Mohon tunggu...
Aril Ujiami Mahfud
Aril Ujiami Mahfud Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Bersenang-senang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerita Sejarah Fiksi tentang Kerajaan Majapahit

30 Oktober 2024   10:37 Diperbarui: 30 Oktober 2024   16:48 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah struktur teks cerita di atas sudah lengkap?
Belum, karena struktur dalam teks tersebut belum lengkap karena tidak ada kodanya.

Modifikasi menjadi cerita sejarah fiksi

Pada akhir abad ke-13, berdirilah sebuah kerajaan besar yang menjadi cikal bakal Nusantara, yaitu Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini merupakan lanjutan dari kejayaan Kerajaan Singasari, yang sebelumnya didirikan oleh Ken Arok. Namun, pada tahun 1292, Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan akibat pemberontakan dari Jayakatwang, Bupati Gelang-gelang dari wilayah Madiun.

Setelah Singasari jatuh, Raden Wijaya, seorang keturunan bangsawan yang memiliki darah Sunda dan Singasari, terpaksa melarikan diri. Ia ditemani oleh tiga orang setia, yakni Sora, Nambi, dan Ranggalawe. “Kita tidak bisa tinggal di sini lebih lama. Kita harus pergi secepatnya,” ujar Raden Wijaya kepada sahabat-sahabatnya.

Mereka akhirnya bersembunyi di desa Kudadu, di mana kepala desa setempat membantu melindungi mereka dari kejaran musuh. “Tuan, jangan khawatir. Saya dan warga akan melindungi Anda,” ujar kepala desa dengan penuh hormat. Berkat bantuan itu, Raden Wijaya berhasil melarikan diri menuju Sumenep untuk berlindung kepada Arya Wiraraja.

Arya Wiraraja, penguasa Sumenep, menyambutnya dengan ramah. “Saya akan membantu Anda, Tuan Raden,” katanya. Arya Wiraraja bahkan menyarankan Raden Wijaya untuk mendekati Jayakatwang dengan sikap ramah. Berkat kecerdasannya, Raden Wijaya diterima oleh Jayakatwang dan diberikan izin untuk membuka lahan di hutan Tarik, di wilayah Trowulan, yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur. Di sana, Raden Wijaya mendirikan sebuah pemukiman yang diberi nama Majapahit, sesuai dengan banyaknya pohon maja yang berbuah pahit di daerah tersebut.

Setelah mendirikan Majapahit, Raden Wijaya mengajak masyarakat dari Tumapel dan Daha untuk pindah dan menetap di tempat tersebut. "Kita bangun tempat ini bersama. Suatu hari, Majapahit akan menjadi besar,” katanya dengan penuh semangat. Ia mulai mengumpulkan kekuatan dengan tujuan merebut kembali kekuasaan dari tangan Jayakatwang.

Pada saat yang sama, pasukan Mongol yang dipimpin oleh panglima Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing tiba di Jawa untuk menghukum Raja Kertanegara dari Singasari yang sebelumnya telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan. Tidak menyadari bahwa Kertanegara telah wafat dan Jayakatwang yang berkuasa, pasukan Mongol mencari bantuan untuk melancarkan serangan.

Melihat kedatangan pasukan Mongol, Raden Wijaya tersenyum dan berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Inilah saat yang kita tunggu-tunggu. Kita akan memanfaatkan mereka untuk mengalahkan Jayakatwang.” Dengan cerdik, Raden Wijaya bersekutu dengan tentara Mongol, dan bersama-sama mereka menyerang Jayakatwang. Dalam pertempuran di Kediri, Jayakatwang akhirnya berhasil dikalahkan.

Namun, Raden Wijaya tak tinggal diam setelah kemenangan itu. Dengan cepat, ia berbalik menyerang tentara Mongol yang tidak menduga pengkhianatan tersebut. Saat serangan tiba-tiba itu terjadi, seorang panglima Mongol berteriak, “Kita telah ditipu! Cepat, mundur dari sini!” Pasukan Mongol akhirnya dipaksa meninggalkan tanah Jawa.

Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka, bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya secara resmi mendirikan Kerajaan Majapahit dan dinobatkan sebagai raja pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Saat rakyatnya berkumpul menyaksikan penobatan itu, Raden Wijaya berkata lantang, “Majapahit adalah tempat yang lahir dari perjuangan. Mari kita bangun kerajaan ini untuk menyatukan seluruh Nusantara!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun