3. Tidak menyebarkan berita bohong (hoaks). Sebagai generasi milenial yang lahir di zaman teknologi yang semakin berkembang, tentunya kita sangat familiar dengan keberadaan internet dan dunia maya. Namun, Internet seperti pedang bermata dua. Di satu sisi dapat berdampak positif bagi pembangunan bangsa dan negara, di sisi lain dapat merusak jika disalahgunakan. Internet sendiri bisa menjadi salah satu cara untuk menyalurkan cinta kepada Indonesia. Misalnya, tidak membuat atau menyebarkan ujaran kebencian dan berita bohong. Jadi, mari kita mulai menjadi generasi milenial yang cerdas dalam menggunakan internet, agar tidak hanya perangkat Anda yang cerdas, tetapi juga penggunanya.Â
4. Para pemimpin haru Bersatu, jangan membenci satu sama lain, hilangkan sikap KKN(korupsi, kolusi dan nepotisme).
Indonesia memang bukan negara Islam (daulah islamiyah) dan tidak bisa disangkal. Meski tidak berstatus negara Islam, bukan berarti negara seperti Indonesia ini dianggap sebagai negara yang tidak sah. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Jadi tidak perlu mengubah negara Indonesia ini menjadi negara khilafah, negara Islam Indonesia, Syariah Indonesia atau sejenisnya. Karena Indonesia memiliki ciri khas dari nilai, isi, semangat dan ajaran. Indonesia menjadi sebuah negara kesatuan. Ini menunjukkan patologi dan kelainan sosial lebih tajam. Selain itu, fakta di lapangan menunjukkan beberapa ormas-ormas justru mengungkapkan gerakan politik yang ingin merebut kekuasaan yang akhirnya berujung pada aksi radikal dan cenderung menyalahkan kelompok lain.
Pahlawan pada masa itu menerbitkan hubbul wathon minal iman. Konsep Hubbul Wathon Minal Iman ini, tidak lepas dari perannya Tokoh NU, Ulama dan Mahasiswa. Didalam lagunya, terdapat makna yang mendalam. Lagu yang berjudul "hubbul wathon" itu diciptikan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah. Beliau menciptakan lagu dengan menggunakan Bahasa Arab bertujuan agar penjajah kolonial tidak mengetahui apa makna yang terkandung dalam lirik lagunya.
Bagaimanapun, nasionalisme di Indonesia dan di luar negeri sangat berbeda. Orang Indonesia dapat menerima pemahaman tentang nasionalisme setelah diberi makna yang berbeda dari nasionalisme di Barat. Nasionalisme yang dianut di Indonesia adalah nasionalisme tauhid/Islami dan kultural yang menerima hidupnya sebagai wahyu dan mewujudkan rasa hidup sebagai pengabdian dengan memberikan cinta kasih kepada sesama.Â
Karakteristik Nasionalisme dan hubbul Wathon minal iman yang dirancang dengan PPK (Pendidikan Penguatan Karakter). Memaksimalkan lembaga pendidikan Islam untuk mencetak generasi setia kepada tanah air Indonesia. Itu menjadi jalan strategis untuk penggusuran lahirnya generasi anti nasionalisme, ideologi dan arus radikal yang membahayakan keutuhan Indonesia. Nasionalisme bukanlah segalanya tetapi keutuhan negara, yang meliputi suku, bahasa, budaya itu sangat penting . Tanpa nasionalisme, Indonesia akan mudah dijajah dan dihancurkan .
Orang-orang yang sudah memiliki benih-benih  Cinta tanah air akan berkorban  untuk melakukan apapun ketika rakyatnya dilecehkan. Karena sifat manusia ada cinta dan kasih sayang. Cinta adalah "teknologi internal" yang dapat menggerakkan tubuh manusia untuk berbuat kebaikan.Â
Semangat mewujudkan Hubbul Wathon didasarkan pada fakta bahwa menjadi nasionalis sebenarnya mewakili umat muslim yang beragama Kafah dan bukan sebaliknya. Belakangan muncul kelompok-kelompok yang menentang nasionalisme dan semangat religius. Sebaliknya, mereka menyangkal substansi agama itu sendiri, karena tidak ada yang menyuruh pengikutnya untuk berperang, apalagi mengubah dasar negara.
 Hanya ada satu kunci yaitu: Iman Hubbul Wathon Minal iman. Artinya, cinta NKRI yang sudah mencakup semua hal dan itu sudah sangat islami. Mulai dari cinta terhadap agama, negara, suku, bahasa, budaya dan lain-lain. Semangat cinta tanah air memang mendesak, penting dan juga harus dilestarikan. Nasionalisme dan Islam bersatu melawan penjajah dan agama lain. Perjuangan melawan penjajah dan perjuangan ideologi menjadi usang ketika memisahkan nasionalisme dari Islam, nasionalisme dari Kristen, Hindu dan agama lain. Padahal perpaduan Islam dan semangat nasionalisme telah lama terbukti ampuh mengusir penjajah.
Rasa cinta tanah air atau bisa dikenal dengan hubbul wathon minal iman ini bisa di wujudkan dari mulai Pendidikan formal. Sebagai generasi milenial ini, kita harus mampu menggunakan teknologi dengan sebaik mungkin. Salah satunya tidak sembarangan dalam menyebarkan berita. Kita harus menelaah kebenarannya dari berita tersebut. Tak hanya itu, kita sebagai anak muda masih sering mengikuti tren-tren zaman sekarang, terlalu meniru gaya hidup kebarat-baratan. Sikap seperti itu harus dihilangkan. Kita harus lebih mencintai produk local yang tak kalah menarik, sebaiknya kita juga menduniakan produk-produk asli dalam negeri agar lebih dikenal dimata dunia. Â
Selain itu, kita juga berkewajiban untuk melestarikan keindahan alam dan kebudayaan dalam negeri. Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa. Salah satunya dalam keindahan alamnya. Kita sebagai anak muda harus bangga dan melestarikan alam dan kebudayaan yang ada di Indonesia.