Maka pendidikan politik dipandang perlu untuk diberikan kepada seluruh masyarakat. Minimal tidak pendidikan politik dimulai dari diri sendiri demi terselenggaranya pemilu yang kondusif, aman dan damai.
Buzzer Politik
Centre for Innovation Policy and Government (CIPG) dalam risetnya mengatakan buzzer adalah individu yang memiliki kemampuan amplifikasi pesan dengan cara menarik perhatian, membangun komunikasi, lalu bergerak dengan motif tertentu. Awalnya keberadaan buzzer dianggap biasa saja di media social dan biasa digunakan untuk kepentingan korporat dalam melakukan promosi produk tententu.
Namun seiring berjalannya waktu peran buzzer tersebut mengalami pergeseran. Keterlibatan mereka dalam dunia politik mendapat konotasi negative dalam pandangan public karena kerap memproduksi konten-konten negative dimedia social. Buzzer politik ini selalu kita temui menjelang perayaan pesta demokrasi. Mereka menyebar fitnah, kebencian dan negativitas-negativitas lainnya.
Pendidikan Politik
Upaya pendidikan politik tidak lain sebagai upaya pemberian pemahaman, pencerahan akan tanggung jawab masyarakat dalam posisinya menghadapi pemilu. Dengan ini masyarakat diharapkan tidak lagi terjebak pada political fallacy.
Idealnya lembaga seperti partai politik yang memberikan pendidikan politik yang kemudian mampu menggerakan dan mensosialisasikan peran urgen masyarakat tidak malah menambah penderitaan masyarakat dengan cara melacurinya.
Pendidikan politik juga sebagai upaya memajukan proses demokrasi yang santun dan berbudaya dari semua individu dan masyarakat. Bahwa dalam situasi social politik itu penuh intrik dan konflik yang harus diketahui oleh seluruh elemen masyarakat. Orientasi pendidikan politik diarahkan pada demokratisasi setiap individu dan masyarakat bukan politisasi individu dan masyarakat.
Keberhasilan pendidikan politik ini akan ditandai dengan perubahan paradigma berfikir masyarakat terhadap politik bahwa politik itu adalah istrumen untuk mencapai kesejateraan memalui kebijakan. Dengan begitu banalitas politik atau proses pendangkalan politik yang didalamnya berbagai hal yang remeh temeh dan tidak esensial tidak terjadi lagi dalam wajah demokrasi indonesia.
Penulis : La Ode Muhammad Aril Masri (Plt. Ketua DPD KNPI Konawe Utara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H