Mohon tunggu...
Arina Ulfatul Jannah
Arina Ulfatul Jannah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mendedikasikan diri untuk Bangsa dan Negara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seminar Nasional 'Sinergitas Stakeholder Ekonomi Syariah di Era Revolusi Industri 4.0

12 Januari 2019   16:42 Diperbarui: 13 Januari 2019   07:18 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • IPMAFA (12/01) telah berlangsung seminar nasional dengan tema 'Sinergitas Stakeholder Ekonomi Syariah di Era Revolusi Industri 4.0' dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Muhammad, M.Ag. (STEI Yogyakarta). Bertempat di Auditorium II IPMAFA Pati. Seminar berlangsung dari pukul 09.00-13.00 WIB. 

  • Sambutan Disampaikan oleh Bapak Mumu Mubarok (Ketua Umum MES Kab. Pati). Dalam sambutannya beliau berpesan bahwa dari seminar ini nantinya bisa dijadikan pembelajaran dan harapannya bisa dikembangkan di institusi masing-masing. Selanjutnya Habib Solihin sebagai moderator menyampaikan bahwa perkembangan teknologi dan jaringan baik keterlibatan perusahaan, Lembaga Syariah di era 4.0 ini memiliki andil peran cukup penting.

    Masuk pada sesi seminar, Prof. Muhammad mengawalinya dengan beberapa kata mutiara. Semisal, "Murid harus lebih baik dari gurunya. Senantiasa mengikuti tuntunan Rasulullah, untuk jadi amal saleh nantinya." Ikhlas untuk tidak boleh mengungkit-ungkit. Ikhlas dikatakan beliau seperti buah kelapa. Dipanjat lalu dijatuhkan begitu saja. Selain Ikhlas, kita mesti memiliki jiwa yang Istiqomah, untuk tekun melakukan sesuatu agar nantinya benar-benar jadi. Ibaratnya seperti ayam bertelur. Puasa 21 hari, mengerami telurnya dan rupa anaknya nanti menjadi kejutan sekaligus kado dari Tuhan.

    Lanjut pada pembahasan entitas produk yang jadi pembiasaan di masyarakat. Misalnya, Aqua, Pepsodent dll. Entitas pertama kali muncul ini menjadikan masyarakat terbiasa menyebutkannya.
    Rasulullah bersabda bahwa ada 4 hal oleh anak Adam yang nantinya ditanya di akhirat. Pertama ditanya umur atau usianya. Kedua, ilmu. Ketiga, harta. Keempat, anggota badan.

    "Umur merupakan waktu setiap detik yang kita isi dengan surah Al-Kautsar. Orang pindah agama, syahadat lalu meninggal, itu dia mulai dari nol dan terbebas dari pertanyaan. Iman,amal sholeh, penting. Lalu ilmu yang kemudian kita dapat dimanfaatkan untuk apa? itu menjadi pertanyaan besar nantinya," Ucap beliau.

    Orang Islam harus menguasai ekonomi. Sistem produksi pada input-proses-output dan semuanya itu harus halalan toyyibah. Industri perbankan komersial Syariah realitasnya pada 2016 mencapai $1.599 dan prediksi 2020 adalah $ 2.43 9 miliar. 980 juta infak pada wilayah Pati. 700 masjid Jogja ada 296 miliar pertahun namun akhirnya kendor di bendahara takmir.

    Prof. Muhamad sekarang mulai menggerakkan nazhir wakaf. Bapak Rektor Abdul Ghofarrozin, M.Ed juga dikatakan beliau dapat intruksi dari Presiden untuk menggerakkan Bank Wakaf Mikro.

    Pesantren menjadi rujukan pengembangan ekonomi. Contohnya yakni Pesantren Sidogiri yang mendapat support Dana 2 triliun. Syukur nantinya ada masjid yang seperti itu, lalu dapat Award dari Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

    Lebih lanjut Prof. Muhamad bercerita bahwa beliau menjadi penulis produktif dan menghasilkan 90 buku rujukan referensi akademisi. Tipsnya dengan cara 1 semester ada 14 kali tatap muka maka 10 lembar tulisan dinarasikan dan disampaikan. Lalu itu harus konsisten sehingga bisa jadi sebuah buku pada akhir semester.

    Kata beliau, surga sudah ada di depan mata kita. Semua sudah bisa dilayani dengan jasa. Contoh Go Food, Grab dll. Mark sebagai pendiri facebook saja bangga dengan Al Khawarizmi penemu angka nol atau biner. Lalu, angka Arab berjasa atas perkembangan ekonomi terutama akuntansi sebagaimana Surah Al Baqarah yang ayatnya pakem 282.

    Dikatakan beliau, pembiasaan salat sunah dua rakaat saja setiap hari itu sama dengan kita menyedekahi ruas-ruas jari kita. di dalam Kitab Durrotun Nasihin dikatakan bahwa sebelum tubuh ini sempurna diciptakan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala membentuk qalbu yang terdiri dari akal dan napsu.

    Prinsip murabahah, semakin lama prosesnya maka semakin tinggi biayanya dan hal ini disebabkan oleh faktor waktu. Spekulasi Boleh. Judi = untung-untungan tanpa fakta. Adapun proyeksi=untung-untungan dengan fakta. Kewajaran bisnis=kewajiban bisnis.

    2,1 juta pekerja baru menanti di 2025 pada era baru industrialisasi digital sebagai gejala transformasi di Indonesia. Toko konvensional menjadi toko online, Indomart berkolaborasi dengan produk lokal UMKM dan komunitas serupa melalui digital learning by doing. Dalam bidang industri perlu persiapan skill. Kurikulum Perguruan Tinggi (PT) harus bisa memfasilitasi SDM multi keilmuan yang memiliki keunggulan khas dan multi skill di eranya/zamannya. Waktu dan kesungguhan menjadi kunci.

    Strategi nasional pemerintah atas perekonomian warga dijalankan tanpa bunga. BASNAS, wakaf jadi karena ada undang-undangnya. Energi dan inovasi ekonomi syariah di Indonesia akan berjalan jika ada kesamaan langkah untuk sama-sama bertumbuh agar berkah. Perlu partner dan sinergi untuk mencapai win-win solution.

    Dalam penutupnya, Prof. Muhamad menyampaikan bahwa, "Kita harus bersinergi kalau ingin mencapai target. kalau tidak bisa bersinergi, bagaimana bisa mencapai target?". Walaupun di sana sini tidak kita pungkiri bahwa ada keberpihakan. (Tim Redaksi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun