Baru-baru ini, pada pertandingan bulu tangkis internasional bergengsi Indonesia Open 2022 Super 1000, datang dari Yeremia Rambitan salah satu atlet ganda putra kebanggan Indonesia yang diduga mengalami cedera pada lutut kirinya. Pada pertandingan tersebut Yeremia bersama pasangan mainnya yaitu Pramudya melawan pasangan nomor satu Malaysia, Aaron Chia/Soh Woo Yik. Pertandingan berjalan secara rubber game dengan skor akhir 21-14 12-21 20-22. Pasangan ganda putra Indonesia sejatinya telah mencapai match point lebih awal pada set ketiga 20-17, namun sayangnya Yeremia mengalami cedera pada lutut kirinya dan mengharuskan untuk menerima perawatan medis. Meskipun begitu, Yeremia/Pramudya tetap bertekad untuk menyelesaikan pertandingan sampai akhir dengan point 20-22 dimenangkan oleh pasangan Malaysia.
Kita ketahui bersama bahwa cedera acl yang biasanya dikarenakan kesalahan penempatan atau pendaratan kaki. Hal ini menjadi hal yang serius dan harus diwaspadai. Cedera anterior cruciate ligaments (ACL) sendiri merupakan gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada ligamen cruciate anterior di lutut yang meregang berlebihan atau bahkan robek. ACL berfungsi untuk menstabilkan gerakan tulang di sekitar area tersebut. Tanda-tanda yang mungkin terjadi disaat cedera acl, diantaranya seperti terdengar bunyi keras dari lutut saat cedera, lutut terasa tidak stabil, terjadi pergeseran, dan pembengkakan pada area lutut.
Cedera ini sering terjadi saat aktivitas olahraga, yang diakibatkan ketika berhenti tiba-tiba, berputar dengan kaki tertanam kuat, kesalahan pendaratan kaki dari lompatan, dan pada atlet sepak bola sering dialami berupa tekel atau benturan langsung pada lutut. Untuk mendiagnosis cedera ini dapat dilakukan oleh dokter ahli ortopedi, berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya, seperti x-ray, MRI, USG, dan CT scan. Pemeriksan ini bertujuan untuk mendiagnosis tingkat keparahan dan kerusakan pada ligamen. Robekan ACL memiliki beberapa tingkatan, robekan yang lebih dari 50% kebanyakan sampai dilakukan operasi, namun tidak menutup kemungkinan dapat sembuh dengan terapi yang rutin. Terapi tersebut berupa penggunaan bracing dan latihan yang dapat menguatkan otot pada kaki atlet. Masa pemulihan cedera ini juga terbilang lama 3-9 bulan tergantung pada tiap individunya.
Cedera ini memang kerap terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan berganti arah, meloncat, dan mendarat berhenti secara cepat. Maka dari itu cedera ini kerap dialami oleh para atlet, seperti atlet sepak bola, basket, voli, dan juga badminton. Selain Yeremia, ternyata banyak atlet badminton Indonesia yang sudah pernah mengalami dan kebanyakan dari mereka harus menerima keredupan dalam berkarir sebagai atlet.Â
Beberapa diantaranya Maria Kristin Yulianti tunggal putri Indonesia peraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan Bellatrix Manuputty tunggal putri Indonesia peraih medali emas SEA Games. Meskipun begitu, hal ini bukan berarti bahwa cedera ACL menjadi penentu akhir karir para atlet, karena banyak dari mereka yang juga bisa survive dan terus berkarir dengan baik hingga sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H