Mohon tunggu...
Arini Nurillah
Arini Nurillah Mohon Tunggu... Lainnya - Do Your best, And let Allah do the rest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Proses Terhubungnya Emosi dengan Otak

9 Mei 2021   23:29 Diperbarui: 10 Mei 2021   00:01 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahan-tahan jangan emosi, udah jangan nangis, ayok jalan-jalan

Pernah gak sih, kalian merasakan mood yang berubah-ubah terkadang baik, tekadang ada hal yang membuat kecewa, terkadang juga emosi. Nah, kalian tau gak hal itu disebabkan suatu hormon yang ada pada tubuh kita dan rasa emosi juga ada kaitannya dengan otak loh, bagian mana sih tempat yang bertanggung jawab terhadap emosi kita? Hmm, bagian otak yang bertanggung jawab terhadap emosi itu berada pada limbik, tidak hanya pada limbik ada bagian otak yang juga berperan yakni hippocampus,cingulate gyrus, amygdala, rhinal Cortex dan orbitoftontal Cortex, disanalah emosi yang diatur. Seorang peneliti yakni jaak pankseep mengemukakan bahwa terdapat 2 macam perintah aliran emosi yang didalam otak yakni komunikasi pada beberapa struktur otak,melakukan fungsi merespon situasi yang menimbulkan tantangan.

-Proses terhubungnya emosi dengan otak.

Menurut LeDeux, kehidupan pertama individu begitu penting untuk kehidupan emosionalnya di masa dewasa. Pada tahap awal kehidupan, pengalaman bayi melalui interaksi dengan pengasuh disimpan dalam amigdala dalam bentuk yang kasar tanpa kata-kata, karena bayi belum memahami bahasa.

Amygdala yang kurang mengalami perangsangan dibandingkan dengan bagian otak lainnya akan menyebabkan penurunan kemampuan individu untuk mengekspresikan emosi tentang peristiwa yang mereka alami  hal ini disebut dengan affective blindness, di kehidupan selanjutnya, perangsangan yang diterima oleh individu melalui indera akan terkirim pada amygdala di otak melalui 2 cara.

  • Pada cara pertama rangsang yang yang telah terkirim ke thalamus, akan melewati neocortex untuk selanjutnya diteruskan ke amygdala jika dianggap perlu.
  •  Pada cara ke dua, rangsang akan mencapai amigdala secara langsung melalui sinaps, Rangsang yang sampai pada amygdala ini akan memicu aktifasi dari pusat emosional, seperti sekresi hormon tubuh, memobilisasi pusat gerakan, aktifasi sistem kardiovaskuler , dan otot-otot. Demikan rangkaian timbulnya reaksi yang dimunculkan setiap individu, ketika menerima rangsang yang dari luar. 

Sementara amygdala dan neocortex memberi bobot emosional dan bobot pemikiran yang rasional pada perangsangan yang diterima oleh individu. Apabila sebuah rasangan tidak singgah pada neocortex maka terjadilah reaksi individu terhadap rangsang lebih banyak diwarnai oleh alasan emosional yang tersimpan di amygdala keadaan ini dikenal dengan kejadian pembajakan atau hijacking 

-Lalu bagaimana mencegah pembajakan amygdala ini? Langkah pertama dalam pencegahan amygdala adalah dengan mencari tau penyebabnya, ketika kita merasakan gejala pembajakan amygdala cobalah sejenak berhenti untuk fokus apa yang menyebabkan nya, beberapa penyebab nya adalah stres emosional atau mental. Secara umum stres bisa memberi pengaruh sampai syaraf tertentu tetapi setiap orang mempunyai gangguan stress yang berbeda karna stres yang mereka derita disebabkan oleh faktor yang berbeda pula ketika kalian marah Ingatlah, tindakan  saat ini adalah respon otomatis dari Amygdala, belum tentu sikapmu ini baik atau benar. Nah, dari sini, kamu hanya perlu berfikir secara rasional. “Aku harus gimana, ya?”, berfikir untuk mencari solusi yang paling rasional untuk mengatasi situasi saat emosi dan  jangan lupa untuk menjaga deru napasmu, bernapaslah dengan santai! Ini bisa mempermudah kamu untuk mengendalikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun