Mohon tunggu...
Arik Ratna Wiyandani
Arik Ratna Wiyandani Mohon Tunggu... Guru - just ordinary human

easy going

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Penerapan Pembelajaran PJBL, Meningkatkan Kemampuan Kolaborasi Peserta Didik

21 Januari 2023   18:19 Diperbarui: 21 Januari 2023   19:51 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerapan Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Kolaborasi Peserta Didik Pada Materi Perbandingan Trigonometri Sinus Dengan Bantuan Aplikasi Geogebra

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah

Tantangan abad ke-21 ditandai dengan terjadinya percepatan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi serta tidak terdapatnya batas antar "ruang dan waktu" antar negara yang memunculkan adanya pasar bebas. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus siap menghasilkan generasi muda yang dibekali keterampilan abad ke-21.

Menurut Pebria dan Yosua (2020) dalam jurnal yang ditulisnya bahwa :

  • perkembangan pendidikan di Indonesia dalam memanfaatkan teknologi belum merata, hal ini disebabkan masih banyak wilayah di Indonesia yang tergolong sebagai wilayah terisolir
  • kompetensi guru dalam merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, namun pada kenyataannya banyak guru yang belum memenuhi atau mencapai kompetensi pedagogik.
  • Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran masih perlu terus ditingkatkan terkhusus dalam menguasai teknologi dan menggunakannya dalam pembelajaran.
  • penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat diwujudkan dengan mengembangkan media pembelajaran berbasis elektronik, pemanfaatan media sosial dalam kegiatan belajar mengajar, dan mengembangkan strategi pembelajaran dari atau bahkan memadukan pembelajaran daring dan luring (blended learning). 12)

Dalam setiap pembelajaran, hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar yang dapat digunakan untuk mengukur  kemajuan atau prestasi peserta didik selama masa tertentu. Setiap pendidik pasti berharap bahwa peserta didiknya memperoleh hasil yang maksimal, mampu menerima dan memahami materi yang disampaikan. Namun pada kenyataannya, sebagian besar peserta didik di kelas X IL 2 SMKN 2 Jember menunjukkan hasil belajar matematika yang belum maksimal, ditunjukkan dengan ketuntasan kelas 78%. 

Hal ini dikarenakan sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan untuk mengabstraksi permasalahan perbandingan trigonometri, sehingga peserta didik enggan belajar,  pasif dan tidak banyak peserta didik yang tertarik mempelajari materi perbandingan trigonometri.

Suciati (2022) memberikan informasi bahwa geogebra meningkatkan kemampuan: (1) kemampuan komunikasi matematis, (2) kemampuan pemahaman konsep matematis, (3) kemampuan penalaran matematis, (4) kemampuan pemecahan masalah matematis, dan (5) kemampuan koneksi matematis.

Geogebra merupakan perangkat lunak yang menggabungkan geometri, aljabar, dan  kalkulus. Salah satu kemampuan Geogebra dapat memvisualisasikan materi trigonometri, misalnya pada materi perbandingan trigonometri sinus, sehingga peserta didik dapat mengeksplorasi permasalahan yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri sinus yang sedang dipelajari. Sehingga penulis berkeinginan untuk berbagi hasil yang positif dengan rekan-rekan guru yang lain.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Trigonometri merupakan salah satu cabang matematika yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, bahkan di perguruan tinggi. Namun pada kenyatannya, materi trigonometri masih merupakan salah satu materi yang dianggap sulit bagi sebagian besar peserta didik. Dengan membagikan praktik baik ini, diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk rekan pendidik dalam menyampaikan materi perbandingan trigonometri sinus dan sebagai motivasi untuk rekan guru untuk memberikan layanan terbaik bagi peserta didik, karena pada hakekatnya, peserta didik berhak mendapatkan pendidik yang baik.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Sebagai pendidik yang profesional, maka salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi pedagogik. Dimana pendidik harus mampu membuat rancangan pembelajaran, seperti menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan model dan strategi pembelajaran yang didasarkan pada karakteristik peserta didik, membuat materi ajar yang bervariasi, LKPD, evaluasi, menyusun rancangan pembelajaran (RPP) serta melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan rancangan yang telah disusun.

Yang menjadi tantangan selama ini adalah :

  • Sarana dan prasarana yang masih terbatas, seperti penggunaan lab komputer yang masih belum bisa dilakukan setiap saat karena harus bergantian dengan kelas lainnya.
  • Aplikasi geogebra sebenarnya sudah dapat diaplikasikan melalui android, namun keterbatasan perangkat android peserta didik, sehingga aplikasi tidak dapat diinstal di perangkat mereka. Aplikasi Geogebra juga tersedia dalam bentuk online dan tidak berbayar, namun jaringan internet disekolah hanya ada pada spot-spot tertentu.
  • Kurangnya motivasi pendidik untuk mengikuti perkembangan aplikasi pendukung pembelajaran dan model-model  pembelajaran

Siapa saja yang terlibat ?

  • Pihak management sekolah perlu memikirkan dan mengusahakan penambahan perangkat pembelajaran yang berbasis TIK untuk mendukung generasi Z dalam belajar.
  • Pendidik, selama ini enggan untuk beranjak dari zona nyaman dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah. Faktanya,  seiring dengan perkembangan jaman, metode mengajar berubah seiring dengan berubahnya karakter peserta didik.
  • Teman sejawat/Observer

Untuk menghadapi tantangan tersebut, dilakukan kajian literatur, wawancara dengan pihak terkait untuk merumuskan solusi.

Langkah yang dilakukan :

  • Untuk mengatasi sarana dan prasarana yang terbatas, pendidik perlu menjadwalkan penggunaan lab komputer  satu atau dua kali dalam satu semester untuk pembelajaran matematika.
  • Keterbatasan perangkat yang mampu menginstal aplikasi ataupun keterbatasan jaringan internet dapat diatasi dengan pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil, sehingga pendidik bisa lebih mudah untuk berbagi perangkat untuk belajar bersama.
  • Seorang pendidik harus selalu mengikuti perkembangan model pembelajaran yang berkembang seiring dengan perkembangan ilmu kependidikan dan perkembangan karakter peserta didik. Banyak penelitian yang menyebutkan penggunaan model pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dan didukung dengan metode serta media interaktif akan menguatkan proses pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik dan merangsang peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Untuk itu perlu perencanaan pembelajaran yang matang agar tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik, diantaranya :
  • Membuat RPP dengan model PJBL didukung dengan metode diskusi kelompok
  • Membuat bahan ajar yang bervariasi (cetak, ebook)
  • Menggunakan media yang interaktif, seperti aplikasi geogebra untuk membelajarkan konsep perbandingan sinus

foto-dengan-geogebra-fix-63cbd0f8c835127576646b52.jpg
foto-dengan-geogebra-fix-63cbd0f8c835127576646b52.jpg
foto-membimbing-fix-63cbd1064addee39794e3562.jpg
foto-membimbing-fix-63cbd1064addee39794e3562.jpg
foto-presentasi-fix-63cbd122c8351275775557a3.jpg
foto-presentasi-fix-63cbd122c8351275775557a3.jpg
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini:
  • Laptop/gadget/smart TV
  • Aplikasi geogebra online
  • Slide PPT untuk menyampaikan materi
  • Video tutorial penggunaan geogebra untuk perbandingan trigonometri sinus
  • E-LKPD
  • Soal evaluasi akhir pembelajaran
  • Lembar Observasi peserta didik

Dampak :

  • Ketika peserta didik diminta untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil, terlihat bahwa sebagian besar lebih aktif dalam ikut serta memecahkan permasalahan yang diberikan.
  • Dengan menggunakan kelompok kecil, peserta didik dapat memanfaatkan tutor sebaya dengan lebih optimal dibandingkan dengan metode pembelajaran klasikal dalam kelas besar.
  • Dalam penyusunan LKPD, ketika permasalahan yang diberikan dekat dengan peserta didik, maka masing-masing peserta didik dapat lebih mudah memberikan masukan kepada kelompoknya untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan, dikarenakan mereka paham akan situasinya.
  • Penggunaan aplikasi geogebra memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik mengenai konsep-konsep perbandingan trigonometri sinus, sehingga konsep mudah dipahami dan peserta didik bersemangat untuk menyelesaikan permasalahan pada LKPD.
  • Pemberian apresiasi kepada peserta didik yang aktif berperan dalam pembelajaran juga memberikan dorongan kepada sebagian besar peserta didik untuk ikut berperan aktif dalam pembelajaran.
  • Dengan penilaian secara langsung pada saat pembelajaran itu juga, baik itu penilaian kelompok dan individu, memotivasi peserta didik untuk lebih memperhatikan materi yang disampaikan dan menyelesaikan tugas tepat waktu.
  • Ketika menyajikan hasil diskusi kelompok, masing-masing siswa memiliki kemampuan yang beragam dalam melakukan presentasi. Dan sebagian besar mengalami kesulitan dalam hal menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran-pembelajaran sebelumnya, pendidik kurang menerapkan pembelajaran yang terpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik belum terbiasa mengungkapkan pendapatnya di depan umum.

Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa?

Dari hasil penilaian evaluasi, dengan ketuntasan siswa 86% (5 siswa tidak tuntas dari 36 siswa), penerapan model pembelajaran PJBL dengan menggunakan media geogebra sebagai alat bantu pembelajaran dalam memahami konsep perbandingan trigonometri sinus dirasa sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta didik lebih bersemangat untuk memperhatikan materi, terutama ketika konsep dijelaskan dengan aplikasi Geogebra dan mereka juga dapat ikut menggunakan aplikasi tersebut.

nilai-perbandingan-sinus-fix-page-0001-63cbd1384addee430b2c1d02.jpg
nilai-perbandingan-sinus-fix-page-0001-63cbd1384addee430b2c1d02.jpg
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? 

Hasil wawancara dengan teman sejawat yang menjadi observer pada saat itu, memberikan tangapan positif terhadap proses pembelajaran yang terlaksana. Dengan menggunakan model pembelajaran PJBL peserta didik mampu berkolaborasi dengan baik. Dan dengan menggunakan aplikasi geogebra, peserta didik lebih termotivasi menyelesaikan permasalahan yang diberikan, hal ini dapat dilihat dari antusiame mereka untuk mencoba menggunakan aplikasi geogebra untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut ?

  • Untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan diperlukan perencanaan yang matang dengan memperhatikan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi yang akan disampaikan.
  • Penggunaan media pembelajaran yang sesuai menjadi penunjang utama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun