Ramai Kota, Sunyinya Hati

Di tengah gemerlapnya lampu-lampu kota yang bersinar cerah,
Ramai dengan hiruk pikuk suara manusia yang riuh rendah,
Terdapat seorang yang berjalan sendiri, melintasi keramaian,
Dalam hatinya, terdengar sunyinya kesepian yang menyayat.

Gedung-gedung menjulang tinggi, menghadap langit biru,
Mobil-mobil melaju cepat di jalanan yang padat,
Tapi di balik senyuman dan canda di wajah-wajah yang berlalu,
Ada kesepian yang dalam, tak terucap, namun begitu nyata.

Di tengah keramaian, hatinya merasa semakin hampa,
Di tengah sorak sorai, ia merasa semakin sendiri,
Seakan-akan tidak ada yang bisa memahami rasa sunyinya,
Di antara jutaan manusia, ia merasa seperti satu-satunya.

Baca juga: Tepian Kota Kecil Part-1

Meski dihinggapi oleh kesunyian yang dalam,
Ia terus berjalan, mencari makna dalam hiruk pikuk dunia,
Mencoba menemukan tempat di mana ia benar-benar bisa merasa,
Bahwa hatinya tak lagi terasingkan di tengah keramaian kota.

Baca juga: Mengapa Harus Sendiri jika Bisa Berdua?