Solo yang menjadikan kenang kenangan, Hingga dapat menghilangkan hati sedih dan duka,"Â adalah lirik lagu yang menyambut ratusan pengunjung Night Market Ngarsopuro.
Surakarta -Â "Pulau hiburan ditepinya bengawan, KotaBukan hanya suara merdu yang dilantunkan para seniman, Night Market Ngarsopuro juga diramaikan tenda-tenda yang menjajakan aneka kuliner tradisional dengan aroma menggugah selera.
Hiruk pikuk keramaian Night Market Ngarsopuro yang sempat hilang dua tahun terakhir akibat  pandemi Covid-19 kini telah kembali.
Berbeda dari nuansa pasar malam yang biasanya identik dengan komedi putar, bianglala, dan para penonton yang ramai menyaksikan berbagai atraksi kesenian daerah, Night Market Ngarsopuro menyajikan berbagai produk usaha lokal.
Adapun beberapa produk lokal produksi masyarakat Solo yang ditawarkan di Night Market Ngarsopuro yakni tas lukis, batik, hiasan dinding, dan aneka oleh-oleh khas Solo.
Tak heran, pasar malam yang digagas Joko Widodo pada 2008 ketika masih menjadi Wali Kota Solo itu selalu menjadi primadona ketika malam minggu tiba.
Selain pengunjung yang menyambut Night Market Ngarsopuro dengan euforia, para pedagang pun juga antusias lantaran bisa kembali berjualan di sana.
Rahmat Hidayat misalnya, pedagang tas lukis yang sudah berjualan sejak 2017 tersebut mengaku, dibukanya Night Market Ngarsopuro menjadi angin segar di tengah pandemi ini.
Meski mendadak, laki-laki paruh baya yang akrab disapa Mamat tersebut bisa mempersiapkannya peralatan berdagang seperti tenda dan tasnya dengan cepat.
"Kalau tenda memang disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, tetapi beberapa ada yang rusak, jadi kami perbaiki sendiri dulu," katanya.
Dalam tenda seluas 3x4 dari Pemkot Solo tersebut, Mamat menjajakan tas lukis seharga Rp 35.000 serta aneka pounch atau dompet kecil yang dibanderol Rp 20.000 per bijinya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua paguyuban night market Ngarsopuro, Kurnia saat berlangsung night market mengatakan, akibat 2 tahun tidak digunakan, tenda-tenda dari Pemkot Solo untuk pedagang banyak yang keropos.
Guna mengatasi hal tersebut, menurut Kurnia, pihak dinas meminjam 50 tenda dari sponsor yang dapat dipakai untuk night market ini.
"50 tenda sponsor itu terpasang semua dan untuk tambahannya kita memasang 20 tenda yang lama, dan jumlah nya 70 tenda untuk setiap tenda kita pasang kan 3 pedagang didalamnya," ujar Kurnia yang juga berjualan angkringan di Night Market Ngarsopuro.
Kurnia berharap, kembali dibukanya night market Ngarsopuro ini dapat mendongkrak kembali perekonomian masyarakat kota Solo.
(Arimbi Haryas Prabawanti)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H