“Kamu mungkin sangat mencintai putri saya”, ujar calon mertuanya sebagai kalimat pengantar. “Ya Ayah, karena itulah makanya saya menikahinya putri anda”, spontan sang pemuda merespon pernyataan calon ayah mertuanya dengan kalimat yang dia yakin sangat pas di hati sang calon mertua. Pemuda itu menatap calon mertuanya dengan gagah.
“Dan kamu mungkin berpikir dialah wanita paling hebat di dunia”, sambung sang ayah.
“Dia begitu sempurna dalam segala hal”, ujar sang pemuda dengan wajah berseri dan intonasi yang sangat optimis.
“Itulah yang kamu rasakan sewaktu baru menikah”, ujar sang ayah datar.
Pemuda itu mencoba untuk melontarkan seribu kalimat lagi tuk meyakinkan sang ayah, namun sayang calon mertuanya itu segera mendekatkan telunjuk kanannya di bibirnya sendiri sebagai isyarat untuk menyuruh si pemuda itu untuk tak dulu berbicara. Perlahan dan pasti, ayah segera melanjutkan kalimatnya yang tadi belum tuntas.
“Kau bisa jadi termat sangat mencintai putriku hari ini, esok, atau mungkin setahun kemudian. Kau akan senantiasa memuji dan mensyukuri setiap kesempurnaan yang dia miliki. Namun setelah beberapa tahun, kamu akan mulai melihat kekurangan-kekurangan putri saya. Kamu akan melihat dan berhadapan dengannya setiap saat bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Kekurangan fisik dan kemampuannyapun akan kian banyak muncul ke permukaan. Hal-hal yang tak tampak akan jadi jelas setelah kalian tinggal bersama dalam waktu yang cukup lama. Lebihnya akan tak berarti tatkala kau sadari kurangnya ternyata jauh lebih banyak".
"Saat kamu mulai menyadari hal tersebut, saya ingin kamu mengingat satu pesan saya, “Jika putri saya tidak punya kekurangan-kekurangan itu,mungkin dia sudah menikah dengan pria lain yang jauh lebih baik daripada kamu calon menantuku”.
Sang Pemuda terpekur sebentar dan tiba-tiba ada setitik air mata yang menyirami hatinya dengan sangat sempurna. Sang pemuda merangkul erat calon mertuanya dan berkata, “Terima kasih ayah, nasehatmu sungguh sederhana, namun sangat berarti bagiku. Aku berjanji akan mengingatnya dan aku akan memperlakukan putrimu yang tidak sempurna dengan kesempurnaanku”.
* * * * *
Karena kau bukanlah orang yang sempurna,
Karena kau punya segudang kekurangan,
Maka belajarlah kawan untuk mencintai dia, pasanganmu