Mohon tunggu...
Arin
Arin Mohon Tunggu... Lainnya - amateur

🍉

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mama Orang utan Bertopi Daun untuk Melindungi Anak dan Dirinya dari Hujan

19 Oktober 2023   20:07 Diperbarui: 19 Oktober 2023   20:28 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photograph by Thomas Marent/ biographic.com

Mama orang utan Kalimantan membuat topi dari daun untuk melindungi anak dan dirinya dari hujan, sang mama menengadah ke angkasa seolah memantau hujan sementara anaknya bersandar di dadanya. Foto menggemaskan tersebut diambil oleh seorang fotografer satwa liar dan alam bernama Thomas Marent, di sebuah kawasan konservasi orang utan dan makhluk terancam lainnya, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Tingkahnya itu seakan membuktikan betapa cerdasnya mereka. Fyi, orang utan termasuk salah satu hewan terpintar di dunia dan memiliki kesamaan DNA dengan manusia hingga 97% dan dianggap kerabat terdekat kita. Sesuai namanya yang berarti "manusia hutan" meskipun berkerabat dekat, faktanya manusialah yang menjadi ancaman terbesar bagi keberlangsungan hidup mereka.

Hewan berambut merah karat ini satu-satunya kera besar yang berhabitat di luar Afrika, mereka primata besar dari Asia. Di Indonesia hanya dapat ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera dengan tiga jenis spesies berbeda yaitu orang utan Kalimantan (pongo pygmaeus) orang utan Sumatera (Pongo abelii) dan orang utan Tapanuli (pongo tapanuliensis). Sebagian besar hidup orang utan dihabiskan di pepohonan atau disebut arboreal. Tangannya yang panjang memudahkan mereka berayun dari satu pohon ke pohon lain, bobotnya yang berat tidak memungkinkan untuknya melompat seperti monyet. Orang utan tinggal di hutan tropis dataran rendah, mereka berperan penting dalam membantu penyebaran benih untuk menjaga keanekaragaman dan regenerasi hutan.

Fakta mirisnya, ketiga spesies orang utan ini berstatus terancam punah. Orang utan tidak memiliki banyak predator selain manusia yang paling terdepan menggiring mereka ke ambang kepunahan. Penebangan kayu, pertambangan, perburuan dan pembukaan lahan besar-besaran untuk perkebunan kelapa sawit adalah serentetan aktivitas manusia yang telah mengurangi banyak populasi dan habitat orang utan. Secercah harapan muncul ditengah-tengah kegentingan yang terjadi dengan kehadiran lembaga-lembaga yang mengupayakan konservasi. Dan jika tidak ada tindakan guna mencegah terus berkurangnya habitat mereka, dalam sepuluh tahun ke depan, keberadaan orang utan di alam liar diperkirakan akan mengalami kepunahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun