Mohon tunggu...
Arin
Arin Mohon Tunggu... Lainnya - amateur

🍉

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tobatnya Budak Nikotin

18 Januari 2024   12:46 Diperbarui: 18 Januari 2024   13:03 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang lelaki sedang merokok (sumber gambar unsplash.com/@wou1000)

Aku diam, lalu menyerahkan rokok elektrik ke tangannya. Sebelum pergi kusempatkan bicara, "kau benar-benar tidak menyayangiku bahkan dirimu sendiri, ya. Tapi aku mohon setidaknya sayangilah Eden, anakmu. Kau ingin seumur-umur tetap berjarak dengannya? Kalau iya, silakan lanjutkan merokoknya." 

***

Dua hari setelahnya aku sudah tak lagi bertegur sama dengan Damian. Namun, tetap menyiapkan segala sesuatunya, seperti membuatkannya sarapan, makan malam juga merapikan tempat tidurnya. Di hari ketiga tepatnya pukul setengah delapan malam, selepas aku menidurkan Eden, Damian tiba-tiba memanggilku dan membicarakan sesuatu yang serius. Damian ingin berhenti merokok dan ia sudah berkonsultasi dengan dokter. Ia mengutarakan penyesalannya dan memintaku agar selalu memberikan support selama Ia berjuang melawan adiksi nikotin. Awalnya aku menolak mempercayainya, akan tetapi ia berbicara kelewat sungguh-sungguh sehingga aku tak mampu menemukan ketidakseriusan lagi di matanya.

"Seperti yang pernah kau singgung. Tahun ini resolusiku ingin sehat seperti dulu yang hidup tanpa diperbudak nikotin, " lirihnya.

Dua minggu pertama tanpa rokok Damian sangat kesusahan menahan diri utamanya ketika berada di lingkungan tempat kerjanya. Tips-tips yang dianjurkan dokter seperti menunda-nunda waktu ketika keinginan merokok menggebu-gebu, mengemut permen hingga berolahraga semuanya dilakukan Damian dengan penuh tekad. Aku lebih ikhlas jika uang suamiku dihabiskan untuk pergi ke gym daripada habis membeli rokok. Berolahraga bentuk investasi yang menjanjikan kesehatan jangka panjang sedangkan rokok investasi penyakit yang akan merugikan hari-hari di masa depan. Setelan sebulan kehidupan kami tanpa rokok, kumenemukan sosok Damian beberapa tahun lalu yang berseri, sehat, bugar dan bersih. Keadaan anak kami, Eden, sama membaiknya seperti keharmonisan keluarga kecil ini.

Rinrin 

Seorang biasa yang menyukai menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun