Gambar : thoughtsofpositivethinking.com
Jatuhnya pesawat SSJ 100 tentunya menyisakan luka yang tidak sedikit bagi kita semua, khususnya bagi para keluarga korban. Tak hanya itu, bagi pihak-pihak terkait tentunya ini menjadi moment untuk evaluasi diri, bukan untuk saling menyalahkan, tapi saling bersinergi menuju perbaikan untuk sistem di masa yang akan datang.
Well, bagi saya pribadi, peristiwa naas ini memberikan hikmah yang luar biasa. Kecelakaan ini secara tidak langsung merupakan media pembelajaran yang tidak sedikit bagi saya. Dari sini saya akhirnya mengerti :
-- Berbagai istilah baru mengenai dunia penerbangan. Black box yang menurut hemat saya bewarna hitam ternyata berwarna orange. Warnanya berubah hitam itu biasanya karena efek dari kecelakaan, misalnya terbakar, meledak, dan sebagainya. Tak sekedar itu, saya pun mulai mengenal lebih dekat mengenai joy flight, demo flight, dynamic flight, ATC, dan sebagainya. Saya pun belajar ilmu medis yang selama ini hampir tidak pernah saya dengan, seperti Ante mortem, patologi forensik, dan banyak hal lainnya.
-- Kecelakaan ini memaksa kita untuk lebih aware terhadap safety dari penerbangan. Kita yang selama ini awam mengenai standart safety penerbangan sedikit banyaknya mendapatkan pencerahan dari kejadian ini. Tidak semata himbauan bagi operator, tim controling, pemerintah, perusahaan penerbangan, tapi juga diri kita selaku penumpang. Pengadaan safety yang lengkap tidaklah cukup, harus ada pengecekan berkala guna memastikan bahwa safety yang ada masih berfungsi dengan baik atau tidak. Bagi penumpang, saat para pramugari memberikan arahan dan informasi, hendaknya diperhatikan dengan cermat. Jangan acuh tak acuh meski kita bukan pertama kali naik pesawat.
-- Kerja keras, tim work, dan dedikasi dari tim SAR serta pihak-pihak lainnya yang ikut serta langsung dalam evakuasi korban pun ikut memberikan pelajaran bai saya. Perjuangan mereka akhirnya menyampaikan kepada kita semua, bahwa ketika rasa kemanusiaan itu datang, maka nyawa kita sendiri pun serasa tak berarti apa-apa. Di sinilah egoisme akan terkubur, tumbuhlah simpati, empati, dan solidaritas.
-- Ketidak disiplinan kita dalam menegakkan aturan maupun menjalankan prosedur yang ada tidak semata akan menggiring kita pada hukuman yang bersifat untuk diri pribadi, jauh lebih besar dari itu, kelalaian kita justru mampu berakibat fatal bagi banyak pihak. Bukan tidak mungkin, masa depan atau nyawa orang lain pun tergadaikan akibat ketidakkonsistenan kita dalam menjalankan aturan dan prosedur standar. Peristiwa naas ini membuat saya paham bahwa ketaatan terhadap suatu prosedur atau aturan baku tidaklah untuk dijalankan semau kita, tapi hendaknya dijadikan suatu budaya yang akan tetap kita lakukan penuh dengan kesadaran, bahkan ketika kita sedang tidak ada satu orang pun yang mengawasi, tidak satupun ancaman yang diberikan, tidak satupun test diselenggarakan, kita tetap konsisten menjalaninya.
-- Janganlah berbicara dalam sesuatu yang bukan dalam kapasitas kita untuk itu. Dan kalaupun kita memiliki otoritas dan kapasitas untuk bicara, diamlah hingga kita paham apa yang akan kita katakan dan seberapa jauh efek dari muatan yang kita utarakan. Jauhkan opini, dekati fakta. Bicaralah dengan data yang sudah dipastikan valid dan utuh. Penyampaian informasi yang sepotong-sepotong justu akan menimbulkan spekulasi jauh di luar kendali diri kita.
-- Janganlah mencari sensasi di atas keleluasaan kita dalam mengakses sebuah teknologi. Jadikan teknologi sebagai sarana untuk mempecepat proses evakuasi dan penyampaian informasi yang valid, bukan sebagai penyebar Hoax.
--Setiap kali kita akan bepergian, kemanapun, pastinya keluarga mengetahui kemana kita dan melakukan apa. Sehingga keluarga tidak meraba-raba ketika kita tidak pulang tepat waktu.
-- Kecelakaan ini saya melihat besarnya arti keluarga dan sahabat. Merekalah orang yang tidak akan pernah lelah menyayangi kita. Bahkan ketika sudah nyata dikatakan dan dilihat para jenazah di gotong dalam kantong mayat yang mana anggota tubuh para korban tersebut hampir semuanya bercerai berai, mereka tidak pernah putus memanjatkan do'a dan berharap bahwa anak atau sahabat tercinta bukanlah salah satu dari jenazah, masih terangkai asa agar ada sebuah mukjizat yang nantinya membawa berita gembira yang menyatakan anak atau sahabat selamat. Keberadaan diri kita di tengah keluarga adalah segalanya, bahkan tak terganti oleh apapun. Informasi yang menyebutkan bahwa nominal santunan yang direncanakan akan diberikan oleh pihak sukoi senilai US$ 50.000 tak sedikitpun mampu memalingkan mata itu untuk berhenti menangis. Walaupun faktanya bisa jadi sang anak atau sahabat dalam hidupnya belum tentu meraup materi sebesar itu. Namun bagi keluarga dan sahabat, semuanya menjadi nihil adanya tanpa kita di sisinya. Kita tak akan tergantikan oleh apapun sampai kapanpun jua, demikianlah wujud cinta dari keluarga dan sahabat.