Mohon tunggu...
Arina Febriani
Arina Febriani Mohon Tunggu... -

kelahiran Palembang,25 Februari 1991. Masih berstatus mahasiswa semester 4 departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dari kecil bercita-cita menjadi dokter, peresenter, psikolog, penyiar, tapi memilih kuliah di jurusan manajemen, dan itulah takdir terbaik yang tuhan pilihkan untuk saya.Dari kecil saya hobi menulis mulai dari diary, atau di halaman belakang buku sekolah saya, bahkan mencoeret-coret dinding rumah saat umur 3 tahun. Tapi mengalami kemunduran dalam bebrapa waktu terakhir ini (sok sibuk. hehehe). Suka banget sama karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dan Pipiet Senja (ngarep bisa seperti mereka). Aktif dalam program pemulihan minat dan bakat saya dalam kepenulisan. Suka banget sama kata-kata: Karena perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Sedang berusaha untuk memperbaiki diri dan bisa bermanfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nangis Bombay 18 November 2010 (Peringatan Hari Pahlawan bagi Arina Febriani)

29 Desember 2010   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

You don't have to be afraid of what you are
There's an answer if you reach into your soul
And the sorrow that you know will melt away
R: And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And then you'll finally see the truth
That a hero lies in you
It's a long road when you face the world alone
No one reaches out a hand for you to hold
You can find love if you search within your self
And the empitiness you felt will disappear
Back to R
# Lord knows dreams are hard to follow
But don't let anyone tear them away
Hold on, there will be tomorrow
In time you'll find the way
Back to R
naah guys, ada yang tau lirik di atas lagu nya apa? penyanyinya siapa?
heheehhee yang jelas bukan saya, tapi si seksi mariah carey (kalo saya jelas lebih seksi dibanding dia. wkwkwwk).. Tapi bukan itu yang mau saya bahas mamen. Sedikit mengutarakan perasaaan nih.. (Eheem).
Akhir-akhir ini saya punya kebiasaan baru disetiap malem sebelum tidur, yaitu dengerin ini lagu sampe ketiduran dan bangun-bangun di pagi hari baterai handphone is empety.
Semua berawal dari ujian yang saya hadapi beberapa minggu lalu (UTS-red),
ketika saya merasa benar-benar lemah,
ketika saya merasa sudah sangat terlambat untuk belajar,
ketika saya mempertanyakan apakah jalan yang saya pilih  ini sudah tepat,
ketika saya merasa benar-benar tidak punya harapan,
ketika saya merasa sangat membuang-buang waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat,
ketika saya merasa membahagiakan orang-orang yang saya cintai hanya sekedar catatan dalam diary saya,
ketika saya membayangkan wajah kecewa orang tua saya karena nila-nilai saya yang terjun bebas..
dan saat itu saya hanya melakukan tiga hal: menangis dalam sujud panjang saya, chatting dengan sahabat saya (elia-red), dan mendengar lagu ini..
Saya yakin setiap dari kita memiliki orang-orang yang kita anggap pahlawan, entah itu karena semangat mereka atau karena kebaikan mereka, apapunlah namanya,, tapi orang-orang yang akan saya tulis ini adalah pahlawan-pahlawan dalam hidup Arina Febriani:
1. Dasril Sofyan.
Lelaki luar biasa dalam hidup saya. Dengan segala kebaikannya sehingga membangun karakter saya seperti ini. Dulu, ketika saya di sekolah dasar saya ketakutan setegah mati karena mendapatkan nilai 'jelek' di hasil ujian saya, beliau tidak menyalahkan saya untuk hal itu malah berkata. "gak papa kak, belajar lagi ya". Beliau selalu memuji saya bahkan hanya karena saya sekedar menang lomba pidato di SMP saya. Beliau selalu memenuhi permintaan saya,entah bagaimana caranya. Seingat saya sejauh ini, saya tidak pernah merasa 'dimarahi' oleh beliau. Lelaki luar biasa yang dengan keikhlasan hatinya merelakan saya meninggalkan rumah untuk belajar di Bogor  dengan biaya berjuta-juta. Lelaki luar biasa yang selalu mengirimkan uang bulanan pada saya tepat waktu. Lelaki luar bisa yang telah memberikan saya segalanya tanpa menuntut apapun dari saya. Lelaki luar biasa dengan cerita masa lalu yang luar biasa pula dan belum tentu saya bisa bertahan dimasa-masa tersulit yang beliau alami dimasa kecil. Lelaki luar biasa yang tidak pernah menghitung seberapa banyak uang yang harus ia cari untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Lelaki luar biasa itu adalah pahlawan saya, dan pahlawan itu adalah ayah saya yang bahkan sampai saat ini pun belum bisa saya bahagiakan, belum bisa membalas jasa beliau, belum bisa membuat beliau berkata: Arina Febriani itu adalah putri saya. Tapi percayalah bahwa sampai detik ini pun saya sedang memperjuankan senyum di wajahmu , papa...
2.Yurni Veranita.
Wanita sederhana yang 19 tahun lalu telah mempertaruhkan nyawanya untuk membawa saya ke dunia ini. Wanita luar biasa yang telah berhasil membesarkan keempat anak yang juga 'luar biasa' sifatnya. wanita luar biasa yang membantu saya mengerjakan tugas sekolah saya ketika SD, bahkan beliau yang mengerjakan ujian masak saya saat kelas enam sekolah dasar. Wanita luar biasa yang selalu mengkhawatirkan saya jika lewat jam sembilan malam saya belum ada dirumah, wanita luar biasa yang selalu mengurusi pekerjaan rumah sendiri, entah apa yang dikerjakan dua orang putrinya hingga ia bekerja sendiri.Wanita luar biasa yang selalu memanjakan saya ketika saya pulang ke rumah setiap enam bulan sekali dengan pertanyaan: hari ini mau makan apa kak?, wanita luar biasa yang punya segudang resep masakan, wanita luar biasa yang juga sempat merasakan saat-saat 'rapuh' dalm berumah tangga. Wanita luar biasa yang pernah saya buat menangis di suatu malam, ketika saya beradu argumen mengenai hak saya untuk mengejar mimpi-mimpi saya (... ).  Wanita luar biasa yang sempat menentang saya kuliah di Bogor. Kini, saat saya benar-benar terpisah dari beliau, saya merindukan saat bersama beliau, ketika disini saat saya sakit maka saya harus merawat diri saya sendiri karena tidak ada beliau yang selalu menghangatkan air untuk saya mandi ketika saya sakit, ketika disini untuk makan pun saya harus memasak sendir, menyedihkan karena dulu malas makan saat beliau memasak makanan yang tidak sesuai dengan selera saya, ketika disini saya harus menyuci sendiri teringat saat dulu saya dengan mudahnya mengotori baju karena berpikir toh bukan saya yang mencucinya . Dan wanita luar biasa itu adalah ibu saya. Wanita luar biasa nan suci dan mulia yang sampai saat ini pun belum bisa saya buat bahagia.
Untuk pahlawan saya yang masih setia menunggu kepulangan saya disetiap libur semester..
Untuk pahlawan saya yang telah mengorbankan segalanya untuk kebahagiaan saya..
Untuk pahlawan saya yang selalu membuat saya menangis di kamar kos saya yang sepi ketika mengingat kebaikan-kebaikan dan jasa mereka..
Untuk pahlawan saya yang telah berhasil mendidik saya hingga menjadi seperti ini..
Untuk pahlawan saya yang selalu menjadi pembangkit semangat saya ketika saya rapuh dan terpuruk di tanah rantau..
Untuk pahlawan saya yang merelakan saya meninggalkan mereka demi mimipi-mimpi saya..
Untuk pahlawan saya yang telah memberikan saya jalan melihat dunia secara luas..
Belum ada dedikasi yang pantas untuk membalas smuanya..
Belum saat ini, tapi percayalah suatu saat nanti..
Ada air mata bahagia untuk semua pengorbanan yang telah dilakukan demi seorang: Arina Febriani.
Disaat saya benar-benar merindukan kedua pahlawan saya, diiringi backsound 'Hero' nya Mariah Carey dan air mata yang membanjiri...
Ingin berteriak: Arin sayaaaaang Kaliaaan..!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun