Mohon tunggu...
Arimbi Bimoseno
Arimbi Bimoseno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Author: Karma Cepat Datangnya | LOVE FOR LIFE - Menulis dengan Bahasa Kalbu untuk Relaksasi | Website:http://arimbibimoseno.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Meraih Hikmah Semuda Mungkin

25 Januari 2011   19:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:11 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak perlu menunggu tua untuk mendapat pengertian yang baik. Tak perlu menunggu tua untuk mendapat pergaulan yang baik. Tak perlu menunggu tua untuk mendapat rezeki yang baik.

Rutinitas aktivitas yang menyita energi dan menguras emosi, perlu diseimbangkan dengan memasuki komunitas-komunitas yang menenangkan hati. Komunitas pergaulan yang membuat pribadi tumbuh lebih baik dari hari ke hari.

Dalam pergaulan yang baik, akan didapat pengertian yang baik. Melalui pergaulan yang baik, Tuhan menyalurkan pengertian dan rezeki yang baik

Periksa peran diri, apakah telah membaikkan diri dan kehidupan atau justru merusak diri dan kehidupan. Peran yang merusak, mengapa tak ditinggalkan saja, apa masih ragu pada Sang Penjamin Hidup.

Beri makna pada setiap peran diri. Sesungguhnya semua peran adalah pelayanan. Pelayanan pada diri sendiri, pelayanan pada sesama, dan pelayanan pada Tuhan.

Diri sendiri, sesama dan Tuhan. Selalu peran diri berputar-putar pada tiga hal tersebut.

Diri yang sudah selesai dengan diri sendiri, akan lebih mudah mengembangkan pelayanan bagi sesama dan secara otomatis itu artinya melayani Tuhan. Tuhan bilang, bila kamu ingin melayaniku, maka layanilah sesamamu.

Semakin cepat selesai dengan diri sendiri, semakin cepat terjadinya proses pengembangan diri yang selaras dengan irama kehidupan.

Cukup sudah nilai merah dalam rapor kehidupan. Jangan tambah lagi. Tutup lembaran lama, buka lembaran baru dengan jejak rekam kehidupan yang baik. Buat jejak rekam kepantasan, pantaskan diri menjadi pemimpin yang sejati. Negeri ini membutuhkan banyak pemimpin muda yang memiliki hati nurani.

Raih hikmah semuda mungkin untuk memahami hakikat hidup. Agar diri terhindar dari kesenangan palsu. Agar diri terhindar dari kebahagiaan semu. Untuk apa menggadaikan kebahagiaan dengan benda-benda yang lekas membuat jemu.

*catatan sebelum tidur, membina diri membina hati...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun