Mohon tunggu...
Rinrin
Rinrin Mohon Tunggu... Lainnya - amateur

🍉

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan Pintas

26 Juni 2024   11:12 Diperbarui: 27 Juni 2024   22:52 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.clinicaltechleader.com

Yang terakhir tiga potretnya yang tersimpan langgeng dalam galeri, pertama saat masih mengenakan seragam putih abu-abu, kedua saat wisuda dengan toga dan ketiga saat berfoto di depan Stadion Santiago Bernabeu dengan mengenakan jersey klub bola kebanggaannya, Real Madrid. Dari SMA hingga dewasa dari yang tadinya akrab hingga berjarak dan aku masih dengan perasaan yang sama selama tiga fase kehidupannya. Dia? Mana peduli. Aku tetap terjebak dalam ketidakpastian itu hingga kini.

Tidak ada keengganan lagi melenyapkan ketiga foto itu. Namun, sekonyong-konyong sesak menghujam dada, padahal sebelumnya sudah mati-matian kuredam sejak awal kemunculannya dari sehari yang lalu ketika Andien mengangsurkan sebuah brosur berwarna biru tua, di bagian depan terdapat visual holografi otak. Di sana tertulis "Welcome to Minneslucka Inc" aku mengernyit, menatap Andien tak mengerti. "Apa ini?"

"Baca dulu saja. Itulah alasan utama kenapa aku mengajakmu kemari."

Aku melahap untaian kalimat demi kalimat yang tertera di brosur dan lamat-lamat memahami apa maksud yang disampaikan. Awalnya sulit dipercaya, berkali-kali aku bertanya meminta Andien serius menanggapiku. "Ya, itu nyata seratus persen. Bukan fiksi yang selalu kamu ceritakan itu. Kupastikan kamu akan menjalani prosedurnya secepat mungkin."

Pecahlah tangisku saat itu, perasaanku bisa dibilang campur aduk antara takjub, lega dan sedih. Aku sangat-sangat berterima kasih padanya atas semua kebaikan sampai di titik yang menurutku paling mustahil. Sering kali aku berceloteh padanya yang selalu setia mendengar curhatan dari yang paling remeh sampai kelewat penting. 

oBanyak kukatakan padanya andai di dunia ini ada teknologi untuk memodifikasi ingatan seperti yang ada dalam sebuah novel, film dan video musik yang pernah kulihat, maka aku ingin sekali mencobanya sekalipun bayarannya sangat mahal. Aku harus mencarinya kemana? Apa harus menunggu hingga 2050? Rasanya sudah tidak tahan lagi ingin mengakhiri perasaan yang tak kunjung menemui ujung, meskipun usaha untuk melupakan sudah berkali-kali kulakukan.

"Orang gila mana nge crush-in cowok sampai 11 tahun lamanya!" cibir Andien.

"Akulah orang gila itu," sahutku dengan hidung tersumbat ingus setelah reda menangis.

"Beruntungnya teknologi super canggih impianmu telah ditemukan dan kamu akan pulih dari gila," ledeknya sambil berjalan menuju kamar dan kembali sambil membawa laptop lalu menyodorkannya padaku. 

Dia membuka website Minneslucka Inc, minneslucka berasal dari bahasa Swedia yang artinya "celah memori". Andien menyuruhku menyelesaikan registrasi agar permohonannya cepat di-acc. Sebenarnya satu nomor untukku sudah diamankan terlebih dahulu oleh Joosep, keponakan dari Ilmari Hesekiel, sang ilmuwan kenamaan Finlandia, penemu teknologi bernama Trauma Recovery Technology (TRT) yang memiliki fungsi menghapus ingatan secara permanen. 

Andien dan Joosep berteman baik, mereka berkerja di perusahaan farmasi yang sama. Tanpa mereka berdua mana mungkin aku mendapat kesempatan ini. Setelah mengantongi izin dari pemerintah, klinik itu membuka pendaftaran tahap awal hanya untuk 12 orang saja. 5 untuk pecandu obat-obatan terlarang, 5 lagi untuk pengidap PTSD (post-traumatic stress disorder) dan 2 untuk orang yang memiliki masalah percintaan "kronis". Selain masih terbatas, biaya yang dikenakannya pun terbilang mahal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun