Mohon tunggu...
Ahmad Rinaldy
Ahmad Rinaldy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SATU Tulungagung

Biasa-biasa saja, dan mulai biasakan hal positif

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Merokok Itu Berbahaya? Jika Tidak, Kenapa Ada Slogan Anti-rokok?

10 Februari 2023   22:55 Diperbarui: 10 Februari 2023   23:57 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : https://pin.it/7DLAnJY

Blitar, 9 Februari 2023 -- Siapa sih yang tidak tahu namanya rokok? Semua orang pasti mengetahui tentangnya, bahkan mudah sekali kita untuk menemukan yang namanya slogan-slogan anti-rokok dimanapun.

Bahkan gambar diatas, Bapak Presiden Soekarno saja juga merokok. Namun banyak orang telah mengamini doktrin bahwasanya merokok adalah perilaku buruk. Tapi memang buruk, jika kita merokoknya sampai meresahkan yang lain, misalnya ; sampai mengakibatkan kebakaran, menekan putung yang masih menyala di kulit temanmu atau lain lainnya.

Rokok berasal dari bahasa Belanda (Rokken) atau populer dengan sebutan sigaret di kalangan internasional, udud dalam bahasa Jawa adalah sebuah benda yang biasanya dihirup asapnya, berbentuk silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau kering yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam saku. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memeringatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya pesan tersebut sering diabaikan).

Yang pertama kalinya menemukan rokok adalah suku bangsa Indian di Amerika, mereka merokok untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba mengisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turkiye dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Seperti pada umumnya sejarah yang berkelakaran Indonesia, tak jelas memang asal usul yang akurat tentang rokok kretek. Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkih. Setelah itu, sakitnya pun reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkih dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasa sakitnya hilang. Berita ini pun menyebar cepat. Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama.

Bahkan sebelun Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus kulit jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.

Ada juga teori masuknya rokok di indonesia menurut teori perdangangan. Kehadiran tembakau pertama kali di Indonesia adalah pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1600-an. Kala itu, para pedagang Portugis yang datang ke Pulau Jawa membawa tanaman tembakau untuk ditanam di tanah Jawa.

Begitulah sejarah rokok yang bisa kita percayai salah satunya, atau bahkan sekedar referensi saja dan mempercayai sejarah yang kita buat dan kita tulis sendiri. Selanjutnya kita bahas saja seperti judulnya yang telah tertera, yaitu tentang 'apakah rokok itu berbahaya? Jika tidak, kenapa banyak ditemui poster-poster anti-tokok? Simak beberapa poin dibawah ini beserta penjelasannya, agar tidak terus menjadi beban pikiran karena masih banyak teka-teki di kepala kita,

1. Sejarah, dalam sejarahnya, salah satu sumber menyebutkan bahwa di Indonesia khususnya, pada awalnya rokok dimanfaatkan sebagai obat oleh Haji Djamari sebagai penyembuhan sakitnya dada Haji Djamari. Karena kejadihan tersebutlah rokok mulai digemari banyak masyarakat Indonesia.

2. Penelitian, banyak penelitian yang mengulas tentang manfaat rokok, walau memang masih jauh lebih banyak penelitian yang mengulas bahaya rokok. Berikut ini saya tulis beberapa saja yang menurut saya wajib diketahui dikarenakan penelitinya yang tidak sepele. 

Pertama, Penelitian yang diterbitkan oleh University of Adelaide di Australia menyebutkan bahwa orang yang melakukan operasi penggantian lutut umumnya berasal dari kalangan penderita obesitas. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan bahwa kandungan nikotin yang terdapat pada rokok ternyata sangat berguna untuk mencegah tulang rawan dan kerusakan sendi.

Kedua, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal Physiology and Behavior menemukan fakta bahwa kenaikan berat badan yang tak terhindarkan setelah berhenti merokok adalah penghalang utama dalam membuat orang berhenti, nomor dua setelah kecanduan. Nikotin sendiri bertindak sebagai stimulan dan penekan nafsu makan, dan tindakan merokok memicu modifikasi perilaku yang mendorong perokok untuk mengurangi kebiasaan mengemil.

Ketiga, sejumlah penelitian telah mengidentifikasi hubungan terbalik yang luar biasa antara merokok dan penyakit Parkinson. Menariknya, orang yang telah terbiasa merokok dalam jangka panjang justru memiliki risiko lebih rendah untuk terserang penyakit Parkinson.

Keempat, penelitian besar menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas, seperti pembuluh darah ke jantung (cardiovaskulardisease) atau ke otak (stroke). Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang lebih cepat. Penelitian lain menyebutkan krbon monoksida dapat mengurangi serangan jantung dan stroke. Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu para korban serangan jantung dan stroke.

Kelima, karbon monoksida menghambat pembekuan darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri. Para peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah penumpukan sel darah putih. Baru-baru ini oksida nitrat telah ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu, tidak akan mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascularblockage).

Kelima, merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori. Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia dengan paparan tembakau Eksposur. Preeklamsia adalah kondisi medis di mana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin. Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu manfaat dari merokok selama kehamilan.

Keenam, sebuah studi dari dua generasi penduduk Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari cenderung memiliki peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, asma alergi, eksim atopik dan alergi makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah merokok. Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama.

Ketujuh, sebuah penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara), yang merokok selama lebih dari 4 pak tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan dengan pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen.

Kedelapan, dulu pernah disebutkan bahwa tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal sebuah studi menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah terhadap penyakit gusi.

Kesembilan, sebuah penelitian mengenai pengaruh rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan, dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif pada lima orang dewasa dengan gangguan. Perbaikan kemungkinan berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang terlihat pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatannya. Down syndrome adalah penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakanganpertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down.

Kesepuluh, Suatu hari Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF). Senyawa ini menghentikan pertumbuhan kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah zat yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok.

Kesebelas, nikotin mengurangi aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus ulcerative colitis (UC) atau radang usus. Temuan ini dapat menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan merokok) terhadap UC dan dapat menjelaskan mengenai disfungsi penggerak kolon pada penyakit aktif.

Keduabelas, seorang peneliti pada National Cancer Institute berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan kanker kulit yang menimpa terutama orang tua di Mediterania wilayah Italia Selatan, Yunani dan Israel. Bukan berarti merokok disarankan untuk populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting adalah merokok tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan ini adalah sebuah pengakuan dari peneliti di National Cancer Institute.

3. Manipulasi dan pemutar balikan fakta, bahwa merokok merupakan hal yang berbahaya dan merusak kesehatan tubuh perokok, namun faktanya justru sebaliknya. Sampai sekarang masih banyak orang menganggap itu benar, dan perokoknya tidak tahu menahu soal menyoal rokok -- mereka cenderung bodoamat dan hanya ikut-ikutan merokok supaya terlihat keren ataupun kepentingan lainnya yang semacam itu. 

4. Kapitelisme pasar Negara, seperti yang telah kita ketahui bersama, Negara merupakan penganut sistem Kapitalisme yang masih berdiri gagah sampai sekarang, yang hanya dibalut doktrin Nasionalisme atau kebangsaan. Kapilisme merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwasanya dengan modal sedikit seharusnya bisa mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, dengan prinsip kebebasan penuh terhadap apapun yang bisa merugikan terhadap siapapun.

Dengan kapitalisme ini lah Negara kita ingin meraut keuntungan yang sebesar-besarnya walau dengan cara yang merugikan sekalipun, seperti kalau dalam hal ini adalah banyak poster, spanduk atau hanya tulisan saja yang bisa dijangkau publish. Bahkan sampai sekarang Negara ini masih mendoktrin dan mmberikan pendidikan bahwasanya rokok itu sangatlah berbahaya, sampai-sampai dimasukkan kedalam jenis narkotika nomer empat paling berbahaya.

Namun sampai sekarang juga rokok masih dijual di pasar yang masih terjangkau bahkan di sebagian kantin fasilitas kesehatan seperti RS, namun dengan label gambar-gambar mengerikan tentang manipulasinya (manfaatnya dimanipulasi jadi bahayanya).

Meski telah banyak data bahwa kampanye antirokok sebenarnya terselubung ingin merebut pasar nikotin dan berjibunnya penelitian soal manfaat rokok, tetap saja stigma buruk rokok masih melekat di bawah alam sadar banyak orang.

Writer : Arinal Ahmad Samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun