Mama orang utan Kalimantan membuat topi dari daun untuk melindungi anak dan dirinya dari hujan, sang mama menengadah ke angkasa seolah memantau hujan sementara anaknya bersandar di dadanya. Foto menggemaskan tersebut diambil oleh seorang fotografer satwa liar dan alam bernama Thomas Marent, di sebuah kawasan konservasi orang utan dan makhluk terancam lainnya, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Tingkahnya itu seakan membuktikan betapa cerdasnya mereka. Fyi, orang utan termasuk salah satu hewan terpintar di dunia dan memiliki kesamaan DNA dengan manusia hingga 97% dan dianggap kerabat terdekat kita. Sesuai namanya yang berarti "manusia hutan" meskipun berkerabat dekat, faktanya manusialah yang menjadi ancaman terbesar bagi keberlangsungan hidup mereka.
Hewan berambut merah karat ini satu-satunya kera besar yang berhabitat di luar Afrika, mereka primata besar dari Asia. Di Indonesia hanya dapat ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera dengan tiga jenis spesies berbeda yaitu orang utan Kalimantan (pongo pygmaeus) orang utan Sumatera (Pongo abelii) dan orang utan Tapanuli (pongo tapanuliensis). Sebagian besar hidup orang utan dihabiskan di pepohonan atau disebut arboreal. Tangannya yang panjang memudahkan mereka berayun dari satu pohon ke pohon lain, bobotnya yang berat tidak memungkinkan untuknya melompat seperti monyet. Orang utan tinggal di hutan tropis dataran rendah, mereka berperan penting dalam membantu penyebaran benih untuk menjaga keanekaragaman dan regenerasi hutan.
Fakta mirisnya, ketiga spesies orang utan ini berstatus terancam punah. Orang utan tidak memiliki banyak predator selain manusia yang paling terdepan menggiring mereka ke ambang kepunahan. Penebangan kayu, pertambangan, perburuan dan pembukaan lahan besar-besaran untuk perkebunan kelapa sawit adalah serentetan aktivitas manusia yang telah mengurangi banyak populasi dan habitat orang utan. Secercah harapan muncul ditengah-tengah kegentingan yang terjadi dengan kehadiran lembaga-lembaga yang mengupayakan konservasi. Dan jika tidak ada tindakan guna mencegah terus berkurangnya habitat mereka, dalam sepuluh tahun ke depan, keberadaan orang utan di alam liar diperkirakan akan mengalami kepunahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H