Mohon tunggu...
Katak kecil
Katak kecil Mohon Tunggu... Mahasiswa - di emper pondok ar-Rohman

Keringkan rumput selagi mentari bersinar.(***)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Urip Iku Urup, Mengalam dan Berdamai dalam Jejak Pengabdian

18 September 2022   14:04 Diperbarui: 18 September 2022   14:06 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menuntut ilmu dan mengabdi kepada rakyat bukanlah dua perkara yang sepantasnya dipisah-pisahkan." 

~Y.B Mangunwijaya dalam novelnya Burung-burung Manyar

            Esai ini ditulis menjadi bagian dari diary maupun salah satu tugas yang harus dipenuhi sebagai memorandum dan refleksi secara naratif pasca kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang dilaksanakan oleh penulis. Berangkat dari rangkaian kegiatan KPM, penulis akan memaparkan rasa kehangatan, kebersamaan, dan suka cita, namun tidak jarang pula juga kekecewaan dan kesedihan. Rasa dan seluruh pengalaman penulis itu tumbuh dan merebak di desa Duri, Slahung, Ponorogo, tepatnya sebuah desa sekaligus posko yang menjadi lokasi pelaksanaan KPM kelompok 17 tahun 2022.

            Dikutip dari tulisan Didik Riyanto berjudul Profil Desa Duri Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo maupun pengamatan penulis selama kegiatan KPM, desa Duri memiliki pembagian wilayah diantaranya pemukinan, persawahan, perkebunan, dan hutan, tepatnya berada 5 km dari kecamatan Slahung dan 259 km dari kabupaten Ponorogo. Dengan sekilas gambaran geografis tersebut, tampak bahwa masyarakat desa Duri mayoritas bermata pencaharian di bidang pertanian dan peternakan, sementara sebagian kecilnya adalah pengelola UMKM, Pedagang, Pengrajin, dan sebagainya.

            Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) tahun 2022 di desa Duri, menjadi cerita keberlanjutan setelah dua tahun pandemi covid-19 mendobrak kehidupan masyarakat. KPM ini mengangkat tema besar "Menumbuhkan Kepedulian Mahasiswa dalam Memulihkan Produktifitas dan Kehidupan Masyarakat pasca Pandemi". Sebagaimana dari tema tersebut, tujuan utama KPM tahun ini adalah membangkitkan dan mengoptimalisasikan segala potensi di lingkungan desa Duri.

            Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) -- merupakan bagian integral dari rangkaian mata kuliah yang wajib diikuti seluruh mahasiswa semester 7 sebelum menempuh semester akhir atau skripsi. Dilihat dari beberapa sisi, KPM memiliki dan tujuan terhadap beberapa elemen antara lain, 1) Bagi mahasiswa sendiri, kegiatan KPM menjadi ajang adaptasi dan dedikasi seutuhnya kepada masyarakat; 2) Bagi instansi, kegiatan KPM sebagai program wajib, di mana secara umum menjadi wadah pelatihan dan pembelajaran bagi mahasiswa untuk hidup bermasyarakat; dan 3) Bagi masyarakat, kegiatan KPM menjadi wujud relasi antara mahasiswa dengan masyarakat yang di tempatinya untuk saling membantu dan mengembangkan kegiatan maupun potensi yang ada di dalamnya, sehingga menciptakan hubungan yang menguntungkan. Di antara fungsi-fungsi tersebut, tentunya bersesuaian dengan pembagian kelompok para pengabdi di KPM tahun 2022 ini, baik monodisiplin dan multidisiplin.

KPM dengan dua kategori tersebut diharapkan mampu meningkatan potensi dan kondisi sosial daerah KPM melalui komunikasi dan konsolidasi secara dinamis. Keterlibatan mahasiswa dalam dua pengkategorian tersebut dalam KPM menjadi sarana untuk mengasah kemampuan, keterampilan, kemandirian, kepedulian sosial, kerja sama, dan sikap-sikap lainnya. Mahasiswa yang melaksanakan KPM diharapkan mendorong pengembangan potensi diri dan menerapkan keilmuan mahasiwa secara interdisipliner, salah satunya melalui penggunaan teknologi informasi, komunikasi, dan lain sebagainya. Mahasiswa pelaksana KPM secara umum tersebut adalah agent of change maupun social control, yang dibutuhkan di masyarakat.

Jalani Realita sebagai Bagian dari Pengabdian

            Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) ini dilaksanakan kurang lebih selama 40 hari, mulai tanggal 4 Juli-12 Agustus 2022. Kami mahasiswa sebagai pengabdi di KPM memiliki tugas untuk mengejawentahkan visi-misi sebagai seorang mahasiswa seutuhnya, hidup dan tinggal bersama masyarakat, bekerja bersama dengan masyarakat, dan berkonstribusi untuk masyarakat. Mahasiswa pelaksana KPM mengalam, membaur, dan membaktikan diri kepada masyarakat.

            Aktivitas keseharian dari Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang kami lakukan diantaranya piket masak, piket bersih-bersih posko, jalan-jalan atau senam pagi, sholat jamaah, dan lain sebagainya. Aktivitas terpenting dari KPM yang kami laksanakan adalah program kerja (proker) yang dikelompokkan menjadi dua kategori diantaranya program kerja utama dan penunjang. Proker utama yang dicanangkan antara pengoptimalan UMKM di lingkungan desa Duri,  sementara proker penunjang antara lain membantu di TPA Abdul Qodir, rangkaian kegiatan Idul Adha, posyandu, jum'at bersih, konstribusi pembangunan gudang inventaris masyarakat dukuh Brambang, pendirian Pondok Belajar gratis, perawatan pohon-pohon di gunung Duri, kegiatan Agustusan, dan lain-lain. Proker-proker tersebut tentunya berdasarkan acuan dari kampus khususnya LPPM dan persetujuan Dosen Pembembing Lapangan (DPL) kelompok kami.

            Sebagaimana kegiatan KPM yang kami laksanakan tersebut adalah masuk ke dalam SKS yang harus ditempuh dalam semester tujuh perkuliahan. Maka KPM yang dilaksanakan tidak hanya menyerahkan bukti keikutsertaan dalam rangkaian kegiatan, namun juga diharuskan menuliskan esai secara individu dan executive summary (jurnal) setiap kelompok. Executive Summary ini berupa jurnal yang akan lebih baik jika bisa terpublish di jurnal-jurnal pengabdian bersinta. Dari situlah, KPM tidak hanya secara lahir kami melaksanakan tugas pengabdian, namun kami juga harus melakukan pelaporan yang tentunya secara tidak langsung melatih keterampilan dalam menulis.

            Penulis esai ini adalah salah satu yang tergabung di kelompok 17 multidisiplin dan mendapat posko di desa Duri, Slahung, Ponorogo. Peristiwa pertama saat melihat realita di lokasi, memberikan kesan akan tantangan dan keseriusan untuk beradaptasi, menelaah lingkungan, dan potensi yang ada di desa Duri, Slahung, Ponorogo. Peristiwa tersebut adalah minggu pertama di mana kami memulai kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Kegiatan di minggu pertama KPM yakni inkulturasi. Inkulturasi pada intinya ajang mengenal dan silaturahmi kepada masyarakat. Pengenalan atau inkulturasi dilakukan melalui kegiatan sholat jamaah, yasinan, sowan ke rumah Pak RT, Pak Kamituwo, Pak Modin, ramah taman dengan tetangga terdekat, ngobrol dengan para pemuda, dan lain sebagainya.

Pada minggu-minggu selanjutnya kami melaksanakan pengamatan dan wawancara terhadap potensi yang ada di desa secara menyeluruh, dari satu dusun ke dusun lainnya. Pengamatan tersebut dilakukan dengan meninjau secara keseluruhan keberadaan potensi-potensi yang ada di desa Duri dan perkembangannya baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, keagamaan, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain. Di samping itu, kami juga melangsungkan perencaaan terhadap potensi yang menurut kami dapat dibantu dan diinisiasi untuk dikembangkan pelaksanaannya. Penyusunan hal tersebut dilanjutkan dengan menentukan Penanggung Jawab (PJ) ataupun petugas pelaksana proker yang sudah ditentukan bersama. Di minggu keempat dan kelima adalah melaksanakan program kerja secara terstruktur dan kami menawarkan fasilitas kepada masyarakat, terutama untuk program kerja utama dalam Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) tahun ini. Sementara di hari-hari menuju penutupan KPM, adalah melaksanakan penutupan kegiatan, evaluasi, dan perencanaan tidak lanjut program kerja yang sudah direalisasikan di desa Duri, Slahung, Ponorogo, serta penyelesaian laporan kegiatan baik berkelompok maupun individual.

Langkah-langkah menemukan dan mengenali potensi-potensi di desa Duri digunakan metode analisis Asset Based Community Development atau ABCD, yakni pendekatan yang berfokus pada pemberdayaaan asset atau potensi dalam masyarakat yang dapat diberdayakan. Metode ABCD tersebut didukung teori sosial Parsons (dalam sebuah tulisan berjudul Teori Sosiologi Modern Talcott Parsons, FISIP, UNS) dengan empat skema sebagaimana dapat disingkat dengan AGIL yakni 1) Adaptation (Adaptasi); 2) Goal Attainment (Penentuan tujuan); 3) Integration (Integrasi); dan 4) Latency (Pemeliharaan).

            Langkah-langkah dalam menemukan dan mengenali potensi di desa Duri, kami juga mengutip dari buku panduan KPM tahun 2022, diantaranya, 1) Apresiatif (Menghargai); 2) Komunitas (Meluaskan akses pengetahauan lokal dan informasi lainnya; 3) Wilayah (penelusuran aset fisik dan alam); 4) Asosiasi dan Institusi (Terbangunnya lembaga-lembaga sosial); 5) Individu (Pengenalan diri melalui wawancara, kuisioner, FGD, dan lain sebagainya); 6) Keuangan (Modal dan kas untuk memvasilitasi pengembangan aset); 7) Prioritas (Menentukan potensi utama yang mampu direalisasikan secara maksimal).

            Melalui pemetaan dan penyimpulan potensi desa Duri, Slahung, Ponorogo dengan berbagai langkah-langkah tersebut ditemukan berbagai aspek yang dapat dikembangkan antara lain di bidang ekonomi terhadap UMKM, bidang keagamaan berupa kegiatan takbiran, shalat Idul Adha, peringatan Muharram, yasinan rutin, khataman Al-Qur'an, dan Dzikrul Ghafilin; bidang pendidikan terhadap TPA, membantu di SDN 1 Duri, pendirian Pondok Belajar; bidang sosial terhadap kegiatan desa dan masyarakat yang melibatkan para pemuda misalnya kerja bakti dan jum'at bersih; serta bidang kesehatan misalnya posyandu lansia maupun balita, sowan ke PusTu desa, dan banyak lagi. Di samping potensi-potensi tersebut jika melihat kondisi geografis yakni lingkungan desa Duri berada di bawah gunung, menampakkan pemandangan yang indah, keasrian lingkungan dengan tanaman-tanaman yang tumbuh subur sehingga wajar jika mata pencaharian yang luas ditemukan di desa Duri adalah di bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Melihat realita-realita tersebut, tentu menjadi sarana untuk bersikap dan bertindak sesuai kemampuan dan ketrampilan dimiliki dalam merealisasikan proker-proker yang direncanakan selama KPM berlangsung. Sikap, karakter, dan tindakan yang harus dibangun seperti halnya religius, kerja sama, tanggungjawab, saling menghargai, tolong menolong, empati, dan lain sebagainya. Membangun sikap-sikap tersebut dalam pelaksanaan KPM tentu menciptakan proses interaksi dan pelaksanaan perkembangan potensi di masyarakat menjadi dinamis dan terkendali.

Urip iku Urup dalam Berbagai Perspektif dan Implementasinya melalui Pengabdian 

            Mengutip tulisan Ahmad Faizal Basri berjudul "Memahami Falsafah Jawa Urip Iku Urup melalui Tafsir Surah al-Isra' ayat 7", Raden Mas Said atau nama lainnya Sunan Kalijaga, memaparkan penjelasan Urip Iku Urup. Urip dimaknai dengan hidup, sementara urup dimaknai dengan hidup yang sejati adalah untuk menerangi; memberi manfaat kepada lingkungan sekitar.

Falsafah tersebut dipahami melalui pesan impresif Q.S al-Isra' ayat 7. Ayat tersebut dipahami bahwa pada dasarnya jika seseorang berbuat baik, secara otomatis dia telah berbuat baik bagi dirinya sendiri dan orang lain. Melanjutkan keterangan al-Maraghi, balasan dari perbuatan baik tidak sebatas mendapatkan pahala, tetapi juga perasaan aman, tentram, rezeki, dan kekuatan yang tidak disangka. Secara ringkas, Urip Iku Urup disimpulkan sebagai hidup yang sangat dianjurkan untuk memberi kebermanfaatan pada sekitar. Kebermanfaatan tersebut akan dibalas oleh-Nya baik di dunia maupun di akhirat. Begitupun sebaliknya, jika tidak dapat memberi kebaikan kepada orang lain maka balasan yang dirasakan atau didapatpun akan setimpal.

"Hidup yang berharga adalah hidup yang menghidupkan orang lain", slogan Albert Eistein tersebut selaras dengan sebuah hadits Nabi Saw. yang artinya "Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak bermanfaat bagi yang lain." Ya, itulah maksud urip iku urup. Hidup harus menyala; semangat menerangi; menjadi bermanfaat. Tindakan dan perilaku positif misalnya kesungguhan dan ketulusan apapun yang mampu kita lakukan dalam hidup, sudah menciptakan kita yang berarti dan berkonstribusi dalam hidup.

            Urip Iku Urup sebagai falsafah Jawa Kuno memberikan filosofi yang sejatinya perlu diterapkan dalam menjalani kehidupan di masyarakat.  Urip Iku Urup dengan kedalaman maknanya kemudian menjadi nilai pelajaran dan hikmah  yang kami rasakan dalam pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Urip Iku Urup memberikan bimbingan dalam melaksanakan setiap program kerja saat KPM yakni menjadi arahan lebih banyak menanam dan menularkan kebaikan kepada masyarakat.

            Pengabdian dalam KPM inilah wujud implemetasi hidup yang bersatu; terintegritas menggambarkan kekeluargaan dan gotong royong, serta saling menebar manfaat. Bentuk integritas dan kekeluargaan tersebut dilaksanakan melalui program kerja diantaranya,

  • Membantu di TPA Masjid Abdul Qodir.
  • Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di Masjid Abdul Qodir dukuh Brambang desa Duri, Slahung, Ponorogo dilaksanakan setiap hari kecuali hari kamis libur. TPA dilaksanakan mulai ba'da magrib sampai isya', dengan metode sorogan, menggunakan Iqro', Juz'ama, maupun Al-Qur'an, serta diselingi dengan belajar menulis huruf hijaiyah.
  • Berdasarkan kegiatan tanya jawab pengabdi dengan para pengajar TPA, TPA dan sistem pembelajaran yang dilaksanakan masih seperti halnya tersebut, belum menggunakan acuan ataupun kurikulum TPA. Sebab melihat komunitas anak di lingkungan yang minoritas.
  • Kedatangan dan niat kami dalam kegiatan KPM terhadap TPA Abdul Qodir adalah melaksanakan pengabdian dan mengembangkan aset yang perlu dikembangkan di dalamnya. Pengamatan yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa kegiatan TPA yang berlangsung belum melaksanakan pengajaran materi-materi agama seperti halnya akhlaq, aqidah, fiqih, tajwid, tarikh, dan lain-lain. Tentunya materi-materi tersebut sebagai kegiatan penujang dengan menerapkan pembelajaran TPA berbasis literasi (Membaca, Menulis, Mendengar, Mengapresiasi, dan lain sebagainya).
  • Melalui program kerja  mengajar TPA, kami menginisiasi pemberian materi-materi tersebut setelah pelaksanaan sorogan. Dengan harapan tidak hanya terlaksana praktik membaca dan menulis Al-Qur'an, namun juga memberikan ruang untuk penguatan teori agar saling beriringan dalam tujuan mewujudkan pemahaman yang komprehensif.


  • Mendirikan Pondok Belajar (Kegiatan belajar gratis)
  • Seperti halnya TPA, Pondok Belajar menjadi proker yang dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis mulai pukul 15.00 WIB s.d 16.00 WIB menggunakan sistem belajar "merdeka" yang juga berbasis literasi. Selain bimbingan tugas sekolah, Pondok Belajar juga diselingi dengan kegiatan membaca buku cerita, games, menyannyi barsama, tebak-tebakan, menggambar, mewarnai, bercerita, dan lain sebagainya. Penanaman literasi di Pondok Belajar dilakukan dengan dibentuknya kelompok-kelompok belajar sesuai kelas dan didalamnya dibebaskan untuk saling apresiasi, memahami materi, maupun mendiskusikan materi secara bersama-sama.
  • Berkonstribusi di SD Negeri 1 Duri
  • Dalam kegiatan mengajar SDN 1 Duri, kami diberi kesempatan dalam satu minggu sebanyak 3 hari. Saat mengajar, kami mengajar pelajaran terkait ilmu-ilmu umum, selain itu juga mengisi Madrasah Diniyah (Madin) saat jam siangnya. Cukup banyak pengalaman yang kami dapatkan terutama melatih komunikasi dan interaksi di lingkungan SDN 1 Duri, khususnya dalam membimbing dan membersamai anak-anak di sana.
  • Berkonstribusi dalam Pengembangan UMKM di desa Duri

Desa Duri kecamatan Slahung sebagian besar memiliki profesi ataupun mata pencaharian warga yang bergerak di perekonomian yakni UMKM. UMKM di desa duri terdiri atas berbagai macam diantaranya, UMKM rengginang, krupuk, sale pisang, dan lain-lain. Sebagaimana yang menjadi fokus pengabdi adalah membantu proses produksi dan pemasaran UMKM rengginang di lingkup desa Duri kecamatan Slahung.

Dengan menyusun jadwal dan menyesuaikan waktu luang Ibu pemilik UMKM rengginang, kami nimbrung, bekerja sama, dan melakukan kunjungan ke pemilik UMKM untuk membantu proses produksi rengginang dan mengusulkan untuk membantu perkembangan pemasaran produk secara online atau digital marketing sesuai perkembangan saat ini.

  • Berkonstribusi Membangun Gudang Inventaris bersama Masyarakat desa Duri, khususnya Karang Taruna "Tapak Bhimo" dukuh Brambang.
  • Dalam konstribusi tersebut, para pengabdi gotong royong setiap malam untuk membantu ngecor atau membangun gudang tersebut. Konstribusi para pengabdi dilakukan mulai miggu ketiga pelaksanaan KPM, tentunya secara bergilir. Konstribusi lain juga ditandai dengan memberikan sumbangan yang kami kumpulkan dan membuatkan semacam plakat nama yang kemudian di dinding Gudang yang sudah jadi nantinya. Plakat tersebut bertuliskan "Gudang Inventaris Masyarakat Brambang Duri Slahung Ponorogo bekerja sama dengan KPM'17 IAIN Ponorogo tahun 2022".
  • Berkonstribusi dalam perawatan pohon-pohon di gunung Duri (Banyuripan)
  • Perawatan pohon-pohon di gunung Duri sebenarnya bagian dari kegiatan rutin masyarakat dan pemuda dukuh Banyuripan, desa Duri yakni memberikan pupuk kendang ke pohon-pohon yang usianya 5-7 tahun (yang sebenarnya dilaksanakan setiap 6 bulan sekali). Selain itu, kegiatan juga berupa penghijauan di lahan-lahan gunung yang kosong.
  • Kegiatan-kegaitan penunjang lainnya seperti yasinan rutin, jum'at sehat, jum'at bersih, tahlilan, ziaroh ke makam leluhur desa Duri, malam jum'at di Tegalsari, mengikuti kegiatan Idul Adha dan peringatan Muharram, posyandu, dan banyak lainnya.
  • Kegiatan ataupun program kerja tersebut tentu merealisasikan peran penulis sebagai pengabdi dalam membantu dan berkonstribusi di masyarakat desa Duri, Slahung, Ponorogo. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, tentunya membutuhkan persiapan materi dan keterampilan dalam melaksanakan setiap kegiatan. Namun, yang terpenting penulis juga mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berharga dan berkesan.

 

Mengalam dan Berdamai dalam Segala Kondisi 

            Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang penulis dan teman-teman lainnya laksanakan di desa Duri, Slahung, Ponorogo memberikan impresi terhadap banyak pihak ditinjau dari aspek sosial maupun individual.

Diantara manfaat-manfaat secara sosial yang kami rasakan atas pelaksanaan KPM yakni peningkatan dalam kemampuan komunikasi, kemampuan menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan, kemampuan bekerja sama, dan kemampuan berorganisasi. Kemampuan berkomunikasi kami dapatkan ketika berhadapan dengan masyarakat desa Duri misalnya saat shalat jamaah, kegiatan masak bersama saat momen Idul Adha, kerja bakti, yasinan, dan saling sapa ketika bertemu di jalan. Kami tentunya mampu belajar tata krama dan norma ketika srawung kepada masyarakat. Pengalaman lain, ketika melaksanakan diskusi dan musyawarah dalam pelaksanaan kegiatan, tentu memberikan pelajaran tentang pentingnya untuk saling menghargai dan menerima pendapat orang lain. Kemampuan penyesuaian diri terhadap masyarakat dan lingkungan, dapat dirasakan ketika tercapai dari keterlibatan, kerukunan, keselarasan, dan mampu beradaptasi dengan baik dalam beraktivitas maupun pelaksanaan kegiatan. Kemampuan bekerja sama terlihat dari keterlibatan dan kekompakan dalam melaksanakan kegiatan bersama masyarakat, rasa kemanusiaan, kepedulian selama melaksanakan proker-proker KPM. Terakhir, pengalaman berorganisasi terlihat pada terlaksanakannya kegiatan secara terstruktur dan dinamis karena penyusunan kepanitiaan, organisasi, dan musyawarah yang baik.

            Adapun aspek secara pribadi yang dirasakan antara lain peningkatan karakter ataupun sikap yang beragam diantaranya terkait potensi diri (minat dan bakat), kemampuan mengatur diri sendiri, kemampuan aktualisasi diri, percaya diri, ekspresi diri, kemampuan menganalisis, kreatif, kritis, inovatif, dan reflektif. Kemampuan potensi diri  tercermin dari konstribusi berupa sikap dan perilaku yang perlu dilakukan ketika dihadapkan dengan kegiatan dan problematika yang muncul di masyarakat maupun ketika bersama teman-teman satu kelompok. Terhadap aspek pribadi juga dirasakan perubahan sikap melalui karakter-karakter yang ditimbulkan dalam diri penulis antara lain tanggung jawab, toleransi, keberanian, bijaksana, mandiri, tenggang rasa, kedewasaan, kesabaran, dan kepedulian. Di samping hal-hal tersebut, sikap-sikap lain yang juga dirasakan berupa persaudaraan, solidaritas, simpati, dan disiplin yang betul memberikan kesadaran yang baik terhadap diri.

            Puji syukur dan alhamdulillah. Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang dilaksanakan kelompok kami berjalan dengan lancar, meskipun di tengah-tengah pelaksanaan sebenarnya sempat ada rasa kesedihan, ketakutan, kekhawatiran yang kemudian penulis memutuskan tidak menuliskannya dalam esai ini, dan cukuplah hal tersebut teringat dalam memori. Sebagaimana panjang esai ini, maka tumbuh banyak kenangan dan kisah di dalamnya yang mampu menjadi catatan pengalaman serta perjalanan yang pasti tidak akan terlupa. Kami 'mengalam', menyatukan dan meletakkan diri, belajar serta mengambil banyak pelajaran kepada masyarakat dan lingkungan desa Duri maupun kepada sesama teman satu kelompok. Sikap-sikap tersebut menjadi wujud penyatuan; keselarasan menuju pembentukan; perbaikan jadi diri dan khususnya secara kolektif untuk fokus pada arah serta mimpi yang telah digurat.

Merelakan waktu menjemput lebih cepat. 

Memaafkan atas keterlambatan. 

Waktu punya takdir masing-masing. 

Sebab, semua cerita tidak akan habis diceritakan.

SALAM, SEMANGAT!!!

SEKIAN.(***)

Selesai ditulis,

13 Agustus 2022/15 Muharram 1444 H.

Referensi

Ahmadi, dkk. Pedoman Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Tahun 2022, Ponorogo: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Ponorogo

Teori Sosiologi Modern Talcott Parsons, FISIP, UNS, https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=23326, diakses pada 30 Juli 2022.

Riyanto, Didik. Profil Desa Duri Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo, ,UNMUH 2017, https://id.scribd.com/document/427520329/Profil-Desa-Duri diakses pada 30 Juli 2022.

Basri, Ahmad Faizal. Memahami Falsafah Jawa Urip iku Urup melalui Tafsir Surah al-Isra' ayat 7, https://tafsiralquran.id/memahami-falsafah-jawa-urip-iku-urup-melalui-tafsir-surah-al-isra-ayat-7/ diakses pada 30 Juli 2022.

Y.B. Mangunwijatya, Burung-burung Manyar, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun