Mohon tunggu...
Arinda Eka Savitri
Arinda Eka Savitri Mohon Tunggu... Lainnya - Libatkan Allah SWT dalam setiap langkahmu

IAIN Jember Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan Pendidikan agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konflik dan Pendidikan (Pengertian, Konsep, Teori, dan Menyikapinya)

27 November 2020   12:46 Diperbarui: 27 November 2020   12:49 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

- Pengertian Konflik dan Pendidikan

a. Pengertian konflik

Istilah "konflik" secara etimologis berasal dari bahasa Latin "con" yang berarti bersama dan "fligere" yang berarti benturan atau tabrakan. Dalam pengertian lain, konflik merupakan suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menentang dengan ancaman kekerasan. 

Konflik merupakan gejala sosial yang akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu. Secara umum, konflik merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya konflik ialah adanya persamaan dan perbedaan kepentingan sosial.

Menurut lawang konflik diartikan sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya dimana tujuan mereka berkonflik itu tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untk menundukkan pesaingnya. Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konflik adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan yang terjadi antar anggota atau masyarakat dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan cara saling menantang dengan ancaman kekerasan.

b. Pengertian pendidikan

Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata Pendidikan berasal dari kata 'didik' dan mendapat imbuhan 'pe' dan akhiran 'an', yang mempunyai arti yaitu proses, cara atau perbuatan yang mendidik. Secara bahasa, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Istilah pendidikan dalam bahasa Inggris adalah education, berasal dari bahasa latin educare, yang berarti pembimbingan keberlanjutan (to lead forth). Maka dapat diartikan secara etimologis bahwa pendidikan mencerminkan keberadannya yang berlangsung dari generasi kegenerasi sepanjang eksistensi kehidupan manusia. 

Konsep dan Teori Konflik

Konsep konflik

Studi tentang konflik dalam masyarakat dapat dikaji melalui dua pendekatan utama, yang populer yaitu pendekatan struktural fungsional dan pendekatan strutural konflik. Dua pendekatan ini menghasilkan model konstruksi analisis yang berbeda. Pendekatan struktural konflik melihat bahwa konflik adalah gejala serba hadir dalam masyarakat. Untuk itu, konflik tidak dapat diselesaikan. Menyelesaikan konflik berarti menghilangkan masyarakat itu sendiri. Sementara, pendekatan struktural fungsional melihat bahwa konflik terjadi antar kelompok yang memperebutkan hal yang sama, tetapi konflik akan selalu menuju ke arah kesepakatan.

Paul conn, melihat bahwa situasi konflik pada dasarnya dibedakan menjadi dua: yaitu konflik menang-kalah (zero-sum conflict) dan konflik menang-menang (non zero-sum conflict). Konflik menang-kalah ialah situasi konflik yang bersifat antagonistik sehingga tidak memungkinkan tercapainya suatu kompromi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Ciri struktur konflik ini adalah tak mungkin diadakan kerjasama, hasil kompetisi akan dinikmati oleh pemenang saja.

Sementara itu, konflik menang-menang ialah situasi konflik dimana pihak-pihak yang terlibat dalam konflik masih mungkin mengadakan kompromi dan kerjasama sehingga semua pihak akan mendapatkan bagian dari konflik tersebut. Ciri struktur konflik ini yaitu kompromi dan kerjasama, hasil kompetisi akan dinikmati oleh kedua belah pihak tetapi tidak secara maksimal. Konsep struktur konflik menang-menang mengisyaratkan bahwa knflik dapat diselesaikan atau paling tidak diarahkan dalam posisi menang-menang dengan kompromi dan kerjasama diantara kedua belah pihak yang bertentangan itu. 

Teori konflik

Teori Konflik adalah suatu teori atau sekumpulan teori yang menjelaskan tentang peranan konflik, terutama antara kelompok-kelompok dan kelas-kelas dalam kehidupan sosial masyarakat. 

Terdapat 5 teori konflik yang populer di kalangan masyarakat, antara lain :

1. Teori Rafl Dahrendorf

Teori konflik Ralf Dahrendorf muncul sebagai reaksi atas teori fungsionalisme struktural yang kurang memperhatikan fenomena konflik dalam masyarakat. Dasar pemikiran Ralf Dahrendort dalam teori ini adalah mengasumsikan bahwa setiap masyarakat harus tunduk pada proses perubahan, pertikaian dan konflik yang ada dalam sistem sosial serta berbagai elemen kemasyarakatan yang memberikan kontribusi bagi disintegrasi dan perubahan. Bagi Dahrendorf, masyarakat memiliki dua wajah, yakni konflik dan konsesus yang dikenal dengan teori konflik dialektika. Sehingga, teori sosiologi dibagi menjadi dua bagian yakni teori konflik dan teori konsesus. 

Dahrendorf berpendapat bahwa yang mempengaruhi kekerasan dalam konflik kelas/kelompok yaitu tingkat dimana konflik itu diterima dan diatur secara eksplisit (detail). Salah satu fungsi konflik adalah menimbulkan perubahan struktural sosial. Dahrendorf menganggap bahwa bentuk konflik terjadi karena adanya kelompok yang berkuasa atau dominasi (domination) dan yang dikuasai (submission), maka jelas ada dua sistem kelas sosial, yaitu mereka yang berperan dalam struktur kekuasaan melalui penguasaan dan mereka yang tidak berpartisipasi melalui penundukan.

2. Teori Coser

Lewis A. Coser adalah seorang tokoh sosiologi yang lahir di Berlin, pada tahun 1913. Selama lebih dari dua puluh tahun Lewis A. Coser tetap terikat pada model sosiologi dengan bertumpu pada struktur sosial. Dia menunjukkan bahwa model tersebut selalu mengabaikan studi tentang konflik sosial. Coser mengakui beberapa susunan struktural yang merupakan hasil persetujuan dan konsensus, suatu proses yang ditonjolkan oleh kaum fungsional struktural, tetapi dia juga menunjuk pada proses lain yaitu konflik sosial. Coser mengembangkan proposisi dan memperluas dengan menggambarkan kondisi-kondisi di mana konflik secara positif membantu struktur sosial dan bila terjadi secara negatif akan memperlemah kerangka masyarakat.

3. Teori Sistem

Teori sistem ini dicetuskan oleh George Ritzer, tentang fakta sosial. Maksudnya adalah penggunaan teori ini dikhususkan pada masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai, institusi/pranata-pranata sosial yang mengatur dan menyelenggarakan eksistensi kehidupan masyarakat. Sedangkan sistem merupakan suatu kesatuan dari elemen-elemen fungsi yang beragam, saling berhubungan dan membentuk pola yang mapan. Hubungan antara elemen-lemen sosial tersebut adalah hubungan timbal-balik atau hubungan dua arah.

Misalnya, masalah hukum adat yang mempengaruhi segi kehidupan ekonomi masyarakat atau nelayan tradisional. Ritzer juga mengungkapkan bahwa, metode yang dapat digunakan dalam bedahan teori system adalah metode kuisioner. Metode ini tergolong dalam jenis penelitian kuantitatif. Itulah sebabnya para sosiologi, bila menerapkan teori sistem, maka penelitiannya kebanyakan menggunakan pendekatan kuantitatif.

4. Teori Birokrasi

Secara bahasa, birokrasi berasal dari kata "bureau" yang berarti meja dan "cratein" yang berarti kekuasaan, dalam Bahasa Inggris birokrasi disebut Bureaucracy. Dengan demikian Bureaucracy dapat diartikan sebagai kekuasaan yang berada pada orang-orang yang di belakang meja. Secara istilah, menurut Tjokroamidjojo, mengatakan bahwa birokrasi dimaksudkan untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh banyak orang. Pada teori Birokrasi yang dicetuskan oleh Max Weber.

Weber, dalam analisanya tentang birokrasi, mengemukakan beberapa bentuk wewenang di dalam hubungan kekuasaan. Wewenang yang dimaksud adalah wewenang tradisional yang didasarkan atas tradisi, wewenang karismatik yang didasarkan pada ciri kepribadian pemimpin, dan wewenang rasional yang didasarkan pada prinsip "the right man on right place" (orang yang tepat di tempat yang tepat).

5. Struktural Fungsionalisme

Struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi tentang sudut pandang yang menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubugan. Ciri pokok perspektif ini adalah gagasan tentang kebutuhan masyarakat. Masyarakat sangat serupa dengan organisme biologis, karena mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar masyarakat dapat melangsungkan keberadaannya atau setidaknya berfungsi dengan baik.

Pada konteks ini menurut Parsons bahwa sistem harus dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi ini memunculkan apa yang disebut sebagai kesepakatan atau konsensus. Konsensus inilah yang menjadi kunci stabilitas sebuah sistem, dan ketika antar sistem tidak mampu menghasilkan sebuah konsensus, maka yang terjadi adalah konflik yang dapat menyebabkan perubahan social.

Menyikapi Konflik Sosial Pendidikan

Konflik sosial mengacu pada sebuah bentuk interaksi sosial yang bersifat antara

dua orang/kelompok atau lebih, di mana masing-masing pihak berusaha untuk saling

mengalahkan atau bahkan meniadakan pihak lainnya. Dengan demikian sebuah interaksi sosial dapat menjadi sebuah kerjasama atau konflik, secara teoritis dapat diprediksi dari apakah kontak dan komunikasi sosial antara kedua pihak yang berinteraksi tersebut bersifat positif atau negatif. Sebagai salah satu bentuk interaksi sosial antar individu dan kelompok yang beraneka, konflik sosial adalah salah satu hakekat alamiah dari interaksi sosial itu sendiri. 

Sehingga, Dalam menyikapi konflik sosial, sudah menjadi keharusan bagi kita Termasuk pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah kalangan pendidikan. Minimal, pendidikan harus mampu memberikan penyadaran (consciousness) kepada masyarakat bahwa konflik bukan suatu hal yang baik untuk dibudayakan. Jika konflik sudah terlanjur tejadi, maka hal yang harus kita lakukan adalah mencari solusi akar masalah konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun