Mohon tunggu...
Arina Mahla Sabrina
Arina Mahla Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi bernyanyi dan saya merupakan pribadi yang sangat mudah beradaptasi di lingkungan yang baru dengan orang yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Utang Negara yang Tidak Dapat Menanggulangi Kesejahteraan

20 Agustus 2023   22:00 Diperbarui: 21 Agustus 2023   01:51 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingginya Utang Negara yang Tidak Dapat Menanggulangi Kesejahteraan

Utang adalah suatu pinjaman baik berupa uang maupun benda. Umumnya utang adalah kegiatan pinjam meminjam yang sifatnya wajib di lunasi apabila individu mendapatkan pinjaman dari individu lainnya. Tidak hanya pelaku individu saja, suatu lembaga juga dapat melakukan kegiatan utang misalnya suatu lembaga negara. Negara dapat melakukan proses pinjam meminjam atau utang ini. Biasanya suatu negara medapatkan pinjaman utang dari perusahaan swasta dalam negeri atau dari negara lain. Sampai saat ini negara yang menduduki sebagai peringkat pertama dengan jumlah utang tertinggi ialah negara Amerika Serikat. Negara Indonesia juga merupakan salah satu negara yang melakukan kegiatan pinjam meminjam. Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah rendah dengan utang tertinggi pada tahun 2020 menduduki peringkat tuju di dunia.
Bukan menjadi rahasia umum lagi jika Negara Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah utang yang sangat besar. Dikutip dari buku APBN KITA (Kinerja dan Fakta) edisi Juni 2023, total utang per akhir bulan itu senilai Rp. 7.787,51 triliun. Jumlah tersebut bukan merupakan jumlah yang sedikit. Meskipun dengan jumlah tersebut tidak separah dengan negara-negara lainnya, namun hal tersebut juga patut di waspadai. Dana utang yang masuk semata-mata dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang ada di negara, namun semua itu belum pasti menjamin kesejahteraannya bagi masyarakat. Dengan tingginya utang negara akan mempengaruhi laju inflasi. Untuk melunasi utang-utang yang ada, bukan tidak mungkin negara akan menaikkan pajak. Melihat angka kemiskinan dan pengangguran yang masih memprihatinkan bagaimana bisa hal itu dapat dilakukan. Masyarakan akan tambah sensara dengan adanya hal tersebut.

Dampak dari Covid-19 yang baru saja kita rasakan memang tidak hanya dalam dunia kesehatan melainkan merambah ke dunia perekonomian dunia. Banyak negara yang mengalami inflasi yang sangat besar dan naikknya angka utang negara. Tentunya untuk kembali ke keadaan semula masih sangat sulit. Utang pemerintah di akhir tahun 2020 atau setahun pandemic berjalan mencapai Rp. 6.074,56 triliun atau naik sebanyak Rp. 1.295,96 triliun (27 persen) dibandingkan setahun sebelumnya. Banyak juga sektor-sektor pendukung pemasukan negara yang harus tutup karena pandemic. Dengan menambah utang negara maka akan semakin memperburuk keadaan. Jika para orang elit merasakan imbas dari adanya utang negara yang tinggi, apalagi dengan masyarakat kecil. Jika negara terus melakukan utang dan memperbesar angka kenaikannya justru bukan kesejahterann yang di optimalkan akan tetapi secara tidak langsung menjerumuskan kedalam tingkat ke sengsaraan yang berkelanjutan. Sudah sepatutnya kesejahteraan masyarakat dijunjung tinggi.
Memang dengan utang negara dapat meningkatkan berbagai sector, akan tetapi pada akhirnya sama saja. Negara jadi mempunyai PR baru lagi untuk mengembalikan utang yang telah di pinjam tersebut. Dengan melakukan kegiatan utang terus menerus bukan suatu jalan keluar bagi negara. Penanggulangan tentang kesejahteraan masyarakat yang ada tidak akan pernah terlaksana. Negara harus benar-benar mempikirkan kapan seharusnya melalukan utang dan kapan saatnya tidak melakukannya. Saya yakin dengan adanya sumber daya alam yang sangat melimpang di negara ini banyak jalan demi mengais dana untuk negara. Negara harus semakin pintar lagi untuk mengolah sumber daya alam yang ada sehingga segiatan utang dapat berkurang dari masa ke masa. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat akan terjamin tampa harus melakukan kegiatan utang.

Sumber referensi:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230701200741-4-450436/utang-pemerintah-turun-lagi-tinggal-sisa-rp-778751-t#:~:text=Dikutip%20dari%20buku%20APBN%20KITA,sebesar%20Rp%207.849%2C89%20triliun.

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230126132020-532-905147/melihat-potret-utang-pemerintah-selama-pandemi-covid-19#:~:text=Lantas%20berapakah%20utang%20pemerintah%20selamat,2019%20sebesar%20Rp4.778%20triliun.

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/04/02/093500581/indonesia-negara-dengan-utang-terbesar-ke-7-di-dunia-kok-bisa-?page=all

https://katadata.co.id/lavinda/finansial/644b2f090009b/daftar-negara-dengan-utang-terbanyak-di-dunia-as-nomor-wahid-ada-ri

Nama:Arina Mahla Sabrina

Fakultas: SIKIA

Prodi: Kedokteran Hewan

Garuda: 16

Ksatria: 7

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun