemporer di Indonesia dengan landasan yang kuat dalam studi Islam dan pengalaman internasional. Abdul Kahar Mudzakkir mempunyai visi bahwa keilmuan Islam adalah jalan untuk membina masyarakat Muslim yang kuat, yang mewujudkan standar etika dan kecakapan intelektual. Dalam perannya sebagai rektor UII yang pertama, ia berupaya menyusun silabus yang menggabungkan doktrin Islam dengan sains kontemporer.

Lalu, bagaimana pendidikan islam dan nasionalisme perspektif Abdul Kahar Mudzakkir?

Abdul Kahar Muzakkir adalah tokoh penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia, yang dikenal sebagai intelektual dan pendidik Islam. Pemikiran Abdul Kahar Muzakkir dalam bidang pendidikan Islam dan nasionalisme memiliki peran yang sangat besar dalam membangun fondasi pendidikan di Indonesia, terutama dalam mengintegrasikan ajaran Islam dengan semangat kebangsaan yang tumbuh pada masa tersebut.

Abdul Kahar Muzakkir melihat pendidikan Islam sebagai alat utama untuk mencetak generasi Muslim yang beriman, berilmu, dan mampu bersaing secara global. Dalam pandangannya, pendidikan Islam harus mencakup ilmu agama dan pengetahuan umum untuk menciptakan manusia yang seimbang secara spiritual dan intelektual. Sebagai rektor pertama Universitas Islam Indonesia (UII), ia merumuskan konsep pendidikan yang berbasis pada ajaran Islam dengan tetap membuka diri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern. Abdul Kahar Muzakkir menekankan pentingnya pendidikan Islam dalam membentuk karakter bangsa yang berakhlak mulia, intelektual, dan mandiri. Ia menyadari bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk membangun moralitas umat dan bangsa. Dalam hal ini, Muzakkir berpendapat bahwa pendidikan harus dapat menyatukan antara ajaran agama dengan kebutuhan kehidupan sosial dan politik masyarakat Indonesia. Pendidikan Islam menurut Abdul Kahar Muzakkir harus mencakup dua aspek utama, yaitu aspek agama dan aspek kemanusiaan. Pemikiran ini sangat relevan dengan konteks Indonesia yang saat itu sedang berjuang untuk merdeka dan membangun negara yang kuat. Muzakkir juga menekankan pentingnya pemikiran kritis dalam pendidikan, agar generasi muda tidak hanya menerima informasi begitu saja, tetapi juga mampu menganalisis dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Abdul Kahar Muzakkir turut memperkenalkan gagasan mengenai pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, kesejahteraan sosial, dan persatuan dalam masyarakat. Di samping itu, ia juga mengembangkan sistem pendidikan yang mengintegrasikan antara ilmu agama dan ilmu umum, yang pada masa itu merupakan hal yang cukup maju. Muzakkir melihat bahwa kedua aspek ini saling melengkapi dan perlu diterapkan dalam kurikulum pendidikan Islam di Indonesia.

Sebagai seorang nasionalis, Abdul Kahar Muzakkir juga memiliki pemikiran yang kuat mengenai pentingnya nasionalisme dalam pembentukan negara Indonesia yang merdeka. Muzakkir percaya bahwa kebangkitan nasional Indonesia tidak hanya dapat dicapai melalui perjuangan fisik, tetapi juga melalui pendidikan yang dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Nasionalisme Abdul Kahar Muzakkir tidak terlepas dari ajaran Islam. Ia berpendapat bahwa nasionalisme yang berbasis pada nilai-nilai Islam akan membawa Indonesia menuju kemajuan yang adil dan makmur. Muzakkir memandang bahwa umat Islam di Indonesia harus menjadi motor penggerak dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan negara, dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan, persatuan, dan kesatuan.

Abdul Kahar Muzakkir memandang bahwa Islam tidak bertentangan dengan nasionalisme. Dalam pandangannya, Islam dapat menjadi dasar moral dan etika dalam membangun bangsa. Ia berperan aktif dalam perumusan Pancasila dan mendorong agar nilai-nilai agama, khususnya Islam, menjadi landasan moral bagi bangsa Indonesia yang plural.

Menurut Muzakkir, nasionalisme bukanlah semata-mata sekuler atau ideologi yang terpisah dari agama, melainkan merupakan manifestasi dari kecintaan terhadap tanah air yang sejalan dengan ajaran agama Islam. Dalam hal ini, ia mengajak umat Islam untuk berperan aktif dalam proses politik dan sosial di Indonesia, namun tetap berpegang pada prinsip-prinsip agama yang mengutamakan kebaikan bersama dan kebajikan umat.

Pemikiran Abdul Kahar Muzakkir mengenai pendidikan Islam dan nasionalisme saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ia meyakini bahwa untuk menciptakan bangsa yang maju dan berdaya saing, pendidikan harus mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mengajarkan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan Islam yang berbasis pada nilai-nilai moral dan etika menjadi sarana penting untuk membentuk karakter generasi muda Indonesia yang tangguh, berpendidikan, dan memiliki kesadaran sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun