Bangkrut dalam konteks ini tidak harus tertuju pada para pengusaha besar, namun juga untuk para pelaku UMKM yang sedang struggling dengan bisnisnya. Hal ini dapat menyangkut semua orang yang terjebak di kondisi sama karena masalah yang sama; kerugian besar. Sebagian besar orang menganggap situasi ini sebagai akhir dari usaha atau bisnis mereka, dan akhirnya putus asa.Â
Namun tahukah, kebangkrutan adalah salah satu faktor yang tiap orang pasti alami untuk menanjak satu level ke atas hingga mampu belajar, dan tidak bangkrut lagi. Dan berikut adalah mindset atau pola pikir yang harus kalian terapkan ketika usaha sedang down.
1. Ini bukan malapetaka
Seperti yang tertulis di atas, jangan anggap sebuah kebangkrutan sebagai musibah atau kesialan yang menjadi akhir perjalanan bisnis kamu. Anggap ini sebagai modal atau investasi pengalaman untuk belajar. Seperti saat mendapat nilai merah dan harus remedial, apa yang kamu lakukan kemudian? Belajar, bukan? Atau paling tidak mencari cara untuk meminimalisir nilai buruk entah dengan mencotek atau bekerja sama dengan kawan.Â
Sama situasinya dengan bangkrut, maka hal itu akan mengajarimu untuk menentukan jalan yang tepat dan tak terperosok dalam kerugian. Terdengar konyol memang, namun seperti yang dikatakan oleh komedian Instagram; jangan mengulang kesalahan yang sama karena masih banyak kesalahan yang perlu dicoba. Dan itu benar, kesalahan-kesalahan yang berdampak bisnismu sekarang adalah guru terbaik sampai kamu puas dan tidak salah lagi.
2. Kebangkrutan disebabkan karena keberanian
Kamu yang berani memulai bisnis adalah orang hebat yang berani step out dari comfort zone. Keputusanmu tak salah untuk berbisnis dan mengambil resiko, meskipun itu termasuk kebangkrutan.Â
Resiko ini memang wajib dialami oleh tiap pebisnis untuk tumbuh. Justru orang-orang yang menakuti kegagalan lah yang sulit untuk berkembang. Bangkrut hanyalah satu dari sekian masalah yang muncul dalam mengelola bisnis, jadi hilangkah rasa putus asa dan ambil langkah baru. Soal berhasil atau babak belur, itu belakangan.
3. Konsisten dan jangan berhenti
Pernah di situasi yang sama, saya ditipu oleh supplier saat membeli produk jumlah grosir yang padahal sudah di pre-order oleh orang-orang. Akhirnya, mau tak mau harus mencari stok ke supplier lain yang lebih trusted pakai uang pribadi.Â
Tak ada laba yang didapat, justru malah bangkrut sebab harga produknya relatif mahal, belum ongkos kirimnya. Namun karena tak ingin melunturkan kepercayaan konsumen, saya lakukan semua itu walaupun kondisi uang sudah 'sekarat'.Â
Dengan modal konsisten inilah yang membuat bisnis tetap jalan. Sama hal nya dengan kehidupan, roda bisnis pasti berputar. Bila hari ini bangkrut, masih ada peluang besar yang menanti di belakang. Jangan berpikir bahwa kesuksesan para pebisnis didapat oleh keberuntungan semata, karena sikapmu sangat menentukan.
4. Lanjutkan yang masih tersisa
Silakan jika kamu ingin menangis, bersedih, tuntaskan itu semua dan bangkit untuk lanjut. Teruskan apa yang tersisa dari usahamu dan coba atasi problem agar tidak terhenti begitu saja. Ingatlah semua usaha yang kamu lakukan, yang kamu kerahkan untuk sampai di titik yang sekarang. Memuakkan sekali memang, mengurus sesuatu yang sudah membuatmu babak belur.Â
Rasanya jengah bukan? Pasti. Namun meski begitu, bisnis lah yang selama ini telah membantu untuk mendongkrak ekonomimu. Jangan biarkan semakin hancur dan lanjutkan yang selama ini telah tercapai.
Itu tadi sedikit tips yang berangkat dari pengalaman pribadi. Saya paham betapa kalutnya kondisi seseorang ketika bangkrut. Rasa yang timbul dalam diri ini kalau tidak putus asa ya ingin berhenti. Namun ingat-ingat lagi tulisan di atas dan terapkan dalam mindset kamu, yang mungkin sekarang dalam kondisi down. Jangan menyalahkan diri sendiri dan tetap berjalan walau sulit. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H