Mohon tunggu...
Arina larasati
Arina larasati Mohon Tunggu... -

wiraswasta ,

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saatnya Memakmurkan Para Petani, Saatnya Berbagi Tugas

16 Agustus 2014   16:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:24 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Angka 15,8 T untuk pertanian memang meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 15,47 T.Antara optimis dan pesimis kenaikan angka tersebut bisa meningkatkan pendapatan para petani. Permasalahan klasik ,sulit dan mahalnya pupuk,serangan hama ,gagal panen,harga panen yang jatuh.Kesemuanya adalah situasi yang sering dihadapi para petani di lapangan.Wajar kalau banyak petani yang tiap kali musim tanam selalu deg-degan . Berdo'a semoga panen melimpah ,harga juga bagus.Atau minimal impas,jangan rugi.

Pemerintah berjanji memberikan supsidi pupuk,benih.Tetapi di lapangan banyak terjadi pupuk sedemikian mahal,benihpun ikut-ikutan mahal.Bagaimana hal ini bisa terjadi ?Kalau para petani disuruh mikir yang seperti ini pasti tambah puyeng .Kita bagi tugas saja.Petani,pemerintah dan kita sebagai anggota masyarakat .

Pertama persoalan pupuk ,bagaimana pupuk bisa sampai ke tangan para petani dengan mudah ,murah .Putus rantai distribusi yang terlalu panjang.Kedua masalah benih,optimalkan kantor pertanian dengan bisa menyediakan benih yang berkualitas ,yang juga murah.Tentu dengan diikuti para pegawai yang paham seluk beluknya.Jangan bisa menyediakan tapi tidak mengerti permasalahan benih itu sendiri.Terkadang petani lebih ngerti daripada dinas pertanian yang justru harusnya lebih pintar . Ketiga,menjaga harga pertanian stabil.Impor bahan pangan dari luar negeri harus benar-benar di perhitungkan. Jangan gampang membuka kran impor hanya dengan alasan menjaga pasokan agar harga di pasaran tidak melambung.

Tugas petani,menjadilah petani yang tahan uji,saling bahu membahu menciptakan komunitas petani yang membangun, mengubah pemikiran dengan lebih melihat peluang  pasar.Karena kebanyakan petani berpikirnya mudah. Menanam,mengerjakan ,memanen. Cobalah cara pandang pedagang dipakai. Pedagang selalu melihat peluang pasar. Apa yang diingkan pasar ,yang dimau pasar,bahkan menciptakan peluang pasar itu sendiri.

Tugas kita sebagai masyarakat,yang utama lebih menghargai bahan pangan negeri sendiri.Jangan mudah membeli beras impor,ketan impor,buah impor . Tanah kita luas,bumi kita kaya raya.Harus bangga dengan pangan dari bumi kita.

Bila 3 hal sederhana di atas masing-masing  mau kita lakukan,maka tidak ada lagi petani yang menjerit karena harga pupuk, harga panen hancur dan sebagainya. Bukan tidak mungkin ketahanan pangan akan tercapai nantinya.Pemerintah yang mau mengerti kebutuhan petani,para petani yang pintar,masyarakat yang lebih senang dengan pangan dalam negeri,niscaya kemakmuran petani akan di dapat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun