peliknya menapaki jejak-jejak gemilang.Â
Tapi indahnya jingkat memerah di cakrawala,Â
bukankah itu jala nadimu? Berkelabat pada kabut,Â
Merah Putih menjulang tinggi.Â
Persembahkan, lusuh histori negeri.Â
Dua puluh satu Mei [1998], purnama reformasiÂ
bersorak. Ratapan darah serdadu,Â
hempiskan nafas mentari. Diri mematut-matut,Â
bebaskan! demi rakyat bahagia.Â
Tegap menghirup riwayat, selamanyaÂ
tulang dan jantungku. Mereguk bangsa rupawanÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!