Mohon tunggu...
Arina Lantani
Arina Lantani Mohon Tunggu... -

Sekedar ingin menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Kasat Mata Bisnis

17 September 2010   03:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:11 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="255" caption="source: http://www.google.com/"][/caption]

Sungguh senangnya jika pekerjaan yang kita geluti sekarang merupakan hobi atau hal yang kita senangi. Sungguh bukan terasa beban yang berat. Kita bisa enjoy melakukannya. Begitu juga dengan aku, yang berkecimpung di bidang fashion. Menjual berbagai busana wanita dari atas sampai bawah, mulai dari kerudung, blouse, bawahan, gamis serta accesorisnya. Ketika aku bertandang ke rumah mertua di salah satu desa di kota gresik, banyak tawaran produsen sebut saja produsen kerudung yang rata-rata home industry. Maklumlah orang desa, sedikit cerita seantero desa dari ujung kiri sampai ujung kanan mendengar kabar cerita tersebut. Tapi itulah kebersamaan yang tidak aku temui di kota. Satu kampung rata-rata berprofesi sebagai produsen kerudung dan tetangga kanan kiri sebagai karyawan ada yang kebagian memotong bahan, menjahit, menyulam, menghias dengan borci dan lain-lain. Sungguh pemandangan indah, desa kecil yang mampu membuka lapangan kerja yang luas. Tapi, pemikiran cupet kadang sering hinggap di pemikiran mereka. Suatu kejadian, si Andri yang merupakan masih saudara dengan suami mengeluh sakit di bagian ulu hati. Selama Ramadhan dia tidak mampu beraktivitas seperti biasanya, terbaring lemah di kasur. Ketika hari raya aku dan suami bertandang ke rumahnya, dia si Andri sudah terlihat segar bugar. Dan ternyata curhat si istri kepada kita kalau suaminya mungkin kena guna-guna karena persaingan bisnis. Gila kan??? Aku dan suami menghindari seminim mungkin cek cok dengan keluarga. Baik itu keluarga jauh atau dekat. Kebetulan si Andri yang masih family jauh yang kebetulan juga se kampung dengan mertua menjadi produsen kerudung juga. Kebetulan lagi, kakaknya juga mempunyai profesi yang sama dengan adik nya. Kebetulan juga rumahnya bersebelahan. Bingung kan... endingnya, kita memutuskan tidak menjadi distributor ke dua belah pihak. Sepinya order, sakitnya salah satu keluarga yang secara tiba-tiba kadang dikait-kaitkan dengan hal yang mistis. Kita tidak memungkiri adanya hal-hal yang kasat mata. Bentegi diri kita dengan memperbanyak do’a dan tawakkal pada Yang Maha Esa. Koreksi diri, itulah hal yang terpenting di saat bisnis kita sedang sepi. Entah kualitas produksi, strategi pemasaran yang belum mengena, memantau permintaan pasar dan lain-lain. Persaingan bisnis sangatlah kejam. Tidak pintar-pintar berinovasi pasti akan tergusur. Pasti ada sesuatu logis yang bisa dicarikan solusinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun