Sementara itu, konflik menang-menang ialah situasi konflik dimana pihak-pihak yang terlibat dalam konflik masih mungkin mengadakan kompromi dan kerjasama sehingga semua pihak akan mendapatkan bagian dari konflik tersebut. Ciri struktur konflik ini yaitu kompromi dan kerjasama, hasil kompetisi akan dinikmati oleh kedua belah pihak tetapi tidak secara maksimal. Konsep struktur konflik menang-menang mengisyaratkan bahwa knflik dapat diselesaikan atau paling tidak diarahkan dalam posisi menang-menang dengan kompromi dan kerjasama diantara kedua belah pihak yang bertentangan itu.Â
Teori konflik
Teori Konflik adalah suatu teori atau sekumpulan teori yang menjelaskan tentang peranan konflik, terutama antara kelompok-kelompok dan kelas-kelas dalam kehidupan sosial masyarakat.Â
Terdapat 5 teori konflik yang populer di kalangan masyarakat, antara lain :
1. Teori Rafl Dahrendorf
Teori konflik Ralf Dahrendorf muncul sebagai reaksi atas teori fungsionalisme struktural yang kurang memperhatikan fenomena konflik dalam masyarakat. Dasar pemikiran Ralf Dahrendort dalam teori ini adalah mengasumsikan bahwa setiap masyarakat harus tunduk pada proses perubahan, pertikaian dan konflik yang ada dalam sistem sosial serta berbagai elemen kemasyarakatan yang memberikan kontribusi bagi disintegrasi dan perubahan. Bagi Dahrendorf, masyarakat memiliki dua wajah, yakni konflik dan konsesus yang dikenal dengan teori konflik dialektika. Sehingga, teori sosiologi dibagi menjadi dua bagian yakni teori konflik dan teori konsesus.Â
Dahrendorf berpendapat bahwa yang mempengaruhi kekerasan dalam konflik kelas/kelompok yaitu tingkat dimana konflik itu diterima dan diatur secara eksplisit (detail). Salah satu fungsi konflik adalah menimbulkan perubahan struktural sosial. Dahrendorf menganggap bahwa bentuk konflik terjadi karena adanya kelompok yang berkuasa atau dominasi (domination) dan yang dikuasai (submission), maka jelas ada dua sistem kelas sosial, yaitu mereka yang berperan dalam struktur kekuasaan melalui penguasaan dan mereka yang tidak berpartisipasi melalui penundukan.
2. Teori Coser
Lewis A. Coser adalah seorang tokoh sosiologi yang lahir di Berlin, pada tahun 1913. Selama lebih dari dua puluh tahun Lewis A. Coser tetap terikat pada model sosiologi dengan bertumpu pada struktur sosial. Dia menunjukkan bahwa model tersebut selalu mengabaikan studi tentang konflik sosial. Coser mengakui beberapa susunan struktural yang merupakan hasil persetujuan dan konsensus, suatu proses yang ditonjolkan oleh kaum fungsional struktural, tetapi dia juga menunjuk pada proses lain yaitu konflik sosial. Coser mengembangkan proposisi dan memperluas dengan menggambarkan kondisi-kondisi di mana konflik secara positif membantu struktur sosial dan bila terjadi secara negatif akan memperlemah kerangka masyarakat.
3. Teori Sistem
Teori sistem ini dicetuskan oleh George Ritzer, tentang fakta sosial. Maksudnya adalah penggunaan teori ini dikhususkan pada masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai, institusi/pranata-pranata sosial yang mengatur dan menyelenggarakan eksistensi kehidupan masyarakat. Sedangkan sistem merupakan suatu kesatuan dari elemen-elemen fungsi yang beragam, saling berhubungan dan membentuk pola yang mapan. Hubungan antara elemen-lemen sosial tersebut adalah hubungan timbal-balik atau hubungan dua arah.