Mohon tunggu...
Harini Rahmi
Harini Rahmi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Life is a process to transfer our values to others. Make ourself meaningfull anytime anywhere for all people

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Masih Ada WAKTU, Selalu

8 Agustus 2014   05:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:06 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rutinitas kerja terkadang melenakan kita untuk terus berpacu dari satu kerjaan kepada pekerjaan lainnya sehingga tanpa kita sadari, kita alfa bahwa kita masih memiliki kehidupan di balik itu semua. Kita lalai menyadari bahwa bekerja bukanlah satu-satunya kegiatan yang harus kita lakukan.  Pekerjaan hanyalah kegiatan yang kita laku kan agar kita dapat mewujudkan mimpi dan impian kita yang tentunya sangat berarti.

Ya, kesibukan pada prinsipnya adalah sebuah pilihan bukan keadaan. Sesibuk apapun kita berhentilah untuk berpendapat bahwa kita tidak ada waktu. Sungguh, kita memiliki waktu, selalu dalam jumlah yang sama untuk melakukan apapun yang kita pilih untuk kita lakukan.

Kala rutinitas padat merayap,  berhentilah sejenak. Ingat, sejenak saja, tak perlu lama, bisa jadi hanya 3 menit saja, pejamkan mata dan hiruplah udara dalam-dalam kemudian hembuskan perlahan. Ulangi beberapa kali dan rasakan ketenangan yang anda peroleh. Tubuh kita butuh ruang untuk keseimbangannya.

Pada satu waktu saya bertemu dengan seorang teman lama.  Saat itu saya sedang membutuhkan bantuannya untuk membantu saya mencari solusi atas beberapa hal yang harus saya tuntaskan.  Pada saat itu saya tahu persis teman saya tersebut sedang kejar tayang atas beberapa project yang dihandlenya. Namun kala saya datang dan memuntahkan masalah saya kepadanya dalam keadaan sedikit ragu karena takut diabaikan olehnya, saya justru menemukan kenyataan yang berbeda.

"Saya masih ada waktu untuk kamu,  selalu", demikian ujar seorang teman kepada saya.

Kalimat itu sederhana dan dituturkan oleh seseorang yang sangat bersahaja namun padat karya. Dunianya senantiasa berpacu dengan deadline namun satu hal yang saya kagumi dari dirinya adalah dia selalu ada waktu untuk dirinya, temannya, keluarganya, dan yang pasti Tuhannya.

Sebait kalimat yang dilontarkannya kontak memberikan hentakan keras kepada saya untuk mahfum bahwa yang sibuk bukan hanya saya, diri ini, tapi setiap orang. Sering kali kita (mungkin saya tepatnya) menggunakan kata "Sibuk'' untuk menjustifikasi ketidakmampuan kita untuk dapat menekuni hobby yang jauh sebelumnya amat kita gemari, bersilaturahim dengan sahabat atau kerabat yang sangat kita sayangi,  dan beribadah tepat waktu untuk meminta ridho dari pemilik jiwa ini.

Jadi sesibuk apapun kita, pada hakekatnya kita tetap memiliki PILIHAN untuk tetap menikmati hidup, tetap bermanfaat, tetap berbahagia, tetap ceria, dan tetap Jaya. Sibuk itu bukan keadaan yang tak bisa diubah. Sibuk adalah keadaan yang kita Pilih dan Ciptakan.

Hidup itu indah kala bisa berdamai dengan diri sendiri, berbagi terhadap sesama, dan berkontribusi terhadap orang banyak.

Well,  I am buzy, but i still have time for you, for me, for them, and for us --  today, tomorrow, and so on.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun