Mohon tunggu...
Arinda Eka Savitri
Arinda Eka Savitri Mohon Tunggu... Lainnya - Libatkan Allah SWT dalam setiap langkahmu

IAIN Jember Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan Pendidikan agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Progresivisme dan Pemikiran Tokoh-tokohnya dalam Filsafat Pendidikan

2 Juni 2020   21:27 Diperbarui: 2 Juni 2020   21:32 4950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

William James adalah seorang Psychologist dan seorang filosof Amerika yang terkenal. Sebagai penulis yang brilian, dosen dan penceramah di bidang filsafat, ia juga dikenal sebagai pendiri pragmativisme. Dia menegaskan bahwa fungsi otak dan pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. 

Ia mempunyai karya yang berjudul Prnciple of Psichology yang terbit tahun 1890, lalu karyanya menjadi terbitan buku klasik, hal inilah yang mengantar William James terkenal sebagai ahli filsafat Pragmativisme dan Empirisme Radikal.

2. John Dewey

John Dewey lahir di Burlington Vermount Amerika, pada tanggal 20 oktober 1859. Ia masuk di Universitan Vermount tahun 1875 untuk mempelajari filsafat dan psikologi. Selain filsafat ia juga ahli dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik, dan ilmu jiwa. Ia memandang sekolah merupakan lingkungan masyarakat kecil dan cerminan darinya. 

Dalam pendidikan, menurutnya progresivisme menghendaki adanya filsafat pendidikan yang berlandaskan pada filsafat pengalaman dan kesatuan rangkaian pengalaman. Ia adalah seorang professor di Universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progresivisme" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri.

3. Hans Vaihinger

Hans Vaihinger menyatakan bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Maksudnya adalah bahwa orang yang dikatakan tahu itu kalau sudah penggunakan pengetahuannya sehingga tahu manfaatnya. Seperti kita tahu pengetahuan tentang membuat tempe, tapi pengetahuan itu dianggap tidak ada selama kita belum mempuat tempe itu.

Semoga bermanfaat buat kita semua, terimakasih.
Wassalamualaikum kawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun