Dalam Teori Kritis Mazhab Frankfurt misalnya, kita dapat melihat Jurgen Habermas menelanjangi kepentingan-kepentingan yang beroperasi di dalam sains modern sbg paradigma baru yg menjelaskan hukum pertentangan kepemilikan pribadi dgn kepemilikan bersama. Jurgen Habermas mengarahkan kita utk mempelajari filsafat sains kontemporer, ilmu-ilmu sosial kritis dan berbagai problem kemanusiaan dalam masyarakat akibat dominasi sistem ekonomi kapitalis, seperti alienasi, marginalisasi sosial dan hegemoni sains, ini tak lain sebagai model kerja marxisme dlm menggeser ruang kapitalisme dgn menghendaki sosialisme sbg penggantinya. Mazhab Frankfurt adalah pengawinan Marxisme dengan psikoanalisis, studi tentang otoritarianisme dan kritik budaya massa.
Sejarah Mazhab Frankfurt mencoba memotret dinamika yang terjadi di dalam ilmu ilmu sosial, sampai perbenturan pemikiran dan kepentingan dengan pihak kawan maupun lawan. Mazhab ini mengapresiasi berharganya integritas dan loyalitas pada kebenaran bagi seorang pemikir dan cendekia, menghargai pentingnya tradisi pemikiran yang menggembleng seseorang sehingga bisa jadi cerdik-cendekia, dan bagi Mazhab Frankfurt, tradisi itu disebutnya adalah idealisme Jerman dan Marxisme. Disini Karl Marx dikenal seorang pemikir, ekonom, sosiolog, sekaligus jurnalis yang berdarah Prussia dan lahir di sebuah keluarga kelas menengah, dia dikenal tokoh revolusioner yang paling berpengaruh hingga saat ini. Buah pemikirannya adalah Marxisme, menjadi penggerak bagi banyak organisasi sosial dan politik di berbagai penjuru dunia, terutama mereka yg membangun poros sosialisme vis a vis kapitalisme.
Dalam studi kritik Ideologi, antara gagasan Karl Marx dan Hegel tentang realitas kita tdk melihatnya vis vis menurut akar pandangan dunianya. Hal ini menjelaskan bhw konflik sosialisme dan kapitalisme yg mewarnai sejarah perkembangan peradaban ummat manusia sampai hari ini akan senantiasa bermusuhan meski tdk bertentangan pandangan dunianya, justru pertentangan (konflik) kedua ideologi tersebut bertujuan menyingkirkan Islam dari peta konflik sehingga Islam dibiarkan jatuh dlm lumpur sejarah secara tdk berdaya dan tdk boleh bangkit menjadi kekuatan superior dlm mengatur kehidupan manusia dan alam raya, atau Islam tdk boleh dibiarkan mengatur kerja sains dan fungsi tekhnologi dlm melayani kebutuhan manusia yg berkembang maju dari setiap zamannya, Islam justru harus dipaksa mengikuti ajaran neoliberalisme atau neomarxisme yg merupakan dua sisi mata uang dasar pandangan dunianya yaitu materialisme. Terdapat proses integrasi dan kolaborasi gagasan Karl Marx terhadap basis dasar materialisme yg dibangun oleh Feurback dan dari Ide kontradiksi internal Hegel.
Hal ini dapat dipahami sebagai piranti dasar lahirnya teori konflik dalam hukum perkembangan masyarakat melalui proses materialisme dialektis yg dibangun oleh Karl Marx dan Enjels. Dengan demikian secara aksiologis ajaran Karl Marx dan Marxisme dlm proses perkembangan sejarahnya hadir sebagai Pandemic Virus Peradaban Dunia vs Islam. Marxisme tdk bisa disebut lahir dari spirit pembebasan spiritual manusia dgn proses pembebasan kelas dari belenggu determinasi ekonomi menurut Erich Fromm, sebab Marx dan Marxisme tdk bisa mewakili esensi manusia dari keseluruhan unsur kemanusiaannya, kendati komunalisme merupakan cita cita tertinggi dari proses bekerjanya materialisme dialektis terhadap hukum hukum kehidupan kelas sosial, Karl Marx dan Marxisme tdk bisa membuat manusia agar dapat menemukan kesatuan harmoni terhadap sesamanya dan terhadap alam semesta sbg cita cita luhur Agama Samawi yg dibawah oleh para Nabi dan Rasul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H