Kuliah Kerja Nyata - Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK Tematik) Universitas Airlangga merupakan salah satu inisiatif program lintas disiplin ilmu dalam ranah perguruan tinggi di Universitas Airlangga. Misi dari kegiatan mahasiswa luar kampus ini adalah membentuk keterkaitan positif antara mahasiswa dan masyarakat guna menuju masyarakat mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Kota Surabaya. KKN-BBK Tematik Kampung Emas 2.0 merupakan program yang diinisiasi oleh Universitas Airlangga bersama Pemerintah Kota Surabaya dengan membawakan tema "Intervensi Hulu dalam Percepatan Penurunan Stunting" dan didukung oleh Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur yang terdiri dari 20 Perguruan Tinggi di Jawa Timur.
Belajar Bareng Komunitas (BBK) Tematik Kampung Emas 2.0 merupakan usaha konkret untuk mengurangi angka stunting di Kota Surabaya, dengan tujuan akhir Kota Surabaya mencapai "Zero Stunting". Program ini merupakan kelanjutan dari KKN Tematik Kampung Emas 1.0 yang berhasil dilaksanakan dengan tema "Penguatan Lima Pilar dalam Percepatan Penurunan Stunting". Partisipasi dalam kegiatan ini melibatkan 506 mahasiswa yang terorganisir dalam 153 kelompok, ditugaskan langsung ke setiap kelurahan di Kota Surabaya, termasuk di dalamnya Kelurahan Ngagel.
Lokasi pelaksanaan KKN Tematik Kampung Emas 2023 kelompok 128 berada di Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Anggota kelompok 128 terdiri atas 3 orang mahasiswa yang berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Sasaran yang dituju pada kegiatan ini yaitu calon pengantin dan ibu hamil sebagai salah satu faktor pendukung penurunan angka prevalensi stunting. Pada KKN Tematik Kampung Emas 2023 ini terdapat 3 program utama, diantaranya yaitu LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah); SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication); dan FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan Lokal Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman Berbasis Hewani).Â
Stunting penting dicegah sejak awal melalui berbagai program intervensi seperti edukasi. Hal tersebut disebabkan oleh pentingnya pengetahuan ibu ataupun calon ibu mengenai pemenuhan gizi pada anak. Dampak yang disebabkan stunting tidak hanya mempengaruhi anak, namun juga negara. Kondisi ini mampu menghambat performa anak, kesehatan yang rentan terserang penyakit, serta menghambat produktivitasnya dalam belajar, tumbuh, dan kembangnya. Oleh karena itu, perlunya pemenuhan gizinya sejak dalam kandungan hingga berusia 2 tahun atau di 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) anak ini termasuk dalam Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 2 dengan tujuan menghapuskan malnutrisi. Pelaksanaan program KKN ini termasuk dalam intervensi stunting yang mendukung berjalannya SDGs di Kota Surabaya.
Mahasiswa melakukan identifikasi pada sasaran sebagai bentuk analisis situasi yang sedang terjadi di wilayah Kelurahan Ngagel. Beberapa hal yang dijadikan poin penting pada hasil analisis situasi diantaranya pemenuhan asupan gizi harian sasaran, manajemen stres ibu hamil, pemilihan dan pengetahuan KB pada ibu hamil, serta pengetahuan terkait gizi dan makanan pada ibu hamil dan calon pengantin. Hasil yang didapatkan pada identifikasi awal yaitu lebih dari 50% sasaran mengalami kekurangan asupan zat gizi harian dari rekomendasi pemenuhan hariannya, untuk manajemen stres pada ibu hamil di Kelurahan Ngagel terkait beberapa pernyataan mengenai pola manajemen stres pada masa kehamilan menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil memberikan jawaban "sangat setuju" terhadap pernyataan positif dalam kuesioner tersebut sehingga mencerminkan tingkat stabilitas emosional yang baik pada ibu hamil, 50% sasaran masih belum memutuskan dan belum mengetahui penggunaan alat kontrasepsi yang digunakan pasca persalinan, serta pengetahuan terkait gizi dan makanan pada responden dinilai kurang.
Berdasarkan hasil identifikasi situasi pada sasaran, kemudian dilaksanakan program SBCC-Bestiez yang telah dirancang dalam kegiatan edukasi/sosialisasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 25 November 2023 di Puskesmas Ngagel Rejo yang dihadiri oleh mahasiswa, calon pengantin, ibu hamil, KSH (Kader Surabaya Hebat), dan pihak puskesmas. Materi yang diangkat antara lain masalah kesehatan berdampak stunting, LADUNI, dan formulasi makanan. Dalam pelaksanaan edukasi, terdapat beberapa media atau instrumen yang kami gunakan seperti power point, leaflet, video, demo masak, dan poster. Acara edukasi/sosialisasi berjalan dengan lancar hingga akhir. Dalam menilai keberhasilan edukasi yang disampaikan digunakan instrumen pre-test dan post-test menggunakan metode KAP (Knowledge, Attitude, dan Practice). Berdasarkan hasil perbandingan skor pre-test dan post-test tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan positif yang signifikan pada ibu hamil, calon pengantin, dan KSH antara sebelum dan sesudah dilakukannya edukasi. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil, calon pengantin, dan KSH sudah mengetahui dan memahami informasi mengenai materi edukasi yang telah disampaikan.
Program FORMULA PANGAN BERIMAN yang dimulai dengan survei pasar hingga penyajian hasil akhir berbentuk produk pangan saji melalui demo masak. Formulasi menu yang kami buat untuk program ini adalah "Nanking Ayam Bayam" Hasil produk ini disajikan dengan memperhatikan kebutuhan kandungan gizi sesuai sasaran yang ditentukan.
Salah satu program lain yang kami jalankan adalah PMBA (Praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak), yang merupakan langkah untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak guna mendukung pertumbuhan yang optimal. Dalam program ini, kami akan mendokumentasikan proses persiapan makanan dan pemberian makanan kepada salah satu balita/baduta pra-stunting di Kelurahan Ngagel oleh ibu atau keluarganya yang terkait.
Berdasarkan realisasi kegiatan yang telah dilakukan, kami berharap program Kampung Emas Madani 2.0 ini dapat mencapai kesuksesan dalam mengurangi prevalensi stunting, yang masih menjadi masalah di Indonesia, terutama di wilayah Kelurahan Ngagel, Kota Surabaya. Diharapkan bahwa akan ada manfaat yang signifikan dalam menangani masalah kesehatan ini melalui rangkaian kegiatan yang dirancang dengan baik dan berfokus pada upaya pencegahan awal yang telah dilaksanakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H