"Penyebutan barongsai ini sebenarnya juga bagian akulturasi dari budaya Indonesia dengan Tiongkok," kata Sumantri.
Adapun akulturasi yang dimaksud yakni penggabungan kata Barong yang merujuk pada tarian singa di daerah Bali, serta Sai yang diambil daribahasa Tiongkok- Hokkian yang artinya singa.
"Kalau secara internasional, penyebutannya ya tetap Lion Dance atau Wu Shi," ulang Sumantri.
Barongsai dan lima unsur kehidupan
Meski secara nama dan visualnya seperti singa, namun barongsai sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa hewan dan makluk yang memiliki makna filosofis berbeda-beda.
Beberapa hewan tersebut yakni burung, ular, naga, kura-kura, dan makluk mistis.
Secara rinci, Sumantri menuturkan, tanduk barongsai yang menyerupai burung merupakan simbol dari kehidupan, dan ular pada tulang belakang adalah lambang pesona atau kekayaan.
"Simbol makluk mistisnya pada telinga dan ekor, itu gambaran dari kebijaksanaan dan keberuntungan," jelas Sumantri.
Kemudian, punuk belakang barongsai yang menyerupai kura-kura adalah imbol dari umur yang panjang dan jenggot yang mirip naga adalah lambang kepemimpinan.
- PemainÂ
Sumantri menceritakan, satu ekor barongsai biasanya dibawakan dua pemain, satu bertindak sebagai kepala, dan satunya badan atau tubuh.