Keberadaan kearifan wacana lokal di Nusantara yang diiringi kesadaran profetik antara budaya lokal dan modern, yang diinteraksikan dengan nash (Al-Qur’an), akan menghasilkan tafsir-tafsir lokal fundamental. Keberhasilan mewujudkan termaktubnya tafsir Sunda yang diusung oleh para menak, ajengan, ulama’, kyai, dan tokoh-tokoh pemerhati lain, di samping kajian para sarjana ilmu tafsir justru masih memihak pada tafsir-tafsir modern. Eksistensi kajian tafsir Sunda pun tentu memberikan tinjauan dan motivasi menarik untuk membangkitkan khazanah budaya Islam lokal yang menyimpan misi-misi otentik untuk menyokong masifnya sejarah tafsir di Nusantara. Sebagaimana hal tersebut teruraikan melalui perbedaan penggunaan metode dan kebutuhan ideologis yang digunakan para penulis dalam menggagas tafsir Sunda mereka. Pada akhirnya selain bisa memenuhi kebutuhan akademis, kajian tafsir lokal akan mampu menjadi refleksi budaya Islam yang berbobot ideal, sesuai kebutuhan masyarakat yang pluralis.
Direview dan ditulis pada tanggal 26-27 Mei 2021
Reviewers :
- Agus Rahmat Saputro       (301190028)
- Arinda Rosalina             (301190032)
- Ema Sahara                  (301190036)
- Muhammad Rizki Saputra   (301190045)
- Nur Aliza Mabruroh         (301190049)
Kelas IAT B
#Mohon kritik dan saran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H