Mohon tunggu...
Arinda UlisRozikhah
Arinda UlisRozikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang berlatih mempublikasikan tulisan dalam media massa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Kebiasaan Membuang Sampah Masyarakat Indonesia dengan Nilai-Nilai Pancasila

16 Juni 2023   19:58 Diperbarui: 16 Juni 2023   20:08 6206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat pertama dalam permasalahan penanganan sampah, terutama limbah plastik. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022 sebanyak 19 juta ton lebih sampah dihasilkan setiap tahunnya. Hanya 65,84% atau setara dengan 13 juta ton sampah dapat terkelola dengan baik dan sisanya masih menjadi PR besar bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Sampah-sampah tersebut dihasilkan dari berbagai limbah domestik yang terus terbuang dan menyisakan dampak lingkungan yang dapat berakibat buruk jika tidak tertangani dengan bijak. Keindahan alam Indonesia kini hampir pupus oleh banyaknya sampah yang mengakhiri perjalanan pembuangannya di sungai hingga ke laut lepas. Kondisi memprihatinkan terjadi ketika melihat perairan yang  semula biru dihiasi dengan keindahan ikan berwarna-warni di dalamnya, hilang oleh penumpukan sampah yang dilakukan manusia. Salah satunya terjadi di wilayah perairan Pulau Sangiang yang bahkan sempat viral di media sosial pada bulan Juli 2022 lalu. Tumpukan sampah yang menjadi gunungan baru di tepi perairan menjadi pemandangan buruk dan menyulitkan para nelayan untuk menjalankan aktivitas mereka.

Permasalahan sampah di Indonesia masih terus menjadi problematika yang belum mampu terpecahkan. Dari tahun ke tahun jumlah sampah yang dihasilkan terus meningkat. Hal ini dapat terjadi lantaran kebiasaan masyarakat Indonesia yang belum mampu untuk menerapkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Tidak hanya itu, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya belum terealisasi dengan baik. Fasilitas dari pemerintah serta kurangnya sosialisasi turut menjadi faktor pendukung mengapa permasalahan sampah di Indonesia hingga saat ini belum mampu terpecahkan. Jika kita melihat berbagai negara maju di dunia, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya telah dilatih sejak dini di bangku sekolah dan menjadi poin penting yang harus diterapkan oleh tiap individunya. Tidak hanya membuang sampah pada tempatnya, tetapi mereka juga dilatih untuk memilah dan memilih sampah sesuai jenisnya. Seperti yang terjadi di negara Jepang, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya serta memilah jenis sampah telah menjadi kebiasaan yang sudah tertanam dengan baik oleh masyarakat Jepang bahkan mereka akan merasa risih jika melihat sampah berserakan secara sembarangan di tempat umum. Ketika mereka membawa sampah dan tidak menemukan tempat pembuangan sampah di sekitar, mereka akan membawa sampah tersebut sampai ke rumah dan baru akan dibuang pada kantong sampah milik mereka di rumah. Kebiasaan tersebut patut untuk ditiru dan diterapkan oleh masyarakat Indonesia, mengingat bahwa jumlah penduduk Indonesia tidak sedikit dan jumlah konsumsi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas dapat menimbulkan penumpukan sampah yang akan mencemari lingkungan.

Kebiasaan membuang sampah ini ternyata memiliki kaitan dengan nilai-nilai Pancasila yang mana setiap warga negara Indonesia wajib untuk mematuhi segala peraturan dan tindakan yang berlandaskan Pancasila tersebut. Jika ditelusuri lebih lanjut, pada sila pertama Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" memiliki makna yang cukup luas. Arti atau makna dari kalimat tersebut sering diidentikan dengan kewajiban masyarakat Indonesia untuk mengakui bahwa Tuhan hanya satu dan wajib mengimani salah satu agama yang diakui di Indonesia. Namun, makna kalimat tersebut tidak hanya sebatas beriman kepada Tuhan dengan menjalankan berbagai ritual keagamaan saja, tetapi dalam perwujudan nyata atau tanda bahwa seseorang itu beriman pada Tuhannya ialah dengan menjaga kelestarian alam yang telah dikaruniai Tuhan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menjaga kelestarian alam dapat direalisasikan dalam berbagai upaya, seperti pengadaan reboisasi, penerapan sistem tebang pilih di hutan, penanaman pohon mangrove di tepi pantai, dan salah satu yang paling mudah dilakukan oleh setiap individu ialah dengan membuang sampah pada tempatnya. Tentu saja hal tersebut menjadi salah satu upaya pelestarian alam karena dengan membuang sampah pada tempatnya kita dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan mencegah timbulnya berbagai macam penyakit bahkan bencana alam. Hal ini juga menjadi tanda dari rasa syukur kita sebagai manusia yang telah diberikan begitu banyak kenikmatan melalui alam yang telah Tuhan ciptakan. Melalui hal tersebut, menjadi bukti adanya nilai-nilai dari sila pertama Pancasila yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia.

Membuang sampah pada tempatnya juga menjadi penerapan adanya nilai praksis dari sila kedua Pancasila. "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" merupakan bunyi dari sila kedua Pancasila yang dapat diartikan bahwa manusia sebagai makhluk sosial wajib untuk bersikap adil dan memiliki adab atau tindak tutur yang baik, sopan, dan santun kepada sesama. Makna tersebut berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berkelakuan baik kepada makhuk lainnya dan juga alam yang telah memenuhi kebutuhan manusia. Dengan membuang sampah pada tempatnya merupakan bentuk adab yang baik untuk menjaga lingkungan dan menjaga sesama manusia demi terciptanya alam yang sehat dan asri.

Sila Pancasila lainnya yang juga berkaitan dengan penerapan membuang sampah pada tempatnya dapat dilihat pada sila ketiga yang berbunyi, "Persatuan Indonesia". Makna kata "Persatuan Indonesia" mengindikasikan adanya pergerakan yang sama dari suatu kelompok untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini, Persatuan Indonesia dapat diwujudkan dengan melakukan aksi kemanusiaan dalam wujud gerakan peduli lingkungan untuk mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia agar lebih peduli dan sadar mengenai permasalahan sampah. Gerakan-gerakan tersebut dapat berupa sosialisasi kepada masyarakat khususnya masyarakat wilayah perkotaan yang memiliki jumlah konsumsi yang cukup tinggi. Selain itu, gerakan peduli lingkungan juga dapat diwujudkan dengan pembuatan sistem pengelolaan sampah, baik melalui inisiatif pribadi kelompok maupun bekerja sama dengan pemerintah. Hal ini tidak hanya menyatukan masyarakat untuk tergabung dalam aksi kemanusiaan, tetapi juga membantu mengurangi problematika lingkungan yang masih sangat krusial di Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi dan landasan hidup masyarakat Indonesia telah memberikan nilai-nilai yang tidak hanya berkaitan dengan aturan kenegaraan, tetapi juga mampu mencakup setiap sisi kehidupan masyarakat dan dapat diwujudkan melalui berbagai aksi nyata. Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepatutnya untuk memahami kembali makna setiap sila Pancasila. Bukan hanya dihafal, tetapi juga dipahami dan diterapkan. Salah satunya melalui pengelolaan sampah untuk menciptakan Indonesia yang bersih dan indah. Pengelolaan ini lagi-lagi kembali pada kesadaran masing-masing warganya, tetap abai dengan sampah yang terbuang sesuka hati atau mulai peduli bahwa setiap sampah yang dibuang dengan tidak pada tempatnya mampu mendatangkan bencana? Peran pemerintah disini juga sangat penting untuk memberikan sosialisasi mengenai bagaimana cara pengolaan sampah yang bijak dan pemahaman berbagai jenis sampah. Walaupun tidak dipungkiri, hal tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tetapi perlu dan wajib untuk dilakukan. Seperti Jepang yang membutuhkan waktu selama 10 tahun untuk membuat masyarakatnya benar-benar sadar dan peduli dengan isu lingkungan. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, menjadi sebuah kalimat yang agaknya patut disampaikan untuk Indonesia yang bebas sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun