Mohon tunggu...
Ari Manangin
Ari Manangin Mohon Tunggu... Editor - Penulis Ulung

Catatan Pena, dari Bumi Nusantara North Celebes

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ramai Kota, Sunyinya Hati

24 Maret 2024   10:04 Diperbarui: 24 Maret 2024   11:01 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah gemerlapnya lampu-lampu kota yang bersinar cerah,
Ramai dengan hiruk pikuk suara manusia yang riuh rendah,
Terdapat seorang yang berjalan sendiri, melintasi keramaian,
Dalam hatinya, terdengar sunyinya kesepian yang menyayat.

Gedung-gedung menjulang tinggi, menghadap langit biru,
Mobil-mobil melaju cepat di jalanan yang padat,
Tapi di balik senyuman dan canda di wajah-wajah yang berlalu,
Ada kesepian yang dalam, tak terucap, namun begitu nyata.

Di tengah keramaian, hatinya merasa semakin hampa,
Di tengah sorak sorai, ia merasa semakin sendiri,
Seakan-akan tidak ada yang bisa memahami rasa sunyinya,
Di antara jutaan manusia, ia merasa seperti satu-satunya.

Meski dihinggapi oleh kesunyian yang dalam,
Ia terus berjalan, mencari makna dalam hiruk pikuk dunia,
Mencoba menemukan tempat di mana ia benar-benar bisa merasa,
Bahwa hatinya tak lagi terasingkan di tengah keramaian kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun