Satu jam berlalu, kompyang karya Haryono pun sudah jadi, buah karyanya ia ambil dan disajikan ditaruh ke dalam keranjang anyaman bambu.
Berapa potong kompyang kemudian ia dibagikan kepada kami, para kulit tinta yang sedari tadi banyak bertanya sekaligus mengambil gambar proses pembuatan.
Sambil ikut menikmati kompyang buatannya sendiri, Haryono menceritakan, usahanya tetap berjalan dengan lancar meski lini kehidupan lain sempat terganggu akibat pandemi Covid-19 dua tahun terakhir.
Dapur kompyang yang menghidupinya itu justru agak terguncang seiring dengan kenaikan harga bahan baku yang merangkak naik sejak Maret 2022 ini.
Tak main-main, kenaikan harga bahan baku kompyang bahkan mencapai 100 persen,atau 2 kali lipat, dari Rp 140.000 per sak atau setara dengan 25kg, menjadi Rp 189.000 per sak.
Keadaan tersebut tak urung memaksa Haryono untuk ikut menaikkan harga penjualan kompyang, dari semula Rp 1.000 menjadi Rp 1.500 per bijinya.
Belum usai ayam berkokok, pukul 03.00, beberapa orang sudah datang silih berganti ke dapur Haryono untuk membeli kompyang buatannya.
Ada yang membeli puluhan biji untuk dijual kembali, ada pula yang membeli 3 biji untuk dinikmati sendiri saat sahur maupun kudapan pagi.
Cara menimati kompya juga berbagai macam, ada yang memiih menyantapnya langsung saat masih hangat, membelah tengahnya dan menambahkan isian pia-pia, dicampur santan agar menyerupai kolak, maupun menyelupkannya ke dalam teh.
Kata penikmatnya, semua cara terasa istimewa, terutama bagi yang suka.
Sejarah Kompya alias burger jawa