Penulis:
Dr. Evi Chamalah, S.Pd., M.Pd. (Dosen FKIP UNISSULA)
Arinal Khukma Adilla (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNISSULA)
Interaksi belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik tentunya tidak terlepas dari suatu permasalahan. Kurikulum yang selalu berubah menuntut kesiapan seluruh warga sekolah untuk menghadapinya, terutama kesiapan para pendidik. Perubahan kurikulum yang dilakukan pemerintah pasti akan membawa masalah baru bagi dunia pendidikan.
Karena itu, setiap perubahan mata pelajaran pasti akan dimulai dari sisi positif dan negatif, seperti perubahan kurikulum dari KTSP ke kurikulum 2013. Kurikulum 2013 untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi perkembangan zaman. Konsep pengembangan kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi, namun ada penyempurnaan dari aspek penilaian dan pendekatan (Musfiqon, 2021). Pembelajaran kurikulum 2013 berpusat pada siswa, dan guru hanya sebagai fasilitator.
Pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 juga harus mencerminkan apa yang dilakukan dan dipikirkan siswa, bukan apa yang dilakukan guru dalam mengajar materi. Hal baru yang berhubungan dengan kurikulum 2013 itulah mengakibatkan adanya problematika, salah satunya adalah pada pembelajaran sastra Indonesia. Pembelajaran sastra pada materi "Teks Puisi" di kelas VIII Mts Muhammadiyah Ahmad Dahlan Balapulang Tegal, sebagaimana yang telah dilakukan wawancara terhadap guru Bahasa Indonesia yang bernama Redi Pujiarto S.Pd pada tanggal 7 Desember 2022 menurut beliau pembelajaran Sastra Indonesia kelas VIII pada materi "Teks Puisi" menggunakan Kurikulum 2013.
Minimnya pengetahuan tentang sastra sangat dirasakan dijaman sekarang ini, contohnya pada pembelajaran sastra di Mts Muhammadiyah Ahmad Dahlan pada materi "Teks Puisi" dianggap kurang dapat diterima oleh para siswanya. Hal ini dikarenakan pembelajaran sastra dianggap kurang optimal dan kurang mampu menggerakkan minat siswa untuk mempelajari sastra secara utuh. Jadi, di sini guru harus bersikap tegas dan memberikan sedikit ancaman sanksi dengan tujuan agar siswa tidak seenaknya sendiri ketika mengerjakan tugas dan lain-lain.
Selain itu, mungkin juga kurangnya pengetahuan sastra para guru itu sendiri membuat apa yang diajarkan menjadi sulit karena mereka tidak memiliki keahlian di bidang sastra. Guru hendaknya menyadari hal-hal tersebut agar guru dapat meningkatkan kualitas pengetahuan sastranya dan menciptakan inovasi pembelajaran yang menarik bagi siswa. Pengajaran sastra sebenarnya dapat dilakukan dengan hal-hal yang menarik perhatian siswa, sehingga mereka dapat menyerap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Namun, guru harus benar-benar tahu siapa yang akan diajar, materi apa yang akan diajarkan, dan siapa yang menjadi objek pengajaran. Selain itu, guru harus menentukan metode yang akan diajarkan dalam pembelajaran sastra. Pengajaran sastra sendiri meliputi pembelajaran tentang drama, puisi, maupun prosa.
Salah satu pengajaran materi pada Mts Muhammadiyah Ahmad Dahlan yaitu pada "Teks Puisi" guru tidak harus menyuruh siswa maju ke depan kelas dan membacakan puisi satu per satu. Guru dapat melakukan inovasi lain, seperti dengan berdiskusi dalam kelompok untuk membahas materi yang diberikan guru terkait teks puisi, yang kemudian dipresentasikan di kelas. sehingga Guru bisa melakukan evaluasi agar siswa mengetahui dimana letak kesalahannya, dan dapat dijadikan pembelajaran untuk kedepannya.
Selain itu, guru juga memberikan apresiasi kepada siswa dengan tujuan untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar karena mereka merasa bahwa usahanya dihargai. Dalam proses mengajar guru Bahasa Indonesia di Mts Muhammadiyah Ahmad Dahlan dalam proses mengajar senang menggunakan pembelajaran yang out of the box. Terkadang suka-suka sendiri, tidak selalu tegak lurus dengan kurikulum yang ada.
Yang penting siswa enjoy, paham, dan dapat membuat tugas dengan perasaan senang sehingga diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal. Pembelajaran seperti ini akan lebih menarik dibandingkan siswa harus maju satu persatu dan membaca puisi di depan. Siswa yang lain pasti akan bosan menunggu giliran, pastinya kelas menjadi gaduh karena siswa mencari kesibukkan sendiri sehingga pelajaran tidak lagi efektif dan efisien.
Adapun Remidial dan Pengayaan di Mts Muhammadiyah Ahmad Dahlan pada pembelajaran sastra materi "Teks Puisi" yaitu Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas dua bagian yaitu remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar. Dan Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
Dengan pengajaran yang menarik ataupun menyenangkan ditujukan agar siswa mampu mengerti tentang karya-karya sastra dan tidak menganggap sastra itu jadul dan membosankan. Belajar sastra itu menyenangkan dan mudah, tanpa harus mengantuk mendengar penjelasan dari guru. Memberikan pembelajaran sastra yang menarik dan inovatif sangat penting dalam pengajaran sastra di kelas. Jadi, ini menjadi PR untuk para pendidik untuk menyediakan media pembelajaran sastra yang lebih kreatif dan tidak membosankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H