> Haruskah cerai menjadi jalan keluar?
> Ketika terlintas pikiran cerai, sebetulnya posisi anak berada di prioritas ke berapa?
> Mengapa karakter pasangan baru diketahui setelah pernikahan jalan sekian tahun?
> Apakah karakter pasangan tidak bisa dibaca ketika masa pacaran dulu?
> Pernikahan adalah keputusan yang dibuat sendiri. Lalu ketika dalam perjalanan menemui banyak kerikil tajam, haruskah mudah berkata cerai? Sementara ada anak yang menjadi tanggung jawab bersama, yang membutuhkan kasih sayang utuh Ibu-Bapaknya?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!